1. as simple as

5.4K 835 111
                                    

I am not the only traveler
Who has not repaid his debt
I've been searching for a trail to follow again.
Take me back to the night we met. ❞

Hm, Min Yoongi ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hm, Min Yoongi ya...

Agak sulit mengemukakan pendapatku mengenai dia. Karena kesan pertama umumnya tak pernah sama dengan kesan-kesan berikutnya.

Jika amat terpaksa, dengan tidak bermaksud mengecewakan siapapun khususnya Min Yoongi, aku ingin bilang, dia itu sebenarnya... Biasa saja.

Ini bukan bentuk upaya menilai rendah martabat orang lain, sungguh. Hanya saja bagiku, apapun itu—sesuatu yang berkaitan dengan dirinya, aku rasa biasa-biasa saja. Semacam... Yah, tentu saja ia tidak buruk, di sisi lain pula tidak dapat dikategorikan istimewa.

Bagaimana denganku? Tentu tidak kalah jauh biasa.

Kami—orang-orang biasa ini juga tidak dipertemukan oleh Tuhan secara menakjubkan. Kau tahu, layaknya pertemuan dua tokoh protagonis dalam drama yang mengharuskan sang wanita menikahi pria kaya dan rupawan. Well, diam-diam aku juga menantikan pertemuan yang demikian gilanya.

Tapi Angan-angan itu tak kunjung terwujud karena hidup kami sayangnya tidak disajikan dalam kemasan novel romansa panas nan terlarang antara bos dan seketaris seksinya.

Karena satu: aku tidak seksi, dua: Min Yoongi bukan bos bersetelan satin, tiga : Saat kami pertama kali bertemu, kami hanyalah mahasiswa fakultas musik yang umumya semakin bertambah miskin hari demi hari.

Aku diwakili oleh rasa gengsiku, kali ini membantah bahwa takdir cinta kami adalah pertemuan yang biasa saja. Tolong dicatat, tidak ada kisah cinta yang biasa-biasa saja di muka bumi ini. So, Aku akan menyebut perjalananku bersama Yoongi sebagai pertemuan yang sederhana.

Pertemuanku dan Min Yoongi sesederhana kehidupan perkuliahanku yang mempertemukan kami lantaran Nomor Induk Mahasiswa yang hanya berbeda satu angka di belakang.

Malam itu di perpustakaan umum, aku membawa wajah awut-awutan tanpa ulasan bedak sekalipun, melangkah terburu-buru di antara rak-rak buku, dan menghampiri mahasiswa bernama Min Yoongi untuk pertama kalinya.

Ketika aku berhadapan langsung dengan dia, aku tidak menyesal sudah datang dengan penampilan terburukku karena Min Yoongi ternyata sama buruknya.

"Terima kasih sudah berusaha menemukan id ktalk-ku ya." Aku menyebutkan kata usaha, karena tentu saja sulit menemukannya, mengingat ini adalah hari pertama kami berkuliah.

"Apa pantas aku mengatakan tugas pertama ini sebagai kesialan? Karena... Hell! Ini hari pertamaku sebagai mahasiswi." Dumelku setengah berbisik seraya melempar bokong tepat ke permukaan kursi berbantal di sisinya.

Ia mendecak setuju, "Kau boleh menyebutkan hal buruk apapun, karena aku pasti setuju." Ia kemudian beralih memandangi wajah jelekku untuk sepersekian detik, "Apa menurutmu kita butuh asupan kafein dan sedikit cemilan?"

Pertempuran menghadapi tugas kampus malam itu dipersenjatakan dengan dua cup kopi panas, dua kantong keripik kentang super jumbo, dan obrolan-obrolan seru yang kian melenceng dari topik belajar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pertempuran menghadapi tugas kampus malam itu dipersenjatakan dengan dua cup kopi panas, dua kantong keripik kentang super jumbo, dan obrolan-obrolan seru yang kian melenceng dari topik belajar.

Sungguh, kerja kelompok pertama dengan anak satu kampusku yang berjalan dengan baik. Hm, Ini tidak semenyenangkan kedengarannya, biasa saja kok.

Hanya saja Min Yoongi ternyata tidak seburuk bayanganku karena setelah malam yang panjang itu, tanpa kusadari kami pelan-pelan menjadi cukup dekat.

Cukup dekat untuk bertanya bagaimana proses verifikasi status tugas aransemen lagu secara online.

Cukup dekat untuk meminjam catatan satu sama lain dan membayarnya dengan traktiran makan malam.

Cukup dekat untuk meminta segelintir contekan ketika ujian akhir, cukup dekat untuk bercakap-cakap sampai pagi via panggilan video.

Cukup dekat hingga tanpa kusadari, kami kehilangan jarak dan aku ingat betul rasa bibirnya.

Cerita yang sederhana bukan? Sesederhana alasan kami memilih untuk berpisah empat tahun setelahnya.
.
.
.
.
.
.
.
.
oh hai...
Mungkin banyak yang sudah melupakan daku. Jangan kaget loh ya, ini orang siapa kok main apdet cerita.
Terima kasih sudah mampir loh ya, jangan lupa vomentnya hehe ♡

The Night We Met | Min YoongiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang