Chapter 1 : Aku dan Dia

2.4K 66 0
                                    

.
.
.
.

Aku memasuki kamar . Hari ini sungguh melelahkan karena aktifitas di kampusku yang sangat padat. Aku melirik jam di tanganku, sudah waktunya makan siang.

Aku bergegas mengganti pakaian dan menutup jendela. Aku menuruni tangga menuju kantin tempatku biasa makan siang. Sungguh melelahkan.

Ku tatap setiap menu makan siang yang tersedia, selera makanku langsung menguap entah kemana. Makanan ini sungguh membosankan. Aku keluar dari kantin dan menuju kios di perumahanku. Ku lirik roti yang ada di situ. Rasanya mungkin lebih baik jika aku memakan roti ini daripada makanan di kantin.

Aku membeli beberapa buah roti dan minuman dingin. Aku bergegas kembali ke kos. Aku membuka pintu kamar kos dan memasukinya. Ada orang di dalam.

Reynhart.

Pria tampan itu menatapku dan tersenyum. Senyuman yang mampu menguapkan semua rasa lelah dan laparku. Aku membalas senyumannya dan mengunci pintuku. Jangan tanya bagaimana dia bisa masuk ke kamarku, itu keahliannya.

Dia bisa muncul dimanapun tanpa pemberitahuan. Temanku. Kekasihku. Hantuku. Ya. Reynhart adalah hantu.

Namun, aku tidak pernah suka dengan sebutan itu, karena membuat diriku kedengaran mistis.

Aku suka menyebutnya malaikatku. Malaikat yang hadir untuk menjadi teman disaat aku kesepian dan tak berdaya. Dia duduk diatas tempat tidurku dan membaca novel-novelku. Tatapannya menghujamku ketika aku mulai memakan roti yang baru saja ku beli tadi.

" Roti lagi ? ", tanyanya. Aku hanya mengangguk. Aku tahu maksud dari pertanyaan itu. Dia selalu memarahiku ketika makan siang ku berubah menjadi roti.

" Tidak bisakah siang ini kamu makan makanan yang layak ? ", tanyanya lagi dengan nada yang ketus.

" Roti juga makanan yang layak !", balasku.

" Aku tidak pernah tahu kalau roti adalah makanan yang layak untuk dijadikan makan siang! ", sergahnya.

" Cukup hari ini saja Rey biarkan aku makan dengan tenang. Makan di kantin itu membuat selera makanku menguap ", aku memelas padanya. Dia hanya menatapku dan akhirnya kembali sibuk dengan bacaannya.

Aku menatapnya. Entah kenapa dia selalu mengalah daripadaku.

" Lanjutkan makanmu dan berhenti menatapku! Aku bukan makanan!", katanya sambil tersenyum.

Seandainya dia manusia aku yakin akan ada banyak wanita yang merasa iri padaku saat ini. Karena dia adalah pria tertampan dan perhatian melebihi semua pria yang pernah kutemui hingga saat ini.

Aku segera menyelesaikan makanku dan mendekat padanya. Ia menatapku dengan tatapan yang mampu membuat wanita cantik manapun bertekut lutut padanya. Wajahku memanas.

" Mengapa menatapku seperti itu?", tanyaku gugup.

" Istirahatlah. Kau pasti lelah dengan kuliahmu hari ini. Aku lihat kau banyak menguap di kampus hari ini. Kau pasti lelah. Tidurlah", katanya sambil tersenyum.
Aku mengangguk. Ku baringkan tubuhku di tempat tidur. Rasanya memang sangat melelahkan hari ini. Seandainya dia manusia entah apa aku bisa tidur dengan nyenyak saat ini. Aku tersenyum dan akhirnya tertidur.

Aku menatap kesekitar kamarku. Rey sudah hilang entah kemana. Anak itu selalu menghilang ketika aku tertidur. Aku mengecek hp ku, entah dimana aku meletakkannya tadi. Aku memang tipikal manusia yang sangat pelupa untuk urusan barang, tapi kalau urusan kesalahan orang aku termasuk yang suka mengingatnya di dalam hati.

Akhirnya kutemukan hpku. Ada di dalam tas karena selepas pulang dari kampus aku belum menyentuhnya sedikitpun. Ada beberapa pesan Wa dari Audi dan Christin. Mereka sepertinya sedang kesal karena aku belum membalas satupun pesan mereka. Aku hanya tersenyum. Padahal jarak kos-an ku dan Chritin cuma beberapa langka kaki tapi untuk datang ke kosku saja dia sangat malas. Audi berbeda. Kos-annya berbeda blok dengan kos-an ku. Satu lagi pesan masuk. Christin.

My Ghost BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang