10. Epilog

1.9K 109 12
                                    

Author POV

Ahmad pulang dengan perasaan sangat sedih, ia menyebrang jalan raya dan tidak sadar ia hampir tetabrak mobil. Ahmad tidak peduli. Ia terus berjalan dan akhirnya ia sampai.

Sesampainya Ahmad di rumah, ia langsung pergi ke kamarnya, ia membanting pintu, melempar tas, dan sebagainya yang bisa membuat ia melampiaskan rasa bersalahnya itu.

Ia terduduk di kasurnya seraya menangisi kesalahan kesalahan yang ia perbuat terhadap Alice. Ia mengambil foto Alice dengan dia yang diambil saat Alice memakai gelang yang diberikan Ahmad saat itu.

Ia merasakan hidupnya sudah tidak ada artinya. Ia berfikir,

"Alice...Alice... Mengapa kamu meninggalkanku? Apa kamu tau, aku sangat mencintaimu. Mengapa Alice.. Mengapa.. Jika waktu bisa kuputar" pikir Ahmad

Ahmad tertidur dengan keadaan menangis dan memegang fotonya. Mama Ahmad datang dan duduk disampingnya.

"You're gonna be okay," ucap Mama Ahmad.

Keesokan harinya

Hari ini adalah hari dimana Alice dimakamkan. Ia dimakamkan disebelah makam Rian. Ahmad tidak bisa berkata apa apa tentang Alice. Ahmad hanya bisa berdoa yang terbaik untuk kekasihnya dan sahabatnya.

Setelah selesai pemakaman, Ahmad tidak mau kembali ke rumah. Rasanya ia ingin tetap disini dan tidak meninggalkan kedua makam orang yang menurut dia sangat berarti.

"jika aku bisa memutar waktu, aku akan berhati hati dalam jatuh cinta, dan jika aku bisa memutar waktu lebih jauh, aku akan berhati hati dalam berteman" ucap Ahmad yang duduk diantara 2 makam, yaitu sahabat dan kekasihnya.

Ketika ia sudah 1 jam di makam. Ia terpaksa meninggalkan makam. Ia berjalan dengan sempoyongan saat ia hendak menyebrang ada 1 mobil yang berlaku cepat dan untunglah mobil itu berhenti tepat di depannya.

"mengapa kamu berhenti? Ayo tabrak aku, cepat" ucap Ahmad yang merentangkan tubuhnya di depan mobil itu.

Ada seorang perempuan yang turun dari mobil tersebut dan menghampiri Ahmad.

"Ahmad!! Lo udah gila ya?! Ayo cepat masuk gua antar ke rumah elo" ucap cewek itu.

Ahmad melihat siapa yang mengangkatnya.

"hm? Lu..luna? Mengapa kamu disini? Dan mengapa kamu menolongku" tanya Ahmad

"karena gua Teman lo, ayo cepatlah gua antar ke rumah lo." ucap Luna yang membantu Ahmad berdiri dan mengantarnya ke dalam mobil.

Sepanjang jalan Ahmad hanya menangis dan menggenggam buku diarynya itu.

"Ahmad, gua juga sedih dengan kepergian Alice, tapi jangan begini dong. Kalau elo nangis, jiwa Alice nanti gak tenang." Ucap Luna menenangkan Ahmad

"tidak...Alice...Rian.." Ahmad merindukan mereka yang sudah berada di sisi tuhan.

Setelah sampai rumah ahmad, Ahmad langsung pergi ke dalam dan mengurung diri di kamar. mamanya di ceritakan oleh Luna apa yang terjadi. Dan mengapa Luna mengantarnya pulang. Mama Ahmad pun ikut prihatin. Ia pun mengucapkan terimakasih pada Luna. Lalu ia pergi ke kamar Ahmad

"dikunci... Ahmad sayang, keluar yuk. Mama udah nyiapin makanan kesukaan Ahmad lo." ucap mama

Ahmad tidak menjawab sama sekali.

"Sayang, yasudah mama tinggalin makannya di depan pintu ya." ucap Mama yang turun mengambil makanan dan meninggalkannya di depan pintu kamar ahmad.

Keesokan harinya, mama ahmad pergi ke atas untuk membangunkan Ahmad, agar ia berangkat ke sekolah. Saat pintu sudah tidak terkunci, Mama Ahmad masuk.

"sayang bangu-eh panas banget badanmu, Ahmad..Ahmad!!" Mama ahmad panik karena tubuh Ahmad yang sangat panas, dan ia juga pingsan. Ia langsung membawa Ahmad ke rumah sakit.

Setelah diperiksa keadaan Ahmad, ia ternyata kekurang cairan di dalam tubuhnya. Dan sepertinya ahmad juga kurang semangat hidup.

Mama Ahmad mengerti perasaan Ahmad saat ini. Memang, Ahmad sedang tertekan karena kematian kedua orang yang sangat amat ia cintai.

Mama Ahmad masuk ke dalam. Ia menatap muka Ahmad, secara tidak sadar Mama Ahmad menangis. Ia tidak tahu harus bagaimana. Mama Ahmad pun tertidur di sebelahnya.

3 jam kemudian, Ahmad terbangun dari tidurnya ia melihat ke samping terdapat mamanya yang tidur dengan posisi duduk. Ahmad pun melepas alat bantu pernafasannya dan pergi menuju jendela yang berada di luar kamar.

'Rian...Alice...aku rindu kalian, aku ingin cepat cepat menyusul kalian agar kita bertiga bisa bermain bersama lagi' ucap Ahmad dalam hati.

"Ahmad ya? sedang apa kamu disitu? Kamu harus istirahat dulu." ucap seseorang dari belakang

Ahmad menengok, ia tersenyum lalu memeluknya karena yang ia lihat seperti Rian. Tetapi orang itu menyela.

"Adek Ahmad? Anda baik baik saja?" tanya orang itu

"oh, dokter.. Iya gapapa" ucap Ahmad yang menggelengkan kepalanya agar ia tersadar dari imajinasinya.

Ahmad kembali masuk, ia sempoyongan seraya memegang kepalanya.

"agh kepalaku" ucap ahmad.

Ia kembali ke kasurnya, dia segera mengambil minum dan meminumnya. Setelah meminum segelas air putih, ia sudah normal tidak pusing lagi. Ia menatap jendela luar.

"I miss you, rian, alice" ucap ahmad.

Mama Ahmad terbangun. Ia langsung memeluk Ahmad sangat erat dan meminta maaf.

"maafkan mama sayang yang sudah membuatmu depresi" ucap mama ahmad

Ahmad hanya terdiam dan membisu. Ia tidak tahu lagi tujuan hidupnya. Ia merasa ia harus segera menyusul kedua sahabatnya itu di atas.

Saat Ahmad sudah dipulangkan dari rawat inap, ia pergi ke kamar dan menulis sesuatu di diary yang dulunya diberikan kepada Alice.

Selesai menulis, ia pun merebahkan tubuhnya di kasur dan mulai tertidur.

Ia bermimpi, ia berada di sebuah ruangan yang sangat luas dan warnanya putih semua. Ia berjalan dan tidak sengaja menginjak sesuatu. Saat ia lihat ke bawah, terdapat bunga mawar dan gelang yang bertuliskan friends.

"Ahmad? Kami disini" ucap seseorang dari belakang Ahmad

Ahmad menengok ke arah belakang, ia mulai menangis dan berlari ke arah 2 orang itu.

"Alice!! Rian!! Aku merindukan kalian" ucap Ahamad yang memeluk mereka.

"kami juga merindukanmu Ahmad. Apa kamu mau ikut dengan kami? Jika kamu ikut dengan kami, aku yakin kamu akan bahagia." ucap Rian

"tentu saja!!! Tentu saja aku mau" ucap Ahmad semangat

Ahmad merangkul Rian dengan bahagia. Ahmad juga menggandeng tangan Alice. Mereka pun pergi bertiga ke suatu tempat yang sangat indah.

Keesokan harinya

Pagi pagi di sekolah sudah terdapat kerumunan di papan pengumuman. Pas sekali saat Luna datang. Ia langsung bingung ada apa disana.

Ia pun mendekati kerumuman itu. Ia membaca kalau Ahmad telah meninggal kemarin malam. Ia ditemukan meninggal dengan tersenyum. Luna yang mendengar itu tersenyum sedikit. Ia merasa bahwa berita itu tidak begitu buruk.

Ia melihat ke langit. Langit hari ini cerah sekali. Langit hari ini juga sangat bersahabat. Luna memikirkan sesuatu.

'aku tidak tahu mengapa aku tidak sedih. Tapi 1 hal yang kalian harus tau. Aku bahagia akhirnya kalian bertiga dipertemukan kembali di atas sana tuhan pasti tau kapan kalian akan bahagia dan juga kapan kalian akan bersedih:)'

Isi diary terakhir ahmad.
Hey, sepertinya aku akan menyusul kalian malam ini. Kuberikan kembali nyawaku padamu tuhan,terima kasih

The end:)
Thank you and goodbye
Votement:3

Depression [Sad Story]√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang