Prolog

640 57 18
                                    

∆∆∆

"Aman.." guman seseorang dari balik tembok bercat putih yang sudah mulai mengelupas. Matanya sedari tadi sibuk melihat kesekitar, memastikan situasi aman.

Kenzo mulai melangkahkan kakinya menyusuri koridor belakang sekolah yang tampak sepi. Tentu saja sepi, karena koridor ini terletak paling belakang sekolah di gedung yang sudah tua. Lagipula ini sedang jam pelajaran. Kenzo mengunyah permen karet sambil melangkah ringan. Ia telah berhasil masuk ke sekolah lewat pagar belakang sekolah.

Kalau ada yang bertanya kenapa ia bisa lewat belakang? Jawabannya karena ia telat. Dan sekarang ia merasa bangga karena telah berhasil masuk tanpa ketahuan.

Ralat. Belum ketahuan. Karena setelahnya terdengar suara bariton yang menggema di koridor yang sepi.

"SIAPA DISANA!"

"Mampus ketauan gotik" Kenzo merutuk sambil menoleh kebelakang.

Seorang guru laki-laki tampak berdiri beberapa meter dari tempat Kenzo berdiri.

Kenzo langsung memutar arah. Dengan kekuatan sepatu super ia langsung berlari.

"HEI MAU KEMANA KAMU!"

Kenzo terkekeh geli mendengar teriakan guru yang ia panggil gotik tersebut. Sebuah gotik itu karena guru yang tengah mengejarnya memiliki pantat yang menurutnya tidak pantas untuk lelaki.

"Hahaha gotik gotik pantat Lo kelebaran mana bisa mau ngejar gue!" Kenzo terkekeh. Ia sudah tidak berlari lagi, karena guru tadi sudah tertinggal sangat jauh. Berkat sepatu super (hehehe nggak deng:').

Kenzo kembali melangkah dengan senyum manis yang terpantri diwajahnya saat melihat Bu Lastri, penjual bakso di kantin.

"Hai neng Lastri yang cantik" sapa Kenzo mengagetkan sang penjual kantin.

"Astaghfirullah den Kenzo ngagetin saya saja"

"Hehe maafin Kenzo yang ganteng ini ya neng. Entar babang beliin coklat deh" goda Kenzo sambil tersenyum yang memperlihatkan satu lesung pipi dipipi kanannya.

"Aduh den untung cakep kalo gak udah saya giling bareng bakso"

Kenzo sempat bergidik namun setelahnya ia langsung tersenyum jahil.

"Kamu kenapa? Telat lagi?" Tanya Bu Lastri.

"Iya nih kesiangan gara-gara mikirin kamu. eaak!"

Bu Lastri menggut-manggut mengerti. Ia sih sudah tidak heran lagi kalau yang namanya Kenzo selalu telat.

"Saya sudah ada suami den jangan digodain. Suami saya galak Lo!" Bu Lastri memperingati.

"Wih galak kayak anjing tetangga saya."

Bu Lastri langsung melotot "Kamu nyamain suami saya dengan anjing."

"Eh eh nggak Bu" Kenzo langsung menggeleng. "Jangan baper dong Bu saya cuma bercanda" kekeh Kenzo.

"Ya udah masuk kelas sana nunggu apa lagi" usir Bu Lastri.

"Iya neng Lastri ini babang juga mau balik. Doain babang supaya makin pintar ya, dadah neng Lastri!"

Kenzo langsung pergi sambil melambaikan tangannya. Ia dan Bu Lastri sudah biasa bersikap seperti itu. Bu Lastri penjual bakso yang ramah bertemu dengan Kenzo yang juga ramah. Sudah deh cocok.

Kenzo melangkah santai di koridor yang sepi. Sesekali ia menoleh kekelas yang sedang belajar, merasa tidak bersalah karena telah telat. Ia bahkan sempat-sempatnya menjulurkan lidah kepada temannya yang berbeda kelas.

KanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang