PERHATIAN!!!
Cerita ini terinpirasi dari movie 2 Gintama "Be forever Yorozuya." Ini membahas tentang couple yang saya favoritekan dalam haremnya Gintoki, yaitu GinTae. Kenapa saya mengambil cerita dari movie 2? Karena menurut saya cmn GinTae yang feel-nya paling terasa di movie ini. Dan berkat movie 2 ini, fix saya mantap untuk lebih memilih GinTae. Meskipun saya udah mulai suka mereka pas nonton ulang Benizakura Arc. Scene mereka saling lewat sambil bawa payung itu juga salah satu scene favorite saya.Sebenarnya ini sekedar iseng saja. Sangking susahnya menemukan fanfic GinTae( dan betapa dikitnya fans GinTae) jadi saya memutuskan untuk membuat ini. Padahal kalau diperhatikan hint mereka nggak kalah banyak loh kayak kapal sebelah harem Gintoki. Apalagi kalau barengan sama Shinpachi dan Kagura. Uh...keliatan kayak keluarga aja mrk.
Oh ya akan ada GinSacchan yang ikut terselip dalam cerita ini, ini kapal kedua saya dalam harem Gintoki setelah GinTae. Kalau tidak suka dengan kedua couple ini saya tidak menyarankan untuk membacanya.
Hope you like it.
o0o
Udara penat berikut mendung yang tampak di langit edo tidak dapat mengurungkan niatnya saat ini untuk mengunjungi seseorang yang sangat ia rindukan. Ia melangkah dengan penuh kehati-hatian, mengingat banyaknya bandit yang selalu mengganggu ketentraman edo sejak kekacauan itu terjadi
Semenjak wabah putih itu menyerang.
Sebenarnya ia bisa saja dengan mudahnya melumpuhkan bandit-bandit itu, hanya saja ia tidak ingin membuang-buang waktu saat ini.
Tiap menit dan detik sangat berharga. Ia tidak mau menyia-nyiakan waktunya untuk hal yang tidak berguna. Masih ada hal yang lebih penting baginya saat ini. Yang bahkan membuatnya rela menyumbangkan menit kehidupannya hanya untuk bersama orang itu.
Ya, seandainya ia bisa seperti itu. Seandainya ia bisa terus berada disampingnya, ia rela menukarkan apapun dalam hidupnya agar hasratnya tercapai.
Tapi semua itu mustahil. Tidak ada lagi celah untuknya dalam mewujudkan keinginannya. Langit seolah mengutuknya untuk tidak bisa terus berada disisi orang yang dia cintai.
Ia menghentikan langkahnya ketika sudah sampai di tempat tujuan. Ia meneguk ludahnya secara perlahan. Tiba-tiba saja rasa gugup menyerang sekujur tubuhnya. Membuat kerongkongannya kering dan keringat dingin bercucuran di tubuhnya. Ia lalu menutupi separuh wajahnya dengan syal yang melingkar di lehernya. Topi caping yang ia kenakan agak di turunkan, ia sengaja melakukannya untuk menutupi wajahnya.
"Oh Tn.Sakata."
Ia —Sakata Gintoki, membuat gerakan mengunci di depan bibirnya saat seorang dokter menemuinya secara diam-diam.
Dokter itu mengangguk paham, membodohi dirinya sendiri karena bisa-bisanya ia menyebut nama pria di hadapannya saat ini. Untung saja hanya ada mereka berdua disekitar situ.
"Tidak ada orang?"
Dokter itu mengangguk.
"Ia sudah tidur?"
Dokter itu kembali menganggukkan kepalanya.
Gintoki mendesah lega, perjalannya tidak sia-sia.
Dr.Tanaka.
Dokter yang menemuinya itu dan bersedia membantunya untuk menemui salah satu pasien di RS itu lalu mengkawalnya menuju salah satu ruangan. Tempat dimana sosok yang ingin ia temui tengah berbaring disana.
"Seperti biasa hanya 10 menit saya berada di dalam," ucapnya.
10 menit itu waktu yang teramat ringkas. Dalam waktu sesingkat itu ia tentu tidak bisa menumpahkan seluruh kerinduannya. Bila dibandingkan dengan perjuangannya menuju ketempat ini, sepuluh menit rasanya tidak adil baginya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Tears (Completed)
FanficGintama ©Hideaki Sorachi GinTae fanfiction Rated T Ini kisah tentang pria yang dijuluki Shiroyasha. Kisahnya dengan gadis yang mampu menarik hatinya. Tapi dengan adanya benang hitam dalam kehidupannya yang terhubung dengan masa lalu, dirinya justru...