TIGA

28 3 0
                                    

◀◀◀◀◀◀◀◀◀◀◀◀❤▶▶▶▶▶▶▶▶▶▶▶▶

Dengan begini aku percaya.
Bahwa tidak ada lagi kata kamu dan aku melainkan 'KITA'

⚫⚫⚫

Pagi hari, disekolah SMA PATRIOT. Arya tengah sibuk mengerjakan tugas tepatnya 'menyalin', padahal tugas tersebut sudah diberikan seminggu yang lalu karna arya memiliki penyakit malas akut ia tidak mengerjakanya.

"Ini bacaan nya apaan sih, udah kaya tulisan dokter. Panjang-panjang." gerutu arya. Sedangkan toriq tidak mempedulikan omelan arya karna sibuk menyalin tugas juga. Tidak peduli tulisan benar atau salah yang penting ia mengerjakan.

"Riq, ini apaan sih. B apa P sih."

"Udah napa tulis aja, nyontek juga. Ribet banget,"

"Dih, gue nanya coeg."

Arya tidak melanjutkan bertanya malah sibuk menulis, tidak peduli itu huruf apa yang terpenting dirinya selesai. Suara ketukan pintu terdengar membuat anak kelas XII.5 melihat kearah tersebut kecuali arya dan toriq.

Gege cowok berperawakan tinggi menyenggol tangan arya yang tengah menulis, hingga membuat coretan panjang. Arya melotot, "WOI, TIPEX WOI." teriakan membahana dari arya memenuhi kelas itu.

Pluk

Arya segera menghapus coretan tersebut dengan tip-X. Namun gege datang lagi untuk menyenggol tangan arya, arya geram. Dan menggebrak meja keras.

"Lo apa-apaan sih! Gak lihat, gue lagi nulis."

"Lo ada yang nyariin didepan."

"Bilang dong, dasar galah."

Arya berjalan keluar kelasnya dan mendapati seorang gadis memegang setangkai bunga mawar merah, ia mengrinyit.

"Lo cari gue?"

Gadis tersebut berbalik, astaga. Mengapa jantung arya berdetak kencang hanya karna senyuman itu. "Nih, pesanan lo. Lo yudha arya wijaya kan, anak XII.5" jelasnya panjang lebar. Arya manggut-manggut seperti anjing penurut.

"Kok cuma satu tangkai?"

"Lah? Terus berapa, lo kan gak bilang berapa tangkai nya. Jadi gue cuma bawa satu."

"Gak bisa lah, kalo begitu gue gak mau bayar."

Gadis tersebut melotot, "Enak aja, gue jualan ya. Lo harus bayar lah, buruan nanti keburu bel."

"Gak!" keukeuh Arya.

Flo menggulung lengan seragamnya, dan menatap arya lekat. "Oh… jadi gak mau bayar, hm. Asal lo tahu aja nih, gue jago bela diri taekwondo udah sabuk merah bentar lagi bakal jadi ban item."

"Bodo amat, emang gue nanya." sahut arya nyolot.

"Eh– lo."

"Flo!"

Ucapan flo terpotong karna panggilan dari dea, dengan nafas terengah-engah dea menatap flo juga arya bergantian.

"Lo dipanggil sama cika, anak XI.2 katanya dia mau pesan bunga."

"Nanti aja sih, gue lagi urus costumer gak tahu diri." unjuk flo kepada arya, namun arya malah menaikan sebelah alisnya.

"Udah nanti aja, keburu rezeki lo ilang. Kalo gitu gue pergi ya ar, ayo flo." dea menarik tangan flo. Terpaksa flo mengikuti langakah dea.

"Waduh, pagi-pagi udah dapet bunga dari siapa ar?" celetuk toriq saat keluar kelas, arya memutar bola mata malas dan masuk kedalam kelas sambil membawa bunga mawar tersebut.

❇❇

KANTIN saat itu tengah ramai karna tidak biasanya kelas XII berjumpa dikantin kelas X, bahkan para siswi yang kebanyakan mempunyai gebetan kelas XII tersebut mendadak jadi ramai dan cari perhatian. Tidak terkecuali dengan Arya juga geng nya.

"Bas, beliin gue cireng dong." suruh Toriq, Bagas yang disuruh lantas mendelik karna ucapan toriq.

"Males ah. Lo aja."

"Dih nyolot, gue gengbeng lo. Buruan!" gertak toriq, mau tak mau bagas berjalan lunglai menuju stand makanan tersebut. Bagas tidak bisa melawan karna posisinya ia kelas XI tidak dengan Arya, Toriq, juga galang. Mereka kakak kelas bagas.

"Ar, lo gak jajan?"

"Gak, lagi irit. Mau beli gitar gue."

"Anjay, masih aja lo. Ketahuan si gema abis lo." sahut toriq, Gema adalah ayah dari arya. Sejak lama, ia tidak menyukai anakanya untuk bermain musik. Bahkan gitar yang beberapa minggu lalu dibeli oleh uang tabungan arya harus lenyap karna telah dibanting tidak tersisa.

"Bodo. Hidup gue kan tentang music. Music in life."

Toriq mendelik, sedangkan galang tengah sibuk memakan es batu sudah menjadi kebiasaanya sejak kecil.

SUARA siulan dari siswa menganggu arya yang tengah meminum tea jus, kesayanganya. Arya melihat kearah pintu kantin, Vanesha. Gadis yang selama ink terus-terusan mengejar arya.

"Hai arya, kamu udah makan?" tanyanya manja, sedangkan para siswa mulai memperhatikan lekuk tubuhnya dibalik seragam yang sangat ketat tersebut. Arya jengah. Malah sibuk mengunyah es batu.

"Arya. Aku kan lagi ngomong sama kamu."

"Berisik nih, dakocan." celetuk galang.

"Heh! Gembrot, sirik aja lo." semprot vanesha.

"Lo ngapain sih disini? Mau pamer body lo yang gak seberapa itu." sindir arya terang-terangan, sedangkan vanesha menelan ludahnya kasar. "Ih, kok ngomongnya gitu sih. Aku kesini mau ketemu kamu."

"Hush… hush… sana. Pergi jauh lo," usir toriq yang masih mengunyah cireng isi kornet nya.

"Arya! Kok kamu diem aja sih, aku diledekin sama teman-teman kamu." geram vanesha, sedangkan toriq, bagas, juga galang hanya tertawa saja.

"Bodo amat lah! Cabut, coy!" suruh arya lalu beranjak dari hadapan vanesha, karna tidak melihat kearah depan arya menabrak seseorang hingga baju nya juga baju dirinya basah akibat tersiram es yang dibawa nya. Arya mendongak, Oh gosh!

"ASTAGA, ELO!"

❇❇

TBC


ANEMONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang