"Kau sedang apa?" Sapa seorang tiba-tiba dari balik tubuh Hyunhi.
Hyunhi berbalik dengan tangan masih membekap mulut Donghae. Sialnya ekspresi bodohnya benar-benar tidak bisa dikendalikan saat menemukan sosok Kyuhyun berdiri dengan wajah penasaran. Buru-buru dia berbalik penuh, mengambil satu langkah maju menjauhi Donghae dengan logat tubuh dan kepala kebingungan bukan main.
"Ku tanya kau sedang apa?" Tanya Kyuhyun lagi dengan nada mulai serius.
"Ak – "
"Kami sedang membicarakan sesuatu." Jawab Donghae membungkam ucapan Hyunhi yang belum selesai. Pria itu juga menghampiri Hyunhi, merangkuh bahunya sambil memasang wajah cerah selayaknya teman akrab pada umumnya. "Sepertinya aku salah bicara, hingga Hyunhi membekap mulutku. Oh, ngomong-ngomong ada apa? Gyu?"
Hyunhi melotot kearah Donghae dan bersiap memaki pria itu, tapi tangan Donghae yang berada di pundaknya lebih dahulu berpindah ke mulutnya untuk membungkam.
"Namaku Cho Kyuhyun jika kau ingin tahu, bukan Gyu." Jawab Kyuhyun membenahi panggilan Donghae padanya. Donghae hanya menganggukkan kepala saja dengan wajah tak perduli. "Aku tidak akan bertanya jika saja kalian tidak berbicara di tempat yang tidak semestinya. Toilet bukan seperti café yang biasa di gunakan untuk menghabiskan waktu berdua dengan berbincang. Toilet di gunakan untuk buang air kecil dan besar. Tadinya aku pikir kalian juga akan menggunakan toilet untuk tempat bermesraan."
"Apa!" Itu suara Hyunhi. Dia baru saja bisa melapaskan bungkaman tangan Donghae dari mulutnya. "Ya! Kau pikir kam – " Lagi, tangan Donghae kembali menutup mulutnya.
"Oke, aku mengerti dengan ucapanmu. Maaf melakukan hal tidak pantas di tempat yang tidak semestinya." Donghae mendorong tubuh Hyunhi dengan tangan masih membungkam rapat mulut Hyunhi yang saat ini meronta. Sebelum benar-benar meninggalkan Kyuhyun, Donghae menghentikan langkah dan menatap Kyuhyun dengan tatapan yang tidak biasa. "Aku ingin sedikit menasehatimu."
Kyuhyun diam saja, dia malah tidak terlalu memperhatikan Donghae yang berada di depannya. Dia malah sibuk dengan Hyunhi yang saat ini menjadi pusat perhatiannya karena Donghae memperlakukannya demikian.
"Mungkin seleramu dalam memilih kekasih terlalu tinggi hingga Hyunhi yang jelas-jelas mencintaimu hingga berani menciummu di atap loteng sekolah pun rela menghilangkan egonya demi menyatakan perasaannya padamu. Tapi lihat yang kau lakukan? Kau bahkan diam saja dan menganggap semua itu tidak pernah terjadi." Kyuhyun baru memperhatikan Donghae ketika topik ciumannya dengan Hyunhi di bahas oleh pria itu tapi dia tetap tidak mengeluarkan sepatah katapun.
"Jika kau menolaknya tolong katakan secara baik-baik tanpa menyakiti hati, katakan maaf atau sedikit alasan untuk basa-basi. Menurutku itu lebih terdengar sopan dan manusiawi. Jika yang kau lakukan hanya diam saja berarti ka – "
"Kau bisa katakan apapun tentangku. Mereka yang mengejarku dan aku tidak perlu – "
"Bagus! Hyunhi kau dengar 'kan? Dia tidak perduli denganmu, jadi mulai hari ini kita meresmikan hari jadi kita! Cho Gyu? Oh, maaf, Kyu maksudku. Jangan menyesal menyia-nyiakan wanita ini untukku! Terimakasih!" Setelah mengatakan hal itu pada Kyuhyun, Donghae pergi sambil menyeret Hyunhi yang masih dibekap dengan tangannya. Tak lupa juga dia berteriak di sepanjang koridor jika hari ini dia dan Hyunhi resmi berpacaran.
***
Hyunhi tahu hari ini adalah hari terburuknya. Menjadi topik perbincangan satu sekolahan karena perbuatan Donghae tentulah menjadi hal yang tidak mengenakkan. Dimana pun dia berada, dia akan selalu menjadi sorotan dan gunjingan tajam. Mungkin karena hari ini adalah hari pertamanya menjadi pusat perhatian, esok hari pastinya akan banyak jebakan yang telah di siapkan oleh siswi lain yang membencinya. Atau mungkin juga pulang sekolah nanti? Akh, entahlah yang jelas bukan itu yang ada didalam kepalanya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Love 봄인가 봐
Fiksi PenggemarAku mencintaimu seperti musim semi yang selalu datang setelah musim dingin, menjanjikan kehangatan dan keindahan yang menyejukkan jiwa. Satu hal yang pasti, musim semi adalah simbol cintaku yang tak pernah ingkar.