Author POV
Pulang sekolah, Alice langsung bergegas ke gerbang dan meminta mama menjemputnya karena ada urusan di suatu tempat. Ahmad ikut dengan Alice juga.
Saat mama Alice sudah sampai, Alice ngomong kalau Ahmad akan ikut karena ada kaitannya dengan dia. Mama sempat kaget tetapi ia seperti berpura pura biasa.
"Mm emang mau kemana kok mama yang suruh jemput?" tanya Mama
"ma, antar ke tempat Rian" ucap Alice langsung
Mama kaget dengan ucapanku dan mulai menangis. Alice yang melihat mamanya, langsung panik dan mengambil tisu dan memberi kan kepada mama
"ternyata sebagian memorimu sudah kembali.. Makasih Ahmad, yasudah ayo ke makam Rian" ucap mama
"sama sama tante" ucap Ahmad seraya tersenyum.
Alice menengok ke ahmad dan tersenyum padanya. Begitu juga dengannya yang tersenyum kepada Alice.
Saat sudah sampai makam Rian. Alice dan Ahmad turun. Mama ijin mau beli bunga untuk ditaburkan di atas makam nya.
Alice dan Ahmad pun pergi ke makam Rian duluan. Alice melihat ahmad menangis seraya tersenyum. Alice pun melihat nama Rian di batu nisan.
"Rian Andrew 2 agustus 1999 - 5 septem--" ucapan Alice terpotong dan ia merasakan seperti memoriku yang lama telah kembali. Alice langsung mengingat semua dari dia kecil yang menyembunyikan nama aslinya sampai Rian meninggal. Dan Alice ingin bunuh diri.
"Ahmad... A..aku ingat semua" ucap Alice terbata bata
"benarkah?" ucap Ahmad yang langsung mendekat kepada Alice
Entah kenapa Alice reflek menjauh darinya lagi. Walaupun Alice tau cerita dibalik Ahmad.
"Mm ahmad, maaf aku masih agak canggung sama kamu karena aku juga baru ingat tentang aku Ander. Hiks.. Aku alice mad.. Ander.. Alice anderson" ucap Alice seraya menangis.
Ahmad langsung memeluk alice dan ia meminta maaf apa yang telah ia lakukan selama ini.
"maaf alice, aku... Aku mencintaimu" ucap Ahmad tiba tiba
Alice terkejut dan membalas pelukannya dan lanjut menangis di pelukan hangatnya. Mama datang saat waktu yang tidak tepat. Mama pun tersenyum dan menunggu sebentar.
"alice, kayaknya kita gak baik deh gini. Kita berdoa dulu yuk yang terbaik untuk sahabat kita Rian" ucap ahmad yang melepas pelukannya
Alice pun mengangguk dan berdoa untuk Rian. Tidak lama kemudian, mama datang dengan botol dan kresek isinya kelopak bunga mawar dan melati. Alice mengambil bunganya, sedangkan Ahmad mengambil botolnya.
Ahmad pun menyirami makamnya dengan air yang berada di botol itu. Setelah itu alice menaburkan bunganya diatasnya. Dan lanjut berdoa. Kami pun kembali ke mobil
"Ahmad, mama antar kamu ke rumah aja ya" ucap mama
"oh oke makasih tante, dan...makasih alice" ucap Ahmad yang tersenyum padaku.
"i..iya" ucapku malu malu
Mama pun tersenyum melihat tingkah mereka berdua. Mama segera mengendarai mobil miliknya dan pergi ke rumah ahmad. Tidak lama kemudian sampai.
"makasih ya tante. Makasih Alice" ucap Ahmad seraya turun dari mobil
"ahmad, kamu lagi sendirian di rumah? Kalo sendirian, mama sama Alice gimana?" tawar Mama alice
"beneran tante??" ucap Ahmad
"iya mad. Ayo ma" ajak alice
"kamu masuk duluan aja dulu sama ahmad, mama mau beli makan dulu untuk kalian. Barusan tante di sms mamamu pulangnya nanti jam 9"
"makasih lo tante, maaf ngerepoti" ucap Ahmad
Alice POV
Mama pun pergi. Aku dan ahmad pun juga masuk ke dalam rumah. Ahmad menyuruh ku pergi ke kamarnya. Ada yang ingin dia tunjukkan. Alice pun menunggu di atas.
"hmm besok aku harus ke rumah sakit ya." gumamku
Tidak lama kemudian Ahmad pun muncul di kamarnya. Ia membawa snack dan minuman.
"makasih mad" ucapku
Disitu kami canggung. Suasana kamar sepi seperti kuburan. Lalu tidak lama kemudian Ahmad angkat suara
"mm ma..maaf ya a..aku canggung gini" ucap Ahmad
"i..iya kok gak papa" jawab Alice
"oiya, sekarang boleh tanya, mengapa kmu dulu ingin sekali bunuh diri?" tanya Ahmad
Aku sempat kaget dengan perkataan Ahmad.
"Mm kamu belum tau? Aku.. Frustasi..depresi...stress..dan" ucapan ku terhenti karena dengan mengingat itu aku akan menangis lagi.
Ahmad memeluk ku tiba tiba dan ia juga minta maaf. Sekarang, Ahmad sudah tau alasannya. Dan aku hanya bisa menangis
"ti..tidak ahmad aku yang terlalu depresi, bukan hanya kamu yang salah" ucapku
"sstt sudah diem saja dulu, melihatmu menangis membuatku rapuh. Diam saja dahulu aku ingin kamu berhenti menangis" ucap Ahmad yang masih memelukku
Aku pun menenangkan perasaanku di pelukannya. Dan melepaskan pelukannya. Aku peegi ke kamar mandi untuk mencuci mukaku. Dan kembali.
"ahmad, Mm tapi mm tentang Ander... Apakah itu benar?" tanyaku malu malu
"Mm..i..iya" ucapnya yang juga malu malu
Suasananya mendadak menjadi hening lagi. Tiba tiba Ahmad mengambil sesuatu di laci meja nya
"A..alice maukah kamu jadi kekasihku?" tanya Ahmad seraya memberi bunga mawar
Aku kaget dengan ucapan Ahmad. Tetapi aku tidak tau mau menjawab apa. Karena kalau dipikir pikir, dia lah yang membuatku sakit hati seharian. Tapi aku juga berfikir ternyata dia salah paham tentang namaku.
Selama beberapa menit aku masih belum menjawab pertanyaan Ahmad. Muka ahmad seperti khawatir.
"Mm..maaf mad, aku boleh pikir pikir dulu?" ucapku
Ahmad mengerti dan tersenyum. Aku merasa bersalah padanya. Tapi mengapa aku susah untuk menerimanya dan susah untuk menolaknya?
To be continue
Stay tune:)
Vote and comment
KAMU SEDANG MEMBACA
Depression [Sad Story]√
Teen FictionKehidupan seseorang perempuan yang awal sangat manis tetapi akhirnya sangatlah pahit. This is sad story :)