TIGA

12 4 0
                                    

Mobil milik Haryo akhirnya sampai di salah satu restoran bergaya klasik di daerah Kemang. Die turun dari mobil dengan rambut yang terikat dan dicepol. Dress klasik warna merah marun sepadan dengan high heels silver yang dipakainya.

"Cantiknya anak Papa."goda Haryo sambil merangkul anak gadisnya.

Die tersenyum, "Iya dong, masa sih Claudya Cantya Sekarwangi gak cantik.." balas Die.

Mereka pun masuk ke dala restoran. Terlihat teman Haryo dan istrinya sudah dulu datang.

"Hi! How are you, Arnold?" sapa Haryo pada teman lamanya itu.

"Hai juga. I'm fine, how about you?" balas Arnold.

"I'm fine too. Oh iya ini anakku, namanya Claudya." Haryo memperkenalkan Die kepada Arnold dan istrinya. Die hanya tersenyum.

"Wah.. Cantik ya.. Mirip sama kamu, Dil." kata Mira memuji paras Die.

'Iyalah Die gituloh..' kata Die dalam hati.

"Halah bisa aja kamu, Mir. Oh iya anak kamu mana? Katanya mau ikut?" tanya Faradila penasaran.

"Oh ini, si Gading gak bisa dateng soalnya dia ikut pertukaran pelajar ke Australi. Yang ikut cuman si bungsu. Bentar lagi juga nongol tadi katanya ke toilet." jelas Mira.

"Oh gitu..."

Mereka -para orang tua- pun terhanyut akan nostalgia pertemuan pertama mereka. Sementara Die menyibukkan diri membuka grup line Crazygirls yang dibuatnya dengan keempat sahabatnya.

ClaudyaCantya: P

Aghina12: kenapa?

rebecca: yes

ClaudyaCantya: Gua lagi bete nih. Diajakin dinner mlh dikacangin

hannadwis: maksud lo?

ClaudyaCantya: Iya gua diajakin dinner sm bokap gua eh dia malah cuekin gua skrg. Kesel gak sih lu pada kalo diginiin?

Aghina12: klo gw sih lgsg cabut

rebecca: kesel jg sih tapi ya gmn bisa cabut sih ghin? kan ada ortu yakali malu2in ortu. kalo gua sih sabarin aja

Aghina12: Ya itukan cuman saran doang bec

hannadwis: lu stay di line aja kita bakal jd mood booster lu kok

ClaudyaCantya: Ghin saran lu gabakal gua terima

ClaudyaCantya: Iya deh bec gua pilih saran lu

ClaudyaCantya: Okedeh gua stay line

Read.

"Die!" bisik Faradila sembari menyenggol siku Die.

Die menoleh, "Apa?"

"Matiin hpnya"

"Yahh, Ma.. Tapikan--"

"--matiin." kata Faradila.

Die pasrah menonaktifkan ponselnya.

"Arnold, anak kamu mana?" tanya Mira pada suaminya dengan pelan.

"I don't know." jawab Arnold tak kalah pelan.

Mereka pun kembali mengobrol dengan orang tua Die.

"Selamat malam." sapa seorang laki-laki yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah mereka.

Die terkejut.

MemoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang