Dadaku bergemuru saat merasakan pelukan Sasuke semakin mengerat.
Perasaan hangat menyelimutiku sekarang, aku bahkan tidak bisa memikirkan apapun saat ini.
Otakku terasa kosong.
Sasuke melepas pelukannya, mencengkram lembut bahuku dan mengajakku menatap obsidiannya.
Dalam gelap mata tak terbaca itu, aku seperti mengarungi langit malam tanpa bintang. Penuh keindahan namun menyimpan misteri.
"Apa yang kau ragukan? Apa karena masa lalu kita?"
Glek!
Aku yakin Sasuke bisa membaca jawaban dari pertanyaan nya.
Tak ku pungkiri aku bahagia mendengar perasaan Sasuke, tapi jejak masalalu di antara kami terlalu pekat untuk dihapus begitu saja. Itulah yang lagi-lagi menjadi alasan keraguanku pada nya.
Saat aku mencoba memalingkan wajahku untuk menghindari dari tatapan menuntutnya, kedua tangan besar Sasuke menangkup kedua belah pipiku. Menahan agar aku tidak lari darinya..
"Aku tidak ingin mengatakan aku mencintaimu setiap saat. Aku hanya ingin membuktikannya dengan tindakan.
Katakan, apa yang kau ingin aku lakukan agar kau percaya perasaanku nyata. Akan ku lakukan apapun meski itu tidak masuk akal."
Aku masih diam seribu bahasa.
Rasanya aneh. Situasi ini aneh. Pria di depanku terlihat begitu aneh.
"Aku... Aku merasa asing denganmu yang sekarang."
Aku tahu perkataanku menyimpang dari topik. Tapi itulah yang ku rasakan.
"Karena saat itu kau belum mengenalku. Inilah aku yang sebenarnya."
Tidak ada keraguan di netra obsidiannya.
Aku semakin tidak mengerti kenapa nafasku semakin memberat saat melihat kesungguhannya.
Jantungku pun berdegup semakin kencang. Apakah perasaanku padanya sudah sampai di tahap dimana aku tidak bisa mengendalikannya?
Bukankah ini bahaya?
Aku bisa saja terluka lagi karena ini.
"Aku hanya belum siap untuk terluka lagi.
Faktanya aku memang merasakan sesuatu padamu sejak hari itu, bahkan sampai saat ini. Tapi aku takut jika kau akan melukaiku lagi seperti dulu.
Mungkin saat itu aku bisa bertahan, tapi aku tidak yakin apakah aku bisa bertahan lagi nanti terlebih jika aku sudah sangat mencintaimu. Aku rasa aku akan hancur."
Entah apa yang ku katakan, semua kata kata itu meluncur begitu saja. Salahkan hatiku yang mengambil kendali hingga aku nyaris kehilangan kontrol diri.
Aku merasakan tangkupan tangan Sasuke di kedua pipiku, berpindah ke kedua tanganku. Lagi, dia memberi tekanan dan remasan lembut di sana seolah meyakinkanku bahwa dia memang serius dengan ucapannya.
"Tidak akan ada kata lagi. Aku bisa pastikan saat itu adalah saat terakhir kau terluka karena ku."
"Bagaimana kau bisa begitu yakin?"
"Karena aku seorang Uchiha."
Lidahku kaku, tak tau harus berkata apa lagi untuk mencari celah keraguan dalam dirinya.
Hembusan nafas hangat Sasuke kian mendekat menerpa wajahku, hingga kening kami saling bersatu hanya menyisakan sedikit ruang untuk bernafas.
"Aku ingin memulai hidup baru, hidup yang lebih indah dan aku ingin memulainya bersamamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Sweet And Sour
RomanceSakura tidak pernah menyangka akan bertemu kembali dengan mantan kekasihnya. Pria yang membawa kebahagiaan tak seberapa namun meninggalkan luka menyakitkan. Salahkan hatinya yang terlalu lemah, hingga tak sanggup mendorong pria itu keluar dari hidup...