01 What should I do

5.2K 361 3
                                    

Niat awal mau dibuat non fanfic
Pure karakter baru

Tapi apadaya moodku masih terbelenggu sama Taekook

Diawal cerita adalah kisah nyata (kisah pribadi), beda di ending sepertinya..

Happy reading...














Kulihat tubuhnya mendingin, begitu pucat kontras dengan kulit wajahnya yang biasa terlihat kecoklatan.

Bibir tebalnya yang biasanya merekah kini mengatup pucat, kedua mata tajamnya kini tertutup rapat.

Dan hal yang paling menamparku adalah, detak jantungnya yang biasa kudengar seperti alunan pengiring tidur kini tak terdengar.

Kulihat darah disekitar kepalanya terus mengalir, tangan-tangan dokter bahkan sibuk dengan tubuhnya.

Mencoba mengembalikan separuh jiwaku yang berada pada dirinya.

Mencoba mengembalikan separuh nafasku yang yang sejak 12 tahun lalu kusematkan padanya.


"Waktu kematian 17.43"




Tubuhku seketika terpaku, menatap nanar tubuhnya yang kaku.

"Tae...." Ucapku lirih mendekat kearahnya.

"Taehyung sayang, ini aku." Suaraku gemetar bersamaan dengan tubuhku yang bergetar hebat.

"Taehyung, kau marah padaku ? Maafkan aku__" sebulir air mata tanpa izinku terjatuh tak terbendung.

"__hukum aku apapun itu, tapi jangan tinggalkan aku seperti ini__" aku berusaha menepuk rahang tegasnya.

"__a-aku mencintaimu Taehyung, sangat." Kulitku hangatku terasa tersengat saat merasakan dinginnya kulitnya.

Seketika dadaku terasa sesak, begitu menyesakkan seperti dihujam ribuan belati.

Nafasku tertahan saat menyadari dia, Taehyung-ku telah meninggalkanku selamanya bahkan tanpa sempat mendengar kata maafku untuk terakhir kali. Tanpa sempat mengucapkan seberapa besar aku mencintai dirinya.

"Kook, relakan Taehyung." Bisikan halus menyapa gendang telingaku, itu suara kakakku Seokjin, aku tau betul. Tapi kenapa kalimatnya membuatku menolak meyakini ?

"H-hyung.... aku ingin Taehyung. Ke-kenapa dia tidak bangun ?" Ucapku terbata, sembari terus menghapus kasar lelehan air mata yang turun tanpa henti.

"Hiks Kook, sadarlah ! Taehyung telah tiada !"

Seketika tubuhku menegang, langkahku mundur beberapa langkah dari tubuh Taehyung yang tadi kurengkuh.

Dan sedetik kemudian tangisku pecah, tanganku meremat dadaku yang begitu menyesakkan.

Sakit, sakit sekali.

Aku meraung meneriakkan nama Taehyung, berharap Tuhan mengasihaniku dengan membawanya kembali.

Seokjin hyung memelukku erat tubuhku yang bergetar memberontak, terus meremat dan menepuk dadaku yang begitu menyakitkan, begitu hampa. Seperti separuh hidupku lenyap bersama nafasnya yang terhenti.

Aku ingin Taehyung


Aku ingin Taehyung-ku






Aku hanya mau Taehyung disisiku







Aku hanya mencintai Taehyung












"TAEHYUNG !!!!!" Teriakku hingga rasanya suaraku menghilang dan semuanya gelap.
















Aku terengah dengan peluh membanjiri keningku, aku mengerjapkan kedua mataku melihat sekelilingku. Ini kamarku.


"Jungkook !!" Suara bedebum pintu kamarku yang dibuka terburu dan menampakkan sosok kakakku yang masih dibalut dengan piyama pink favotitnya melangkah cepat kearah ranjangku.

"Kau bermimpi buruk lagi ya ?" Tanyanya lembut sembari memelukku begitu erat.

Aku mengangguk sambil terisak. Ini sudah bulan ketiga dia pergi. Tapi mimpi itu terus datang, mimpi yang selalu menamparku pada kenyataan yang ada. Dia __ Taehyung-ku telah pergi selamanya.

"Hyung, dadaku terasa sesak. Ini terlalu menyakitkan. A-apa yang harus aku lakukan ? Separuh hidupku mati bersamanya hyung." Aku meracau berusaha meluapkan isi hatiku yang menyedihkan.

Tak ada sahutan yang kudengar, hanya pelukannya yang semakin erat merengkuh tubuhku yang terasa begitu lemah. Dan isakan tangis menjadi lantunan sunyi pada malam-malam seperti biasanya.



.

.

.

.









"Bagaimana keadaan Jungkook ?" Pria bersurai terang yang begitu kontras dengan kulitnya yang pucat menatap serius kearah lawan bicaranya yang baru saja menghidangkan samgyetang di atas meja didepannya.

Helaan nafas berat dari Seokjin menampakkan kabar tak baik yang sama seperti hari-hari sebelumnya.

Seokjin menarik kursi di sebrang Yoongi duduk, restoran milik Seokjin yang masih cukup sepi pagi ini setidaknya memudahkan mereka berbicara serius. Hanya ada beberapa karyawan terlihat masih sibuk menata dan membersihkan beberapa meja.

"Setiap malam Jungkook akan terbangun dengan meneriakkan nama Taehyung__" Helaan nafas kembali terdengar.

"__dan setelahnya dia akan menangis dan meracau dadanya sesak dan rasanya ingin mati karena merasa begitu sakit." AIr mukanya begitu sendu saat mengingat bagaimana tatapan kosong adiknya terpancar meski Jungkook tetap beraktifitas seperti biasa, namun itu hanya topeng untuk menutupi segala kehancuran hatinya didetik saat orang tercintanya pergi meninggalkannya.

Yoongi mengangguk paham menanggapi.

"Apa sebaiknya kita membawanya jauh dari segala kenangan Taehyung sementara hyung ?" Yoongi berujar kalem.

Dahi Seokjin mengernyit tidak mengerti arah pembicaraan sahabatnya ini.

"Kita membawanya jauh dari Seoul sementara waktu, mungkin itu sedikit membantunya. Bukankah sebentar lagi liburan semester Jungkook akan tiba ?"

"Tapi kemana ?" Tanya Seokjin.

"Mungkin membawanya ke London bersamaku dan Jimin bisa sedikit membantu."









"Aku harap ini bisa membantu mengurangi rasa sakitmu Kook, aku menyayangimu Kook." Batin Seokjin sembari mengukir senyum tipisnya menatap penuh rasa terima kasih pada sahabatnya Yoongi.













TBC

TBC

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
But I Still Want You (TAEKOOK/VKOOK)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang