AWAL-1

239 51 44
                                    

"Rasa yang selama ini kupendam terus memberontak untuk selalu melihatnya, tak perduli betapa sakitnya jika melihat dia dengan orang lain".

-devilaindjong-

*****

Nampak seorang wanita yang sedang senyum-senyum sendiri di depan layar handPhone-nya. Lebih tepatnya ia sedang melihat sosok pria yang sangat didambakannya. Entah sampai kapan ia akan berhenti untuk tidak berharap kepada pria tersebut.

"Ya Allah, ini manusia kenapa ganteng nya minta ampun sih?" ucap Nadia dalam hati sambil memegang dadanya yang telah berdenyut tak beraturan sedari tadi.

Ingin rasanya ia bertemu dengan sesosok mahkluk yang selama ini menghantuinya dalam tiga tahun belakangan ini. Ia hanya melihat dan mengenalnya melalui salah satu sosial media.

"Heyy Nad! Kesambet apaan lu sanyam-senyum kagak jelas, masih waras kan?"

Nad? Yups namanya Nadia, Nadia Hanifah.
Seorang remaja yang beru menginjak usia 16 tahun.

Ia memiliki seorang sahabat yang sudah dianggapnya seperti saudara. Namanya Risa Magfirah. Mereka menjalin tali persahabatan mulai dari masuk Tk hingga SMA sekarang ini.

"Astaghfirullah, lu ngagetin gua aja,"
Ucap Nadia kaget sambil sesekali mengusap dadanya.

"Lu sih ngapain senyam-senyum segala kayak gak ada kerjaan lain aja," sewot Risa.

"Sewot amat lu, tau ah males gua debat sama lu pagi-pagi gini," ucap Nadia sambil berlalu pergi.

"Eyalah tuh anak kenapa coba, gak jelas amat."

Nadia pergi ke teras depan rumahnya untuk membaca Novel yang baru saja dibelinya beberapa hari lalu bersama Risa.

--

"Duhh buku biologi gua mana, sih," ucap Nadia bingung.

"Jangan-jangan dipinjem Risa lagi, tapi kalau gak ada sama Risa...ahh telpon deh," lanjutnya.

Tutt Tutt

"Halo Sa, buku biologi gua lu pinjem gak?" Ucap Nadia dengan cepat.

"Duhh Nad salam dulu napa sih." dengan sedikit kesal Risa protes pada Nadia.

"Assalamu'alaikum Risa sahabat gua yang paling cantik, paling baik, paling gua sayang sedunia, buku biologi gua ada gak sama lu? " ucap Nadia malas.

"Hehe Wa'alaikumussalam, nah gitu kan enak dengernya," kekeh Risa.

"Oalah jawab napa pertanyaannya," ucap Nadia kesal, tak sabaran.

"Sabar kek, lagian buku biologi lu gak ada sama gua," balas Risa mulai kesal juga.

"Dari tadi napa jawabnya, udah ya pulsa gua sekarat by sahabat gua Assalamu'alaikum," Ucap Nadia yang agak alay dan diakhiri dengan salam.

"By juga sahabat gua yang bawel, Wa'alaikumussalam," jawab Risa yang tak kalah alaynya.

*****

Dengan wajah yang tak dapat diartikan seorang wanita sedang duduk di kursinya, lebih tepatnya di kelas XII MIA 2.

"Nad?" sapa Risa sambil melambai-lambaikan tangannya didepan muka Nadia.

"Nadia ish?" Risa kesal, dia memukul pipi Nadia pelan.

"Eh buset kesambet apaan lu main pukul orang aja," kaget Nadia sambil mengelus pipi yang tadi sempat dipukul Risa.

"Seharusnya gua yang nanya ke elu, kunaon dari tadi ngelamun mulu?" tanya Risa sambil membesarkan sedikit volume suaranya.

Yups, memang betul. Sedari tadi Nadia hanya diam dengan menekukkan kepalanya di atas meja.

"Btw, lu bentar malem sibuk kagak?" bukannya menjawab pertanyaan Risa, Nadia malah bertanya kembali.

"Oalah jawab nape pertanyaan gua," kesal Risa sambil memutar kedua bola matanya malas.

"Nanti lah gua jawab, btw lu sibuk bentar malem gak sih?" tanya Nadia kembali.

"Emm kayaknya engg--"

"Yess bentar malem gua kerumah lu." belum selesai Risa menjawab, Nadia langsung memotong perkataannya.

Sedangkan Risa yang merasa kesal hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sahabatnya itu.

"Eh Sa, gua mau nanya boleh?" tanya Nadia yang menatap mata Risa.

"Kagak boleh. Ya boleh atuh," jawab Risa kesal.

"Hehe. Oh ya, boleh gak sih ngarepin orang yang gk pasti?"

"Ya gak salah sih, cuma jangan terlalu berharap gitu. Emang kenapa? Lu lagi jatuh cinta gitu?" jawab Risa antusias dan diakhiri dengan pertanyaan.

"Jadi gini--"

Belum selesai Nadia menjawab pertanyaan Risa, Rio yang baru saja datang langsung bergeriak dalam kelas.

"Woii, pak sapri dateng," ucap Rio sambil ngos-ngosan karena habis berlari.

Btw tu si Rio ketua kelas XII MIA 2, oh ya dia suka sama Nadia tapi rasa sukanya itu dia pendam. Because, dia gak berani ngutarainnya.

Dengan gerakan yang cukup cepat seluruh siswa XII MIA 2 segera duduk ditempat mereka masing-masing. Tak lupa dengan buku biologi yang telah tertata rapi di atas meja para siswa tersebut masing-masing.

بسم الله
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
Alhamdulillah ini cerita pertama saya, maaf kalau gaje masih belajar soalnya:)

Please jangan hujat yah;)

Coment jangan lupa dah,.

The Begin From A Social Media [ON-GOING] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang