◀◀◀◀◀◀♥▶▶▶▶▶
"Siapa suruh ngusik gue,"
⚫⚫⚫
PAGI menyapa arya yang tengah tertidur lelap ia bahkan tidak mempedulikan ketukan dari arah pintu kamarnya, badan nya remuk sejak malam tadi.
Suara aneh mulai terdengar di gendang telinganya, arya malah semakin menenggelamkan tubuhnya dibalutan selimut juga menaikan suhu Ac agar lebih dingin.
"Arya! Buka pintu nya, kamu tidak sekolah."
"Gak!" Teriak arya sambil menaruh bantal dikupingnya.
"Arya, buka dulu. Ayah ingin bicara,"
"Berisik."
Tidak ada suara lagi dari luar membuat arya menyibakan selimut dan mengintip sedikit di pintu, namun pintu langsung didorong kasar membuat arya jatuh terduduk.
"Apaan sih!"
"Lo! Kalau udah gak mau sekolah berhenti aja. Gak usah nyusahin."
"Punya abang kok bacot banget,"
Wildan Menggeram lantas menarik bagian depan kaos yang dikenakan oleh arya. "Lo sekolah! Atau gue habisin sekarang juga."
"Gue gak mau jing!"
"Arya!"
Bug
Satu pukulan mendarat di pipi arya, Arya memegang ujung bibirnya dan tertawa miris. "See, bahkan lo udah berani mukul gue!"
"Lo emang pantes buat dapet itu," Ucap wildan sambil menatap arya dengan penuh amarah. "Jangan harap gue menyesal karna udah mukul lo." lanjutnya.
Setelah berucap itu wildan pergi dari kamar arya, Sedangkan arya membanting pintu kamarnya kecang. Dengan gerakan amarah yang memuncak ia segera bersiap menuju sekolah tidak peduli pakaianya berantakan, bahkan sudut bibirnya masih mengeluarkan darah.
❇❇❇
"Lo yang namanya flo kan?"
Yang dipanggil mengangguk, "Kenapa ya?" tanya flo.
"Lo berani banget sih. Deketin putra, lo gak tahu dia itu gebetan gue."
Flo mengrinyit, "Deketin putra? Gak kebalik tuh, adanya juga dia yang deketin gue."
"Songong lo ya, Lo gak tahu siapa gue!"
"Peduli amat, udah ya. Gue banyak urusan, malas nanggepin cewek paprika kaya kalian."
Flo berjalan meninggalkan kedua cewek yang secara langsung melabrak dirinya, tidak ada perlawanan dari mereka setelah flo pergi.
Baru sampai dikoridor kelas X, flo ditarik oleh seseorang yang membuat dirinya dengan sigap langsung menarik pemilik tangan tersebut dan menjatuhkan badanya ketanah.
"Aduh," ringis orang itu. Flo, melotot. Mengenali siapa pemilik suara ini.
"Arya! Ngapain lo narik-narik tangan gue, untung aja gak bonyok lo sama gue."
Arya mendelik lantas menatap flo tajam, "Udah ngomong nya? Sekarang… bantuin gue."
"Ngapain?"
"Obatin luka gue, lo harus tanggung jawab karna udah bikin ketampanan gue berkurang tadinya 100 jadi 99,5."
"Astaga, cuma dikit kali. Pokoknya gue gak mau." tolak flo, sambil nyelonong pergi dan malah ditarik paksa oleh arya menuju uks.
"Arya lepasin, gue gak mau." ronta flo sambil memukul-mukul tangan arya dengan tangan kirinya. Sedangkan arya semakin cepat menyusuri jalan didepanya.
Setelah didepan pintu uks flo menarik nafas rakus, pasokan oksigen seakan menipis karna diajak berjalan tidak lebih tepatnya diajak berlari sambil berjalan oleh arya.
Arya duduk dibrankar sambil menopang dagu menyuruh flo untuk mengambil kotak P3K dikaca ventilasi, "Sekarang obatin luka gue." suruh arya sambil mendorong perlahan flo untuk maju kearea tersebut.
"Nyusahin banget sih emang dia siapa, pacar bukan temen bukan. Ewh, gak lagi-lagi gue berurusan sama emaknya biawak." gumam flo sambil meraih kotak p3k.
"Nih,"
Arya menatap flo yang tengah menyodorkan kotak p3k tersebut, "Lo budek hah?"
"Apa sih. Gue gak budek ya!"
"Gue kan tadi nyuruh lo buat obatin luka gue. Kenapa sekarang bukanya obatin malah ngasih tuh kotak ke gueeee,"
"Astaga, bacot banget tuh congor!" batin flo.
"Iya-iya." Flo mulai mengambil kapas dan obat merah lalu dituangkan diatas kapas, tidak sengaja arya menyenggol tanganya reflek flo langsung menekan kapas tersebut kearah luka arya. "Aww… pelan-pelan dong. Kejam banget sih, nanti gak ada lagi prince carming disekolah ini." ringis arya.
"Bodo amat emang gue peduli, dah selesai nih gue balik ya."
"Yaudah sono. Pergi jauh-jauh," usir arya tidak sopan.
"Najis. Udah dibantuin gak tahu diri, dasar emaknya biawak." cicit flo sambil menutup kotak p3k tersebut dengan kesal.
"Selow dong, Ngomel-ngomel aja anaknya Malih,"
"Bodooooooooo."
Flo menaruh kotak tersebut ke ventilasi, baru melangkah sekali namanya dipanggi kembali oleh arya.
"Apa lagi?"
"Sebagai permintaan terimakasih gue, gue pesan bunga mawar hitam 10 tangkai."
Flo melotot, "Wow, tapi. Mawar hitam agak mahal, lo sanggup gak bayarnya?" tanya flo tidak yakin.
"Sanggup lah. Lo kira gue miskin,"
"Satu tangkai harganya 450 gimana sangggup?"
"Iya. Bawain aja sih, atau gue gak jadi nih pesan nya."
"Eh jangan dong, Iya-iya gue bawain deh." ucap flo dengan nada berfikir, tunggu. Bukanya ia tengah kesal sama arya. Ah bodoamat yang penting ada orderan.
Setelah acara perdebatan dan berakhir dengan arya memesan bunga ke flo, Arya memilih mengurung diri ditaman belakang sekolah dengan mendongak kearah langit sambil tiduran. Tidak peduli terik matahari yang mulai menyengat,
Ia memegang pelipis yang terdapat plester yang ditempelkan oleh flo lantas tersenyum. Entah mengapa ia sangat suka jika melihat flo tengah marah-marah ada sesuatu yang membuat arya suka.
"Siapa suruh ngusik gue, jadinya lo ada dipikiran gue terus kan." batin arya mulai bergemuruh menyuarakan perasaan aneh.
❇❇❇
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
ANEMONE
Teen FictionUntuk kamu yang saat ini aku rindu. Untuk kamu yang saat aku sanjung Untuk kamu yang saat ini aku cinta Hanya kamu Kamu... Tidak ada perempuan lain selain kamu. ❇❇❇ ARYA Si cowok yang memiliki pesona tersendiri untuk memikat para kaum hawa, sifat ke...