Sesampai dirumah irena,dia tidak melihat lena dan doni yaitu orang tua dari irena, dia ingin sekali bercerita tentang hari ini yang dia alami disekolahnya. Irena duduk diruang tamu sambil membuka sepatunya namun tidak ada satu pun suara yang memanggil irena, maupun bibi, mamah,ataupun papahnya. Iren merasa bingung kemana penghuni rumah ini, lalu iren beranjak pergi kekamarnya untuk berganti pakaian dan mandi.
"Iren"seorang paru baya yang memanggil nama irena,dia adalah lena mamahnya irena dia biasa dipanggil oleh mamah nya dengan sebutan iren.namun tidak ada satu pun jawaban dari iren, lena mengusulkan untuk mengecek kamar iren lalu lena menemukan sosok yang dia cari dikamarnya yaitu iren, dia sedang mendengarkan musik sambil memakai headphone.
"Iren, mamah manggil dari tadi kamu ga jawab, mamah cari ternyata kamu disini"
"Iya mah maafin iren ya, tadi iren pulang ko rumah sepi mah,mamah kemana? " Tanya iren kepada mamahny.
"Tadi mamah abis beli makanan ke supermarket, papah kan belum pulang kerja, terus bibi juga tadi izin pulang untuk melihat anaknya yang sedang sakit" jelas mamahnya kepada irena
"Hemm emangnya anaknya bi surti sakit
apaa mah? " tanya irena kepada mamahnya"Sakit radang mamahh juga tadi menyuruh bi surti untuk membawa anakny kedokter jadi anakny bi surti sudah membaik, yaudah kamu ga usah nanya nanya terus,sekarang kita turun makan"lena menjelaskan kan kepada irena yang sejak dari tadi bertanya, hingga mamahnya irena menyuruh turun untuk makan malam„
"Oke mah"
Samapai diruang makan iren mengambil lauk dan nasi untuk disantap, kali ini mamah nya membelikan makanan favorit iren yaitu pecel lele, lena sangat bahagia mempunyai anak seperti irena oktavia dia anak yang tidak selalu menuntut orang tuanya untuk membeli kan sesuatu yang aneh, seperti hal nya anak anak lain meminta tas yang mahal, sepatu yang mahal, namun iren bukan lah anak yang seperti itu iren sangat mandiri walaupun dia terlahir sebagai anak satu satunya, iren juga dari keluarga yang berkecukupan. Namun iren tidak pernah meminta sedikitpun barang yang mahal mahal.
"Mah tadi disekolah,aku sama claudia kehalaman sekolah untuk menyaksikan peresmian siswa, tapi aku ga sengaja nabrak ka bintang dia osis disekolah aku mah, dia ganteng, baik, dan ramah" iren menceritakan apa yang terjadi tadi disekolahny..
"Lalu kamu sudah minta maaf? "
"Udah donga ma, tapi mah kayanya aku mengagumi ka bintang" iren mengungkapkan perasaannya kepada lena mamahnya
"Mengaguminya? Maksudnya kamu suka sama kaka kelas kamu? " tanya lena kepada anaknya
"Sepertinya mah" jawab iren yang masih ragu kepada hatinya
"Mamah ga mau anak mamah suatu saat nanti patah hati karena Cinta, kalau kamu siap untuk melawan sakitnya hati untuk kedua kalinya ya mamah si gapapa, tapi mamah ga mau anak mamah seperti dulu iren yang murung, iren yang tidak ceria seperti ini" jelas mamah kepada iren
"Iya mah" iren mengingat masa lalu nya saat dia pacaran dengan miko, dia yang sangat mencintai miko namun miko begitu jahatnya menduakan iren, hingga iren patah hati, dan menjadi seorang yang tidak tahu bagaimana cara bahagia lagi, rasa itu membuat iren mengeluarkan air mata didepan mamahnya.....
"Ren maafin mamah ya yang mengingatkan masa lalu kamu"
"Mamah benar aku ga mau sakit untuk kedua kalinya"
" ren mamah ga mau kamu disakitin lagi, mamah juga ga mau kamu ga bisa merasakan masa masa sma kamu"
"Iya mah, iren kekamar ya"pamit iren untuk segera kekamar nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love in sadness
Teen Fictioncinta memang mempunyai segi warna, namun ketika warna dari sebuah Cinta sudahla gelap itulah tanda dari patah hati