Chapter 21

468 93 13
                                    

Memimpikan akhir yang bahagia adalah keinginan semua orang.

Namun, dapatkan seseorang mempersiapkan segala sesuatu untuk akhir yang buruk sekali pun?

---***---

Hanbin benar-benar mencegah Sinb untuk pergi darinya. Gadis itu, seharian harus membolos hanya untuk menemani Hanbin. Benar-benar posessif menyebalkan dan Sinb hanya mampu mengatainya dalam hati. Karena, setiap ia mengeluarkan suaranya Hanbin akan menghujaninya dengan ciuman-ciuman yang jujur sesungguhnya membuat Sinb sangat malu dan itu akan memicu ingatannya pada semalam. Kejadiaan dimana ia harus melepaskan mahkotanya untuk satu pria brengsek ini.

"Sampai kapan kau akan menunjukkan wajah seperti itu?" tanya Hanbin yang kini memandang Sinb yang terlihat begitu kesal.

"Lalu aku harus bagaimana? Ada banyak hal yang harus ku selesaikan. Bisakah aku kembali?" mohonnya untuk kesekian kalinya dan Hanbin langsung menggeleng, membuat Sinb harus mendesah.

"Saya bisa mengantarkannya tuan," celetuk seorang wanita dengan kemeja putih dan rok hitam di atas lutut. Wanita ini begitu seksi, membuat Sinb cukup iri hanya dengan melihatnya saja.

Hanbin pun memperhatikan perubahan wajah Sinb. "Ia sekertarisku dan juga pengawalku," ungkapnya membuat Sinb menoleh bingung.

"Pengawal?" tanyanya dan Hanbin mengangguk sembari tersenyum.

"Ia berhenti dari NIS dan bekerja kepadaku," jawab Hanbin yang seketika membuat Sinb menganga. Yang sesungguhnya itu hanya kebohongan untuk menutupi identitas sekertaris Park. Sungguh sangat tak terduga, bagaimana wanita yang nampak cukup merawat dirinya ini adalah mantan seorang agen yang pekerjaannya cukup berbahaya dan tak manusiawi menurut Sinb, karena mereka akan di utus pergi kemana pun dalam keadaan siap atau tidak siap.

"Namanya adalah sekertaris Park Soyoung," lanjut Hanbin dan Soyoung pun membungkuk dan kembali menatap Sinb dengan senyum ketertarikan. Seketika Sinb merasa aneh dengan wanita di hadapannya ini.

Seharusnya dan seperti kebanyakan cerita klasik, jika seorang sekretaris akan memiliki fair dengan atasannya. Tapi, saat ini Sinb merasa jika wanita ini malah tertarik kepadanya. Apa mungkin wanita ini seorang penyuka sesama jenis?

"Berhenti berasumsi dengan pikiran rusakmu itu, ia begitu mengagumimu," sela Hanbin yang sangat mengenal Sinb lebih dari siapa pun. 

Sekertaris Park pun tertawa bersama dengan Hanbin yang begitu geli, bahkan pria ini kini mengacak rambut Sinb dengan gemasnya. Sinb pun mencondongkan bibirnya, merajuk.

"Bagaimana Tuan? Apa saya bisa mengawal nona Sinb?" tanyanya dan Hanbin terdiam.

Sinb seketika tersenyum. "Tentu saja boleh. Hanbin akan sangat senang jika kau mau mengantarkan pulang," kata Sinb sambil berusaha untuk menahan tawanya saat melihat wajah tak suka Hanbin.

"Aku tahu kau mengaguminya, tapi bagaimana bisa kau secepat itu memihaknya. Akulah bosmu, bukan ia," kata Hanbin yang merajuk dan hal ini membuat baik Sinb maupun sekertaris Park tertawa.

"Jangan hiraukan ia, ayo kita pergi. Aku sudah bosan terus menamaninya," kata Sinb sambil menarik sekertaris Park bersamanya.

Menyisahkan Hanbin yang telah tertawa melihat kepergian dua wanita itu. Hanbin pun membaringkan tubuhnya pada tempat tidur dan menghela napas panjang. "Aku tahu kau tidak akan menyukai ini, tapi aku sudah tidak bisa mundur lagi," gumamnya yang kali ini memejamkan matanya.

---***---

"Aku sudah menyiapkan beberapa proyek besar untuk tambahan dana partai," ucap Tn. Hwang yang kini mengusir beberapa wanita penghibur yang mencoba untuk merayunya. Ia baru datang, menatap kedua rekannya itu dengan pias. 

Killing MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang