6

15.2K 764 2
                                    

Misa baru saja sampai di sebuah mall di daerah Kuningan. Tujuan utamanya malam ini adalah untuk memenuhi janji bertemu Airin dan Rumi. April tentu saja ikut sebagai pelengkap karena mereka berempat sudah tak bisa dipisahkan lagi. Wajah Misa terlihat kelelahan karena banyaknya pekerjaan yang harus ia bereskan sebelum pulang. Teman-teman satu tim nya masih berada di kantor dan berkutat dengan pekerjaan yang tak kunjung usai itu.

"Gue pulang duluan ya. Ada janji ketemu teman."Misa pulang meninggalkan Arga, Kian, Sesil dan Atan yang masih bekerja. 

Imperial Kitchen adalah restoran tujuannya. Selain menunya yang bervariasi, mereka juga bisa berlama-lama disana tanpa batasan waktu. Misa mendapati ketiga temannya disana sedang menunggu sambil tertawa lepas. 

"Hallo, my sweetheart." sapanya sambil duduk dikursi yang masih kosong. Airin dan Rumi menyambutnya dengan pelukan hangat.

"Misa, bagaimana? Lo punya pergerakan yang luar biasa ya ternyata." seru Airin tak sabar. Cewek itu penasaran level akut pada kenyataan bahwa dosen idolanya bisa satu kantor dengan Misa.

"Pergerakan apa sih? Soal Pak Atan? Gue gak sengaja satu tim sama dia Rin."

"Gue udah tahu ceritanya dari April. Dan gue jadi punya niat untuk kerja di Tokokeren. Bisa panjang umur gue tiap hari bertemu cowok ganteng itu." seru Airin.

"Jadi gimana sekarang? I mean, perlakuan dia ke lo." lanjut Rumi. Rumi menunjukkan wajah yang penuh tanda tanya. Butuh penjelasan yang sangat detail.

Misa menghela nafas. Menceritakan mengenai sikap Atan terhadapnya baru-baru ini sepertinya sangat canggung untuk dilakukan. Misa mencoba mencari topik lain yang mampu membuat ketiga sahabatnya itu kaget. Misa memutuskan untuk menceritakan mengenai Hasa. Bagaimana mantan pacarnya itu bisa bertemu dengannya di foodcourt gedung Tokokeren. Dan apa yang dilakukan Misa agar terhindar dari Hasa pagi itu.

"Ini hal tergila yang pernah gue dengar dari lo. Kok si Hasa bisa ketemu lo sih? Apa dia sengaja kerja di Tokokeren?" seru April setelah Misa menceritakan peristiwa pagi itu dengan detail.

"Tapi gimana dengan Pak Atan? Mau ditaro dimana muka lo Mi? Kalau gue jadi lo, gue udah malu banget bertemu sama dia." seru Rumi histeris. 

"Kalau emang Hasa sengaja, dari mana dia tahu kalau Misa kerja di Tokokeren? Ah, gak mungkin dia tahu." April menimpali sambil meminum jus jeruk di mejanya dengan sedotan. Matanya menengadah dan menampilkan ekspresi sedang berpikir keras. April yakin bahwa ia tak pernah mengungkit masalah pekerjaan Misa kepada siapapun. Bahkan kepada Johan, teman yang menyebarkan foto Misa dan Atan di grup sekelas.

Bahasa Astradip, cowok yang berhasil membuat Misa terbang setinggi angkasa dan jatuh sampai ke lautan terdalam. Cowok itu adalah pacar pertama Misa. Wajar saja Misa menggantungkan harapan yang luar biasa pada cowok itu. Misa tak pernah menyangka akan mendapatkan rasa sakit yang luar biasa dengan apa yang dilakukan cowok itu padanya. Butuh waktu lama baginya agar bisa melupakan cowok itu.

Rumi berdiri tiba-tiba. Membuat ketiga temannya itu tersentak dari lamunan mengenai Hasa.

"Mi, maafin gue. Itu semua gara-gara gue. Maaf seribu maaf!" Wajah Rumi terlihat sedih.

"Lo kenapa sih? Emang lo lakuin apa?"

Rumi langsung duduk dan menatap Misa dalam-dalam.

"Jadi waktu kemarin si Johan nyebarin foto lo sama Pak Atan, lo kan cerita kalau lo kerja di Tokokeren. Gue tuh turut bahagia tahu lo udah kerja. Secara, lo selama ini sedih mulu. Kuliah ngaret, pengangguran durasinya makin lama. Trus, gue update dong di WhatsApp Stories. Dan yang gue pikirin adalah bahwa Hasa masih temenan sama gue. Gue baru sadar sekarang."

My Support SystemTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang