Kita pernah menjadi asing, enggan menegur sapa atau sekadar saling tatap muka
Tiada sepatah kata terucap tatkala berpapasan tak sengaja, hanyalah hening diiringi debaran jantung yang kian meningkat tiap detiknya
Jemari-jemari indah nan lembut yang dulu pernah ku genggam kini hanya bisa ku pandang
Dikala rindu datang menyerbu, serasa bodoh karena tak tahu kemana titik temu berlabuh
Senja yang selalu tampak cerah kini hilang warna seakan meratap pergi para penikmatnya
Sungguh ironi kita yang pernah berbagi suka duka, dikerumuni banyak canda tawa, seolah mengelak dan berupaya meyakinkan waktu kalau kita hanya sebatas ejaan aksara dalam sebuah masa
KAMU SEDANG MEMBACA
Aksara Jingga
PoetryRasa yang menyeruak di tiap senja, dibubuhi sedikit makna lalu menjelma untaian kata.