Cinta disertai kebahagiaan akan senantiasa datang pada siapa yang mau menunggu.
Itu yang saat ini Claudya lakukan. Menunggu akan kedatangan cinta dan kebahagiaan.
Di bawah terik matahari yang menyengat, sama sekali tak menggoyahkan niatnya untuk bertemu dengan seseorang yang selama ini ia nantikan. Seseorang yang membuat hidupnya berwarna. Berwarna dengan ketulusan dan kemurnian kasih sayangnya. Yang selalu seseorang itu curahkan pada Die.
Setengah jam berlalu, peluh mulai menetes perlahan membasahi wajah Die. Namun, Die tak bergeming. Sorot matanya tak lepas pada mobil-mobil yang berlalu di hadapannya. Ia tetap pada posisinya sampai seseorang yang ia nantikan ada di depannya, menghapus segala kegusaran hatinya. Die tetap optimis.
Walau sempat ia berpikir, "Apa dia cuman mempermainkanku? Apa dia benar-benar akan datang menemuiku?"
---
Hollaaaaa!!!
Welcome to my story...
Salam kenal ya semua...
Aku masih penulis amatir di sini, jadi maaf banget kalo ada typo bertebaran dimana mana, kosa kata yang gak jelas dan rancu, dsbEnjoy the story yhaaa
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa:)
Bhyee:*
KAMU SEDANG MEMBACA
Memory
Teen FictionDie memandang tangan Galih dengan kening yang berkerut. "Gak mau maafin gua?" Tanya Galih memastikan. Lalu menarik kembali uluran tangannya. "Iya gue maafin. Gue juga minta maaf," ucap Die. Galih tersenyum. Die membalas senyumannya. "Lu cantik juga...