Bagian Dua

343 18 0
                                    

Seperti kesepakatan sebelumnya, mereka berempat akan membeli peralatan mendaki bersama-sama. Keesokan harinya mereka pun berangkat membeli peralatan camping.

Setelah menyampaikan surat izin kepada orang tua masing-masing yang dapat persetujuan dari orang tua, mereka semua di beri nasihat agar ketika mendaki nanti taknlupa bawa banyak makan juga obat-obat.

Dan disinilah mereka berempat, di salah satu toko baju yang menyediakan peralatan camping.

"Lo mau beli apa, Pop?" tanya Bisma pada teman kelasnya itu.

"Gue mau beli jaket buat nanti. Sama kupluk juga sarung tangan." ujar Poppy melihat-lihat toko ini yang tak begitu ramai.

"Kak Bisma, udah pilih carrier tidak?" Fiqri membuat Bisma teringat jika ia sampai lupa tas ransel itu.

Setelahnya dua remaja cowok itu ke rak yang menyediakan berbagai jenis carrier atau tas gunung. Menyisahkan Poppy yang memilih jaket tebal.

"Lo udah pilih jaketnya?" Cakra rupanya berada di sampingnya.

Poppy menoleh. "Hm, udah. Lo sendiri Kak udah?"

" Gue cuma mau beli kupluk sama sarung tangan. Lo ada matras kan?"

"Ada kok. Tenang aja, lengkap."

"Baguslah."

Setelahnya mereka berdua memilih sarung tangan juga kupluk.

30 menit kemudian. Mereka berempat selesai memilih perlengkapan mendaki nanti dan segera ke kasir untuk membayar.
Tenang, mereka semua membayar pakai uang sekolah. Inilah enaknya mengikuti acara tahunan ini, selain karena mendapat pengalaman, juga semua fasilitas di biayai oleh pihak sekolah.

"Lo ada tenda kan? Kita nanti bertiga, dan Poppy sendiri." kata Cakra begitu mereka keluar dari toko tersebut.

"Yaiyalah gue sendiri, ah ogeb lo, kak!" ketus Poppy menatap jengah pada Cakra.

Cakra hanya menggaruk lehernya menahan malu. Sedangkan Fiqri juga Bisma tertawa.

Mereka tak langsung pulang, katanya mumpung lagi di Mall tak ada salahnya jalan-jalan dulu.

"Kak, gue laper njir!" gerutu Fiqri memelas.

"Eh bocah, lo dikit-dikit laper mulu!" sahut Bisma.

"Namanya juga manusia, ya gue laper lah! Emang gue dewa yang ngga laper?!"

"Wah lo songong ya, berani sama gue?" Bisma tak terima.

Cepat-cepat Cakra menegahi kedua asik kelasnya itu agar tak terjadi pentengkaran. Lagipula mereka sedang di Mall, dan orang-orang melihat kearah mereka.

"Kalian berdua kalau mau bertengkar jangan di sini, tapi di hutan. Tuh orang pada lihatin kita." tegur Cakra.

"Dia deluan Kak." sahut Bisma sewot menunjuk Fiqri yang berada disamping Poppy.

"Gue cuma bilang laper ya!" protes Fiqri tak terima.

"Udah-udah kalian berdua berisik, tau nga?!" teriak Poppy yang daritadi hanya diam.

Seketika kedua cowok itu pun diam.

"Kalau lapar yaudah kita ke MCD makan! Susah amat!" keluhnya berjalan deluan meninggalkan ketiga cowok tadi.

"Eh Pop, tungguin gue!" Cakra berlari menyusulnya.

"Yah main tinggalin. Tungguin gue, kak!" sahut Bisma mengejar teman juga kakak kelasnya.

"Ribet banget. Jalan santai aja kellues." ketus Fiqri yang di tinggalkan sendri oleh kakak kelasnya. Namun ia tetap mengekor dari belakang, berjalan santai.

🗻🗻🗻

Malam harinya di rumah masing-masing siswa itu mereka menyiapkan perlengkapan mereka di kamar masing-masing.

Setelah selesai, Cakra melakukan video call ke adik kelas mereka semua.
"Kalian udah nyusun semua peralatan di tas carrier kan?" Cakra melihat wajah mereka yang menampilkan berbeda-beda. Poppy biasa saja, beda dengan Bisma dan Fiqri karena mereka baru pertama kali mengikuti ini.

"Kak gue bawa celana dalam berapa?" dengan polosnya Fiqri bertanya hal keramat tersebut pada Cakra. Apa dia tidak tahu jika masih ada cewek di sana?

"Lo jorok banget sih Fiq." ketus Poppy memasang wajah jijik.

"Gue nanya Kak Poppy. Lagian lo juga pasti tau kan?" tanyanya lagi.

"Buset... Ni anak ngga tau sopan santun kali ya?" kata Bisma.

"Kalian bawa pakaian seperlunya aja, tapi ingat jangan terlalu banyak. Paling ngga sediain 2 pasang aja." kata Cakra.

Yang lain hanya menangguk mengiyakan.

"Jadi besok kita bakalan pergi naik angkutan umum gitu?" kata Bisma lagi

Cakra mengangguk mengiyakan. "Iya kita harus irit lagian kita bersyukur kan biaya di tanggung pihak sekolah."

"Tapi gue takut, Kak. Menurut informasi yang gue baca di mbah google, di pos tiga dan pos empat itu angker!" Fiqri memasang wajah ngeri.
"Ah cemen lo! Gitu aja takut!" sahut Bisma.

"Kalau udah di sana lo juga pasti bakalan takut! Lihat aja besok!" protes Fiqri.

"Setiap gunung kan begitu. Intinya jangan terlalu mensugesti diri kalian. Kalian kan manusia, mahkluk sempurna. Ngga kayak mereka." ujar Cakra.

"Bener tuh." sambung Poppy.

"Yaudah kalian istirahat. Siap-siapin tenaga selama perjalanan nanti. Ingat kalian harus tetap jaga kesehatan juga makan makanan yang bergizi." Cakra mengingatkan kembali adik kelasnya.

"Siap, Kapten!" seru mereka sebelum mengakhiri sambungan telepon.

Cakra menghela napas.

Ia menatap langit-langit kamarnya.

Ini akan menjadi pengalaman mendaki yang ketiga kali buatnya. Ia sudah berapa kali mendaki gunung Bawakaraeng, tapi selama tiga kali itu pula, ia tak pernah bosan. Baginya gunung yang sering kali di sebut dengan 'Mulut Tuhan' itu sangatlah Indah.

Apalagi pemandangan jika sunrise juga sunset. Itu sangat-sangat mengangumkan.

Sungguh ciptaan Tuhan benar-benar Indah. Indonesia yang kaya akan pemandangan Indahnya.

🗻🗻🗻🗻

Double UP wkwk😂

Iya ini lagi semangat nulisnya. Ini cerpen jadi tinggal 2 Part atau 3 part bakalan tamat.

Jadi selamat menikmati. Semoga suka ya😊😊

Jangan lupa voments nya kawan. Klik ☆ di pojok kiri bawah.

Follow IG :
@alfionitaviny
@hujan_rinai

Regards.

-Fin-

18 Agustus 2018

Ketinggian 2.830 MdplTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang