Kalian tahu rasanya luka yang ditetesi jeruk nipis?
Aku yakin kalian tidak pernah merasakannya. Tapi aku pernah, dulu saat aku masih bocah polos, tanpa sengaja aku menggiris tanganku dengan pisau dan karena rasa penasaran unfaedah yang menyerangku, aku meneteskan setetes lemon di atas lukaku.
Rasanya luar biasa menyakitkan. Aku kira perumpamaan di novel-novel yang sering ku baca saat itu hanya melebih-lebihkan saja.
Ternyata sakitnya minta ampun.
Dan sekarang aku merasakan rasa sakit itu, hanya saja sakit yang ku rasakan berkali-kali lipat lebih sakit dari yang pernah ku rasakan dulu.
Nafasku memberat saat netraku merekam interaksi manis diantara mereka.
Bagaimana Sasuke menggenggam erat tangan Hinata, bagaimana senyum hangat itu tersungging lebar di wajahnya, bagaimana obsidiannya berbinar hangat.
Aku seharusnya tidak punya hak sedikitpun untuk cemburu.
Siapa aku?
Hanya remah rengginang dalam tomples kaa-san yang dia bawa dari liburannya ke salah satu pulau di Indonesia.
Aku bukan siapa siapa selain orang luar.
Aku tidak punya hak untuk marah.
Berhenti merasak sakit hati, hatiku!
Buk! Buk! Buk!
Aku tidak peduli meski Ten Ten bertanya "Kau kenapa?" ketika aku memukul mukul dadaku.
Setidaknya itu bisa membantuku untuk memblokade air mata yang hampir pecah.
Tubuhku yang sejak tadi memanas dan terasa berat, kini menegang manakala emeraldku bertemu dengan onyxnya.
Bisa ku lihat pupilnya mengecil saat melihatku. Meski wajahnya terlihat biasa saja, tapi bahasa tubuhnya mengatakan dia terkejut dengan kehadiran ku yang tak diharapkan.
Aku berbalik, menyeret paksa gadis blasteran Cina-Korea-Jepang-dan entah keturunan apalagi dia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet And Sour
RomanceSakura tidak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan mantan kekasihnya. Pria yang membawa kebahagiaan tak seberapa namun meninggalkan luka menyakitkan. Salahkan hatinya yang terlalu lemah, hingga tak sanggup mendorong pria itu keluar dari hidup...