Chapter 3

907 190 49
                                    

Ketentuan yg harus di ikuti 🔨
.
Pertama FOLLOW karena aku merasa miris kalau ada yang vote random atau nanya kenapa nggak bisa dibaca? 😳
.
Kemudian VOTE, usahain jangan random. Apa susahnya ya buat tarik jempolnya buat vote, seperti saat antusias kalian baca ff ini 😁
.
Lalu KOMEN, aku seneng kalian komentar meskipun itu cuman kata next tapi alangkah baiknya kalian juga kasih saran atau kritikan 😌
.
Terakahir, Jadiin Reading List. Biar yang suka nggak ketinggalan mending jadiin reading list aja 😊
.
Susah apa nggak? Nggak kan ya jadi lakuin apa yang aku saranin jika kalian menghargai Author banget 😉👌
.
.

Tn. Hwang terlihat duduk disebuah kursi restaurant, melihat jam tangannya beberapa kali tak lama Ny. Hwang datang dan duduk dihadapannya.

"Wae?" Tanyanya dingin.

"Kembalilah kerumah. Hyunjin membutuhkanmu." Bujuk Tn. Hwang bahkan kini ia menarik tangan Ny. Hwang yang kali ini menunjukkan kekesalannya.

"Bagaimana bisa aku kembali, sementara putriku entah berada dimana? Hidup atau mati, aku pun tidak tau!" Pekik Ny. Hwang.

"Dia bukan putrimu! Sampai kapan kau terus bertindak bodoh seperti ini? Harus menghabiskan berapa banyak waktu lagi hanya untuk memperhatikannya yang selalu mengacaukan semuanya! Karena tindakan tak beralasanmu ini, kau sampai mengorbankan putramu satu-satunya?" Kali ini suara Tn. Hwang meninggi dan Ny. Hwang mulai menangis.

"Lalu kau ingin aku bagaimana? Jika aku kembali kerumah, semua akan tetap sama saja. Fakta bahwa aku dan kau menelantarkan putri kita sendiri akan terus ku ingat. Sampai detik ini, saat aku melihat dirimu...Aku sangat marah sampai aku merasa muak. Jadi jika kau ingin aku kembali? Aku tidak bisa! Jika kau mengatakan ini untuk Hyunjin maka biarkan dia ikut dengan ku. Hanya itu solusinya!" Kata Ny. Hwang yang kini pergi meninggalkan Tn. Hwang yang terdiam dengan kekesalannya.

"Sek. Park!" Panggil Tn. Hwang dan pria tua itu segera mendekat.

"Iya Tuan." Jawabnya.

"Bagaimana? Kau menemukannya?" Tanya Tn. Hwang.

"Maaf tuan belum, sampai detik ini tidak ada data transaksi melalui kartu kredit, bahkan aktifitas melalui kartu seluler nona Sinb." Lapor Sek. Park membuat Tn. Hwang mendesah.

"Apa yang di inginkan sebenarnya?" Guman Tn. Hwang yang kini bangkit dan pergi meninggalkan restaurant.

---***---

Hilang adalah satu kata dengan berjuta makna.
Hilang dan muncul ditempat lain atau bahkan lenyap untuk selamanya.

Jika ada sebuah cara untuk menghilangkan luka?
Aku ingin melakukannya meskipun hal itu cukup menyakitkan.

Karena luka ini terus menyakitiku
Sampai aku tidak tau harus melakukan apa untuk menanganinya?

Saat pagi buta, ketika mentari mulai terlihat di ufuk timur. Sinb bangun, membantu nenek merapikan kaos kaki dagangannya. Rasa sakit dikepalanya sudah mulai berkurang, tapi ia akan sangat pusing saat awal bangun.

Ia tak mau mengecewakan seseorang yang mau memungutnya. Perasaan rendah karena terus-terus mengecewakan orang lain, seolah menjadi sebuah bom yang akan menyerangnya sepanjang waktu. Penolakan yang telah ia alami beberapa waktu lalu membuat Sinb cukup ketakutan. Takut saat nenek Kwon tak menyukainya dan membuangnya lagi, jadi Sinb memutuskan untuk menjadi anak baik mulai dari sekarang.

Bahkan ia terus merapalkan kalimat itu seperti mantra dalam pikirannya.

Hwang Sinb kau harus kuat! Bekerjalah dengan keras agar kau tak dibuang! Jangan malas! Jangan emosional! Bertahanlah!

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang