Dia gila

139 18 0
                                    

∆∆∆

"Hai kita ketemu lagi!"

"Ada paket buat mbak Riza Kanzara, mohon diterima!" Kenzo menyodorkan sebuah kotak paket dengan ramah, seolah ia memang seorang kurir, tidak tahu saja dia, gadis dihadapannya ini setengah mati menahan diri agar tidak memukul wajah sok ramahnya.

Kanza menatap nyalang lelaki yang ada dihadapannya. Apa-apaan lelaki ini, mengapa ia ada dirumahnya, dan satu lagi ia tidak memesan barang apapun. Oh iya jangan lupakan juga nama yang disebut lelaki ini salah.

"Sory nama gue bukan Riza Kanzara. Tapi, Queenra Kanzara Alfred!" Kanza menatap tajam lelaki dihadapannya sambil menekan kata terakhir namanya. Seolah menegaskan nama terakhirnya adalah nama sekolah yang lelaki itu tempati.

Kenzo tersenyum manis sekali. Ia menaruh kotak yang ada ditangannya disebuah meja kecil yang memang terletak di sebelahnya. Kemudian ia menyodorkan tangannya seperti ingin bersalaman. "Kalo gitu Kanza, kenalin nama gue Nicolas Kenzo Arkana. Cowok ganteng yang tadi dihukum gara-gara lo." Kenzo tersenyum untuk kesekian kali memperkenalkan dirinya pada Kanza.

Kanza manatap datar tangan Kenzo. Benar-benar tidak jelas dan hanya membuang-buang waktu. Memangnya penting untuk Kanza tau nama lelaki dihadapannya ini siapa, kenapa lelaki ini tiada hentinya memperkenalkan diri.

"Gue gak ada waktu ngeladeni orang gila kaya lo. Masih tau jalan pulang kan?" Sinis Kanza membuat Kenzo menghela napas berusaha bersabar.

Mana ada orang gila sekeren gue.

"Masa gue diusir sih, gak mau ditawarin masuk dulu gitu kasi minum sirup, haus nih. Liat nih babang belum juga ganti baju, udah langsung nyamperin Eneng." Curhat Kenzo.

Saat ia niatnya menunggu Bara tadi, Kenzo memutuskan untuk mengikuti Kanza dan saat ia sudah mengetahui rumah Kanza, Kenzo mencari cara agar bisa bertemu dengannya dan karena otak Kenzo yang memang pintar, Kenzo memutuskan untuk menjadi pengantar paket saja agar bisa modus bertemu Kanza.

"Gue gak perduli. Lo bawa kotak sampah lo itu dan pergi dari rumah gue sekarang!" Tegas Kanza, kesabarannya sudah mulai sampai puncak.

OMAIGAT kotak sampah katanya, gak tau aja lo isinya bom itu. Buat ledakin mulut lo yang tajam. Kenzo mulai membatin kesal.

Memang dasar Kanza cewek cantik bermulut pisau. Apa ia tidak tau hati Kenzo itu sensitif seperti kulit bayi.

"Yaudah deh gue pulang. Tapi kotaknya buat lo. Itu spesial gue beli, tenang kok isinya bukan sampah." Ujar Kenzo sambil menyerahkan kotak itu pada Kanza, Kanza menatap Kenzo lama tak berminat menerima kotak tersebut.

"Kalo lo gak ambil gue gak bakal pulang." Ucap Kenzo yang mau tidak mau Kanza mengambil kotak tersebut.

Setelah mengambil kotak tersebut, Tampa mengatakan apapun lagi Kanza langsung masuk dan menutup pintu dengan sedikit dibanting membuat Kenzo terlonjak kaget.

"Buset tu cewek. Sakit jantung gue ngomong sama dia!" Kenzo mengelus dadanya dramatis. Kemudian dengan langkah pelan ia pergi, namun sebelum itu ia kembali memandangi rumah megah dihadapannya.

 Kemudian dengan langkah pelan ia pergi, namun sebelum itu ia kembali memandangi rumah megah dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
KanzaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang