chapter 7

3.9K 330 21
                                    

Warning:typo bertebaran, alur maju mundur, gaje, dramatis,alur lambat.

Harap vote sebelum membaca 😊.

Chapter 7.

Suara kencang yg membengkakan telinga terus beralun malam ini. Jam sudah menunjukan pukul 10 malam. Sebagian orang lebih memilih beristirahat dari pada melakukan kegiatan lagi. Tapi berbeda dengan orang-orang berkantong tebal yang kini sedang berdansa di lantai dansa.

Sasuke sedari tadi memperhatikan mereka dengan malas, sesekali ia melirik sai yang berada di sebelahnya. Sai nampak sedang memperhatikan setiap orang yang kini sedang memesan minuman pada mereka.

Sasuke mengecek arlojinya, ia menghela nafasnya. Ingin sekali ia pulang dan memeluk Sakura, sungguh kini ia sedang sangat rindu pada Sakura walaupun ia baru sehari tidak bersama Sakura.

"Sai, kapan aku boleh pulang?" tanya Sasuke.

Sai menolehkan wajahnya pada Sasuke, ia tersenyum aneh.
"Sebentar lagi, tunggu bos datang dan memberikanmu gaji minggu ini." ujar Sai.

Sasuke tak menjawab, ia mendudukan dirinya di samping Sai. Tak lama Sai pergi tanpa izin padanya dan menghampiri seseorang. Sasuke menatap Sai aneh. Tapi seseorang menepuk bahunya.

"Sasuke, kenapa kau menatap Sai seperti itu? Kau suka padanya?" tanya seseorang main main.

Sasuke mendengus pelan, ia sedikit menegakkan badannya.

"Shika, kau tau adik Sai, tayuya?" tanya Sasuke.

Shikamaru mengangguk.
"Memangnya kenapa?"

"Kau tau dengan keadaannya? Tadi pagi aku melihatnya dengan kondisi-" ucapan Sasuke terhenti saat shikamaru memotong ucapannya.

"Babak belur hm? Apa kau tidak tau kabar itu?" tanya Shikamaru heran.

Sasuke menyeringitkan dahinya.
"Kabar apa maksudmu?" tanya Sasuke heran.

Shikamaru sedikit memperhatikan keadaan sekitar dan mendekatkan wajahnya pada Sasuke.

"Astaga, jangan menciumku!!" teriak Sasuke panik.

Shikamaru berdecak kesal.
"Siapa yang mau menciummu, aku akan membisikan sesuatu padamu." ucap Shikamaru datar.

Sasuke diam, ia mendekatkan kupingnya pada Shikamaru.
"Ayahku bilang, Ayah Sai itu seorang pria yang gemar mabuk." ujar Shikamaru memulai ceritanya.

Sasuke memperhatikan cerita Shikamaru dengan serius.
"Ayah Sai sering pulang dengan keadaan mabuk berat dan meracau tidak jelas. Kata ayahku setiap ayah Sai pulang, ia selalu memukuli ibu Sai dengan sadis. Sai selalu melihat itu, kau bisa bayangkan bukan bagaimana keadaan mereka saat itu?. Tapi saat malam itu, malam yang kelam bagi Sai dan Tayuya."

"Ayah Sai pulang dengan keadaan mabuk berat dan memukuli ibu Sai dengan sangat kasar, ia memukulinya dengan barang barang. Sepertinya memang ajal sudah menjemput, ibu sai tewas saat ayah Sai melemparnya dari lantai dua rumahnya. Ayahku yang melihatnya mencoba membawa ibu Sai ke rumah sakit. Tapi ibu sai tidak selamat saat itu."

"Tak mendapatkan pelampiasan kekerasannya, ayah Sai memukuli Sai juga dengan brutal. Kau tau saat kita kelas tujuh, Sai pernah tidak masuk sekolah saat itu. Itu karena luka pukulan ayahnya yang membuatnya sakit beberapa hari. Sebulan kemudian ayah Sai meninggal karena penyakit ginjal yang disebabkan karena terlalu banyak meminum minuman beralkohol. Dan..." Shikamaru menjeda ceritanya, ia menghela nafasnya.

"Sai mulai seperti ayahnya, karena ia hanya berdua dengan Tayuya, Sai mulai memukuli Tayuya sama seperti saat ayahnya memukuli ibunya. Kau tau bukan, seseorang akan tumbuh seperti bagaimana yang membesarkan. Sai meniru sikap ayahnya, kasar pada perempuan, mabuk-mabukan, berjudi. Dan aku lupa kapan, saat aku taruhan dengan Sai, ia menjadikan Tayuya sebagai bahan taruhannya. Saat itu aku menolak dan membiarkan Sai tidak membayar kekalahannya. Tapi salah seorang temanku juga pernah berjudi dengan Sai, dan Sai juga menjadikan Tayuya sebagai bahan taruhannya." ujar Shikamaru panjang.

Baru saja Shikamaru akan melanjutkan ceritanya, Sai sudah berdiri di samping mereka.

"Sasuke,ini gaji dari bos." ucap Sai sambil memberikan sebuah amplop berisi uang. Sasuke menerima itu dan mengambil tasnya.

"Shikamaru, aku pulang dulu. Besok saja kita lanjutkan ceritanya, Sakura sendirian di rumah. Aku harus pulang dan menemaninya." ujar Sasuke dan berlalu pergi.

Tapi tangannya dicekal oleh Shikamaru. Ia menatap shikamaru heran.

"Jangan sampai kau seperti Sai, Sasuke. Aku harap kau tidak seperti Sai." ucap Shikamaru.

Sasuke tidak mengerti apa yang dimaksud Shikamaru, tapi ia mengangguk saja dan berlaku pergi.

'Aku harap kau akan jauh lebih baik dari pada sai, sasuke. Aku harap.' batin Shikamaru.

***

Sasuke membuka pintu dengan pelan, ia mencari cari saklar lampu.

"Kau baru pulang heh?" tanya seseorang pada Sasuke.

Saat lampu sudah menyala, Sasuke dapat melihat orang yg bertanya padanya tadi.

Ia berdecak kesal.
"Ck, bukan urusanmu." balas Sasuke ketus.

Sasuke berjalan menuju kamarnya, dilihatnya Sakura yg tertidur dengan pulas. Ia lalu menghampiri Sakura dan mengecup keningnya.

Tatapan Sasuke beralih pada Neji, ia mendekatkan dirinya pada Neji. Dan mengendus pakaian Neji.

"Kau memakai parfum ku?!" hanya Sasuke tak percaya.

Neji menggedikan bahunya.
"Sakura tidak bisa tidur jika tidak mencium baumu, makanya aku memakai parfummu agar bauku sama seperti baumu." Jawa Neji.

Sasuke berdecih, ia kembali ke kamarnya dan mengganti baju.

"Kau pulanglah, sudah tidak ku butuhkan lagi disini." usir Sasuke pada Neji.

Neji mengerikan bahunya, ua lalu berlalu keluar dan kembali kerumahnya.

Sedangkan di dalam kamar, Sasuke mengusap lembut rambut Sakura. Mengusap kepala itu sengan penuh kasih sayang.

"Bagaimana kabarmu hm? Kau baik-baik saja bukan?" tanya Sasuke walaupun ia tau tidak akan di jawab oleh Sakura yang sedang tertidur.

Ia mengusap wajah Sakura dengan senyumannya, mengusap mata, hidung dan terakhir di bibir Sakura yang mengoda itu.

Sasuke meneguk ludahnya, betapa ia tergoda dengan bibir manis Sakura yang seakan membuatnya candu.

Ia mendekatkan wajahnya pada Sakura dan mencium bibir itu dalam. Berkali-kali hingga membuat Sakura menggeliat dalam tidurnya. Sasuke tanpa menghiraukan itu terus saja mencium bibir Sakura hingga suara dering ponselnya berbunyi dan membuatnya menghentikan ciumannya.

Dilihatnya nama dari si penelpon itu, dan mengangkatnya saat melihat nama yg terpampang di sana adalah 'Itachi-nii'.

"Hn?" jawab Sasuke.

"Sasuke, bisakah besok setelah pulang sekolah kau ke mansion Uchiha?" tanya Itachi dari sebrang sana.

Sasuke menyeringitkan dahinya.
"Memangnya ada apa?" tanya Sasuke heran.

"Ada sesuatu yang perlu di bicarakan, sekalian kau bawa Sakura juga bersamamu. Ini menyangkut keluarga Sakura." jawab Itachi.

Sasuke sedikit menautkan alisnya.
"Baiklah, besok setelah pulang sekolah aku dan Sakura kesana." balas Sasuke.

"Baiklah, oyasumi."

"Hn, oyasumi "

Tut.

Sasuke mematikan teleponnya, ia lalu menyusul Sakura ke alam mimpinya.

Tanpa mereka tau, seseorang akan membuat mereka terpisah sebentar lagi.

Seseorang dari masa lalu akan kembali dan mengambil apa yang seharusnya tidak mereka miliki. Mengambil hal mliknya kembali.

Tbc.

Hai maaf semakin ke sini semakin gaje, sekali lagi aku bakal tanya.

Next or deleted?

Next? 120+🌟 .

Terimakasih sudah mau baca dan vote ya 😊😊 see you 😘😘

Maaf kalau banyak typo dan gaje parahnya.

woundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang