Bagian Ketiga

311 21 0
                                    

Kamis, 16 Agustus 2018, pukul 06.30 a.m-WITA.

Mereka berempat memutuskan berkumpul di sekolah, yaitu SMA Negeri 16 Makassar. Anak-anak yang melihat mereka sangat antusias dan juga kagum sebab, hanya orang yang dipilih ikut serta dalam acara tahunan ini, juga karena orang-orang yang diyakini memiliki fisik kuat.

"Jadi lo semua udah pada bawa barang-barang yang di butuh kan?" Cakra menatap satu persatu adik kelasnya yang sudah siap dengan tas carrier masing-masing dipunggungnya.

"Siap, Kak!" teriak mereka semua.

"Baiklah kalau begitu sekarang kita bakalan cari angkutan umum ke Gowa. Baru setelah itu kita sambung lagi dengan angkutan umum selanjutnya yang menuju ke Malino." papar Cakra.

Bisma mengangkat tangan.

"Maksudnya kita berangkat bukan diantar sama pihak sekolah?"

Cakra mengangguk.

"Hm. Kita di ajar untuk mandiri. Agar lebih terasa lagi perjalanan kita."

"Yahh... Kak, capek dong. Kenapa ngga diantar aja sih?" Fiqri mengerucutkan bibirnya.

"Jangan manja. Lo bukan cewek!" ujar Poppy sarkastis.

Fiqri semakin mengerucutkan bibirnya. Bisma tertawa dan menjulurkan lidah mengejek juniornya itu.

Setelah berunding memastikan sekali lagi perlengkapan mereka tak ada yang terlewat, mereka semua salim pada guru-guru juga kepala sekolah. Mereka semua mendoakan agar siswa mereka akan sampai dengan selamat, tak ada kekurangan satupun.

Keempat siswa tersebut beranjak dari sekolah, berjalan sedikit sampai tempat pengambilan angkutan umum, tepatnya persis depan RS. Plamonia.

🗻🗻🗻

Angkutan umum berwarna merah bertujuan Gowa mereka naiki.

"Pak, ke Sungguminasa." ujar Cakra pada pak sopir. Pria paruh baya itu mengangguk mengiyakan.

"Duh panas banget, njir. Ngga ada AC apa?" celetuk Fiqri mengibas-ngibaskan tangannya sebagai kipas.

"Eh lo kalau mau AC pake mobil! Ini itu bukan mobil lo! Ini cuma angkutan umum! Yang ada itu AC alami! ANGIN CEPOI-CEPOI!" sahut Bisma panjang lebar.

Jengah dengan tingkah laku adik kelasnya itu yang seperti cewek. Poppy saja yang cewek hanya duduk diam dengan mengunyah permen karet di mulutnya. Dan Cakra disampingnya yang juga diam mengamati jalanan yang pagi hari ini lumayan padat.

"Ya siapa tau gitu kan angkutan umum juga di kasih AC supaya penumpangnya ngga kepanasan."

"Entar lo yang bikin angkutan umum yang kayak gitu! Ah bodo! Capek ladenin lo! Yang ada gue emosi terus!" Bisma menatap malas pada cowok disampingnya.

"Siapa juga yang suruh lo ladenin gue? Lo kayak cewek lagi PMS, tau ngga!"

"BOMAT!" ketus Bisma. Mereka berdua saling buang pandang.

Cakra dan Poppy yang melihat adu mulut mereka hanya bisa menggeleng kepala. Pak supir juga penumpang lainnya tertawa menanggapi pertengkaran mereka berdua.

🗻🗻🗻

30 menit kemudian.

Mereka turun di perempatan  Sungguminasa. Dari sini mereka kembali mencari angkutan umum yang biasanya digunakan para pendaki ke Malino.

"Mana sih angkutan umumnya!" gerutu Fiqri.

"Sabar, bentar lagi juga ada kok. Para angkutan umum udah hafal kalau ada pendaki yang mau ke sana." tutur Cakra. Mereka semua hanya mengangguk dan menunggu.

Ketinggian 2.830 MdplTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang