Part 1

27 1 0
                                    


"Ma lala berangkat, Assalamualaikum." Seru pelangi kemudian menutup pintu rumah sambil mengigit rotinya lagi setelah mendapatkan jawaban samar samar dari dalam rumah.

Gadis itu berjalan agak cepat sambil menghabiskan rotinya ditrotoar jalan. Sesekali dia melirik jam yang melingkar ditangannya atau membenarkan rambut yang berantakan terkena angin.

Sesampainya di tugu gang komplek, pelangi menyempatkan menyapa satpam komplek yang tengah menyapu pos, sepertinya baru bertukar shift, "Pagi pak yanto..."

"Eh, Neng pelangi. Tumben nggak bareng mas hujan?" Pak yanto, begitu panggilannya langsung beralih menatap pelangi dengan senyum dan kerutan kecil di dahi.

Pelangi menggeleng, "Lagi pengen ngangkot aja pak-- Duluan ya pak, tu angkotnya."

Pak yanto mengangguk mengerti dan melambai, "Ati-ati neng."

Gadis berambut panjang itu meloncat turun dipinggir jalan, selanjutnya dia berjalan kedepan dan memberikan uang pada sang sopir, "Makasih pak, nanti jam empat ngetem sini kan?"

Pria paruh baya itu mengangguk dibalik kemudi dengan senyum manis, "Tunggu aja di halte neng. Saya sisain nanti bangkunya spesial buat neng pelangi."

Pelangi mengacungkan jempolnya dan mobil berwarna biru itupun langsung melaju meninggalkan pelangi.

SMA MERAH PUTIH JAKARTA

Pelangi langsung masuk bersamaan dengan beberapa siswa berpakaian putih abu abu yang juga masuk kedalam gerbang.

"Pagi pel,"

Pelangi itu memutar bolamatanya sambil berusaha melepaskan sebuah lengan yang merangkul lehernya, "Gue jijik, jangan sentuh gue!"

Gadis berkucir kuda itu tergelak, "Korban sinetron. Pantesan negara kita banyakan drama timbang prestasi."

Pelangi merapikan rambut urainya yang berantakan, "Kayak lo nggak aja."

"Nggaklah. Gue mah mantengin metrotv sama tvone tiap hari, eh sama indosiar juga deng liat pertandingan asian games. Keren nggak tontonan gua?" Gadis itu berujar sambil menaik turunkan alisnya.

Pelangi mencebikkan bibirnya meledek, "Yang gue tauk itu tontonan bapak lo dan lo dengan terpaksa nontonin juga timbang disuruh belajar."

Gadis berkucir kuda itu meringis kikuk lalu menarik pelangi saat pelangi akan berbelok menuju koridor kelasnya lalu membawanya menuju arah lain.

"Eh apaan sih, mau kemana!" Pelangi terpaksa mengikuti gadis itu karna badannya terhuyung huyung mengikuti tarikannya.

"Kantin bentar pel, gua belum sarapan." Ujar gadis itu sambil berjalan buru buru.

"Eh itu urusan lo! Gua mau nyalin pr dari buku coretan gua semalem, na!" Pelangi masih terus berusaha melepaskan tangannya dari cekalan gadis didepannya itu.

Gadis itu menoleh kebelakang pada pelangi yang ditariknya, "Dikantin kan bisa."Bruk!

Nyaris saja dua gadis itu terjatuh jika tidak saling berpegangan seusai bertabrakan dengan seseorang yg berjalan berlawanan arah dengan mereka.

Sesaat mereka berdua hanya terdiam menatap seorang pria berkacamata bertubuh jangkung yang sangat mereka kenal.

"Mau kemana?" Pria itu bertanya dengan nada rendah dan santai sambil mengaitkan kedua tangannya dibelakang badan.

Gadis yang menarik pelangi itu meringis, saat merasakan tatapan tajam menusuknya, "Pelangi ni yang, udah tau mau masuk malah ngajakin ngantin."

Pelangi mendengus dan melepaskan cengkraman temannya itu lalu berbalik arah dan berjalan meninggalkan temannya bersama laki laki itu.

(Tak) Seindah Warna PelangiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang