.
.
.
.
Alarm di samping tempat tidur membangunkanku dengan bunyinya yang nyaring.Pukul 08 pagi.
Ah aku ada kuliah 2 jam lagi. Haruskah aku bangun atau melanjutkan tidurku ? Kulirik sekitar kamarku.
Kosong.
Pagi yang indah tanpa omelan dari Rey karena belum turun dari tempat tidur saat alarm telah berbunyi.
Rey selalu menjadi alarm kedua setelah aku mengabaikan alarm nyataku.Tidak seperti biasanya dia tidak muncul di pagi hari untuk mengingatkanku ke kampus.
Aneh.
Aku berusaha bangun dari tempat tidurku dengan malas. Rasa kantuk masih menyelimutiku. Gaya gravitasi tempat tidur memang selalu yang terbesar.
Lorong kamar kos terasa kosong. Belum ada yang berkeliaran di jam segini. Atau aku yang bangun kesiangan dan mereka sudah ke kampus ? Entahlah. Bukan urusanku. Lagian hari ini jadwal kuliah di fakultas lain jadi aku tidak boleh terlambat. Ruangan dapur juga sangat sepi.
Ah kemana anak-anak kos ini, tidak seperti biasanya mereka menghilang pagi-pagi begini. Keselesaiakan urusan kamar mandi dengan cepat. Hari ini tidak boleh terlambat. Selesai berganti, hpku berbunyi.Sebuah pesan.
" Ke kos gua sekarang atau gua tinggalin naik mikro lo ? Nggak pake lama". Itu pesan dari Christin.
" Otw kos lo." balasku gesit.
Ku ambil tas dan memasukan beberapa buku yang entah itu buku apa. Aku memang suka menggabung banyak catatan kuliah dalam sebuah buku. Aku bukan manusia yang teratur.
Rey belum muncul juga sampai jam segini, entah mengapa rasanya ada yang mengganjal di hatiku.
Kampus hari ini masih biasa saja. Hari ini bukan kuliah di fakultasku, karena ini mata kuliah umum dan dosen pengajarnya adalah dosen fakultas Ilmu Sosial. Ilmu filsafat. Entah apa yang di katakan dosen itu, semuanya buyar.
Hanya di menit-menit pertama aku dapat mendengarkan apa yang di katakannya, namun di menit-menit terakhir rasa bosan sudah menghantuiku. Dan aku berakhir dengan tidur di bangku paling belakang hingga kuliah berakhir.Kuliah bubar setelah satu jam dosen itu berceloteh panjang lebar. Aku menuruni tangga menuju tempat parkiran.
Langkahku terhenti setelah sebuah objek lewat di depanku dengan santainya. Tatapanku mengikutinya. Seperti orang yang ku kenal. Rey. Tidak. Dia mahasiswa di kampus ini. Gayanya menunjukkan dia seorang mahasiswa disini karena membawa tas dan beberapa buku tebal yang mampu membunuh penjahat. Aku mengejarnya. Dia sudah menaiki tangga menuju lantai dua dengan santainya. Aku mendekatinya dan tanpa sadar menyentuh lengannya.
" Rey ? Ngapain kamu disini ? " tanyaku dengan bingung. Pria itu masih menatapku dengan tatapan aneh. Seperti tatapan Rey. Mata itu. Senyuman dan ekspresi itu. Semua itu persis milik Rey.
" Maaf nona ! Apa aku mengenalmu ?" tanyanya penuh selidik. Aku terdiam. Dia bukan Rey. Tapi mereka seperti orang yang sama.
" Nona ? Kau baik-baik saja? Majahmu pucat. Mau ku antarkan ke uks ?" tanyanya lagi menghancurkan pikiran yang berkeliaran di otakku.
" Ah maafkan aku. Aku pikir kau orang yang ku kenal. Ternyata aku salah. Maaf sudah mengganggumu." kataku sambil tertunduk. Aku lalu berpaling dan menuruni tangga. Tapi kemudian ada suara memanggilku.
" Nona ?? Boleh tau siapa namamu ??" tanya pria yang tadi.
" Alexandra! Panggil Sandra saja !" kataku setengah berteriak dan berlalu darinya.
" Aku stefano! Stefano ant.." katanya sambil berteriak.
Aku tidak bisa mendengarkan nama terakhirnya karna suara ribut dari mahasiswa yang sedang berdebat di dekatku. Aku hanya membuat bentuk ok dengan tanganku dan cepat-cepat menuju parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ghost Boyfriend
RomanceKehidupan Alexandra berubah total ketika seorang hantu tampan bernama Rey masuk kedalam hidupnya ?