Hyunhi mengusap perutnya yang terasa sakit. Tamu bulanannya datang di saat yang tidak tepat dan dia melupakan obat penghilang rasa nyerinya di rumah. Ponsel dan dompetnya pun ia tinggalkan di meja bersama Ahra dan Kyuhyun. Jadilah dia seperti orang bodoh yang hanya bisa duduk diatas closet dengan bermodalkan doa saja. Berharap Kyuhyun atau Ahra menyadari sesuatu tentangnya.
Saat ini hanya itu yang ia pikirkan sebelum meminta bantuan orang lain yang masuk kedalam toilet ini. Pasalnya dia benar-benar tidak bisa berbuat banyak, perutnya terlalu sakit walau hanya berjalan saja. Dia juga membutuhkan peralatan perangnya saat ini. Benda panjang berukururan kira-kira tiga puluh cm untuk hari pertama dan kedua yang memiliki sayap. Akh, tanpa di perjelas pun kaum wanita mana yang tidak tahu peralatan perangnya sendiri saat menstruasi?
Rasa nyerinya bertambah kian kuat. Dia mungkin salah satu dari sekian banyaknya wanita yang sakit ketika tamu bulanannya datang. Dia juga pernah pingsan karena hal seperti ini, demam dan sakit kepala bukan main, ditambah dengan suhu udara yang seperti menipis hingga membuatnya menggigil kedinginan tapi malah keringatnya keluar sampai bercucuran. Dia ingat kejadian itu saat dia duduk di bangku sekolah pertama setelah lulus dari sekolah dasar.
Sampai kedua orang tuanya hawatir dan memutuskan untuk di bawa ke rumah sakit. Hasilnya? Dokter berkata jika dia baik-baik saja dan keadaan seperti itu normal untuk wanita yang menginjak fase pubertas. Hanya saja mungkin peluruhan yang terjadi pada tubuhnya terlalu berlebihan dan akan menghilang dengan seiring berjalannya waktu di tahap-tahap berikutnya setiap kali dia mendapat tamu bulananya. Dokter hanya memberinya Vitamin sekaligus penghilang rasa nyeri dan sialnya obat itu tidak ia bawa!
Seperti kata pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sama halnya dengan dirinya sekarang sudah sakit perut karena tamu bulanannya datang dia juga harus siap menanggung malu karena tanpa di sengaja dia sudah mengotori gaun rancangan Ahra dengan noda darah di bagian bokongnya. Ya Tuhan, Hyunhi apa sih yang tidak sial di tanganmu?
Gaun berbahan satin berwarna biru dengan rancangan mewah khas butik Ahra itu kini sudah tidak memiliki kharisma lagi karena warna merah pekat pada bagian belakangnya. Terlihat jelas jika itu bukanlah tumpahan minuman dengan warna merah biasa atau bahkan warna merah wine sekalipun. Jelas itu noda darah. Darah dari menstruasinya.
Suara ketukan pintu dengan irama tak sabar terdengar dari luar, di ikuti dengan omelan kekesalan setelahnya. “Hey! Memangnya kau saja yang membutuhkan toilet, hah? Kami di sini mengantri sejak tadi! Cepat keluar!”
Dengan terburu Hyunhi membenahi dirinya termasuk mengurus masalah besar tentang gaunnya yang kotor. Gaun itu bukannya bersih dengan bilasan air malah terlihat rusak sementara kini bukan satu dua orang saja yang menggedor pintu toiletnya. “I – iya, aku akan keluar sebentar lagi.”
Ketika di hadapkan dengan cacian oleh pengguna toilet lain yang bisa ia lakukan hanya menundukkan kepala sambil merapat pada dinding dengan punggungnya dan mulai mengambil langkah pelan untuk keluar dari toilet sesegera mungkin. Sekarang dia mulai sadar satu hal, tidak ada bedanya dia dengan Young Do teman satu sekolah dasarnya yang ketahuan buang air besar di dalam celana dalam. Menyesal rasanya pernah mengejek Young Do saat itu karena saat ini dia merasakan sakitnya di ejek satu kelas. Dalam kasusnya mungkin ini omelan dan cacian tadi.
Keluar dari toilet dengan susah payah karena malu sambil menahan sakit di bagian perut bawahnya, Hyunhi di kejutkan dengan kehadiaran Kyuhyun yang terlihat bersandar tenang tak jauh dari toilet wanita. Entah sadar atau apa dengan kehadirannya saat itu hingga ketika dia baru menyadari keberadaan Kyuhyun pria itu menoleh kearahnya.
Mungkin Kyuhyun akan mengomel panjang lebar setelah sadar jika dia memang telah lama meninggalkannya berdua dengan Ahra tapi entah mengapa saat mendekat dan melihat dengan jelas bagaimana keadaan terburuknya saat ini, raut wajah Kyuhyun langsung berubah. Pria itu langsung mengulurkan tangan padanya, Hyunhi langsung menolaknya dengan gelengan kepala. Dia tidak sanggup untuk gaunnya yang akan terlihat kotor, itu akan mempermalukan Kyuhyun yang akan membawanya. Jadi yang di lakukannya saat ini hanya merapat pada dinding untuk menutupi noda darahnya sambil menundukkan kepala dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Spring Love 봄인가 봐
Hayran KurguAku mencintaimu seperti musim semi yang selalu datang setelah musim dingin, menjanjikan kehangatan dan keindahan yang menyejukkan jiwa. Satu hal yang pasti, musim semi adalah simbol cintaku yang tak pernah ingkar.