hantu kepala menggelinding

115 9 0
                                    

Banyak orang mengatakan bahwa Ma’had Al-Ishlah Bondowoso adalah pondok yang penuh dengan makhluk halus. Contoh nyata seperti yang dialami oleh temanku sendiri yang dulu pernah belajar podok tersebut.

Abdan namanya.

Awal kisah berawal dari tugas jaga malam. Saat itu Abdan dan beberapa temannya diberi tugas jaga pondok pada malam hari. Ada yang di depan tempat masuk pondok, ada yang di belakang.

Di pintu depan, ada Abdan bersama dua orang temannya yang sedang jaga dengan duduk di kursi panjang. Melihat-lihat jalanan yang sudah sepi sembari mengobrol.

Di seberang jalan ada lapangan luas yang biasa dibuat main bola oleh santri. Lalu di kiri jalan yang tidak terlalu jauh, terdapat pasar yang biasa anak santri beli jajan maupun kebutuhan pokok.

Jam menuntukkan 12, tibalah malam hari yang gelap gulita. Pada malam itu 3 anak yang jaga di depan, salah satu dari mereka tidur. Abdan berada di sebelah kanan, teman satunya tidur, nah teman yang lain pergi ikut jaga di bagian belakang.

Alasannya sakit perut, dan ingin buang air. Akhirnya salah satu teman yang ada di bagian depan disuruh untuk ikut berjaga di bagian belakang.

Saat itu juga Abdan jengkel ketika ditinggal sendirian, yang satunya tidur, yang satunya lagi pergi. Jadi Abdan seoranglah yang masih sadar dan menjaga sekitar.

Temannya pun tak kunjung datang. Lalu orang yang tidur tadi bangun dan bilang kalau dia sakit perut ingin ke WC.

Saat itu juga Abdan langsung menjemput temannya yang lama tidak kembali tersebut. Dihampirinya di bagian belakang dan menyuruh untuk kembali ke depan.

“Eh, balik. Di depan gak ada yang jaga.” kata Abdan.

Ada sekitar empat orang di sana saat abdan menghampiri. Sepertinya temannya tadi yang izin sudah kembali lagi.

Kembalilah Abdan dan satu orang temannya di sisi bagian depan pondok untuk berjaga.

Abdan merasa kesal karena tadi temannya sudah meninggalkannya dalam waktu yang cukup lama. Akhirnya Abdan ingin sedikit mengasih pelajaran atas perbuatannya tadi, biar dia tau rasanya jaga sendirian malam-malam.

Seketika itu Abdan pura-pura tidur.

Abdan tidak tidur sungguhan, dia melirik temannya berkedap-kedip ingin melihat bagaimana reaksi temannya, sembari berkata dalam hati, “rasain tuh jaga sendirian. Emang enak!!”

Sejenak hening, tapi kadang juga Abdan pura-pura mendengkur biar terlihat tidur sungguhan.

Setelah beberapa menit, Abdan memperhatikan dia dengan mata sipit, berharap dia tidak mengetahui kalau Abdan hanya pura-pura tidur. Namu, melihat temannya yang memandang ke depan lapangan dengan pandangan kosong, membuat Abdan lebih memperhatikan dia dengan serius.

Tiba tiba raut muka temannya yang diterangi dengan lampu jalan seadang itu, mengkerut. Lalu tangannya medekap menutupi wajahnya dan duduk keluar dari kursi panjang yang ada di sana seraya orang ketakutan.

Abdan langsung berdiri bangung dari tidur pura-puranya mendekati teman yang ada di sampingnya itu.

“heh, kau tak apa-apa?” kata Abdan sambil memegang pundaknya.

Namun ternyata, tangisan menggeru-geru terdengar dari wajah yang ditutupinya.

Abdan pun langsung terperanjat, melihat temannya seperti itu. Kiranya pasti ada yang menggoda temannya. Gak mungkin tiba-tiba dia menangis tanpa sebab apapun.

Di sela-sela itu, teman satunya yang dari WC datang.

“ini kenapa kok sampe gini Daann..”

Suara temannya agak mengeras saat memanggil Abdan. Saat itu Abdan tidak mendengarkan panggilan dari temannya, dia sibuk berada di seberang jalan dengan berteriak-teriak di depan rumah kosong tua.

Scary Story (merinding)  {END ✔}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang