Pertukaran Siswa

49 11 8
                                    

Terhitung udah satu minggu gue sekolah. Segalanya masih tetap sama. Gue masih duduk bersama Aria Johan dan gue juga masih belum memiliki teman lain selain Aria, Benedict, dan Jeno di kelas. Jangan tanya bagaimana suramnya hidup gue yang biasanya selalu main, bercanda, berlari ke sana ke mari dan tertawa——dimohon untuk nggak bernyanyi——bareng teman-teman gue yang kalau ngumpul udah kayak orang mau tawuran saking banyaknya.

Waktu istirahat gue selalu dihabiskan bersama teman SMP gue yang padahal pas dulunya nggak deket sama sekali tapi karena situasi yang kurang mendukung, gue jadi sering berduaan sama dia.

Namanya Cendana.

Iya, Cendana doang. Nggak pake nama depan, tengah, ataupun belakang. Namanya hanya terdiri dari satu kata, tiga suku kata, dan tujuh huruf.

Kegiatan yang biasa gue lakuin bareng Cendana cukup mainstream. Kita bakal pergi jajan, lalu nongkrong di depan kelas sambil bertukar cerita mengenai apa yang terjadi di kelas masing-masing.

Honesty, di kelas ada satu orang cewek yang melakukan pendekatan secara intens pada gue. Anaknya agresif banget, asli. Gue jadi takut sendiri setiap kali dia nyamperin gue.

Elyza Damayanti.

Itu yang tertera di nametag-nya. Tapi dia bilang, gue bisa panggil dia Icha. Awalnya gue menulis nama kontaknya begitu, Icha. Namun, lama kelamaan ada sesuatu yang nggak begitu penting yang gue tau. Panggilan Elyza hanya ditulis Ica.

Nggak pake H.

Cuma Ica, bukan Icha.

Pada saat itu juga gue langsung mengganti namanya di kontak gue secepat sabun cuci piring Mama Lemon membersihkan noda.

Intensitas Ica mengajak gue ngobrol cukup sering. Bisa sampai sepuluh kali atau lebih. Kadang dia cuma nyapa selewatan manggil nama gue atau bisa lebih dari itu. Seperti sekarang misalnya.

"RIYU!!! Foto, yuk!"

Gue nggak berlebihan ketika memberi tanda seru setiap kali dia ngomong. Karena nada suaranya memang selalu setinggi itu. Melengking. Terdengar seperti menjerit-jerit.

Gue tersenyum kaku. Sedikit canggung saat Ica mendekatkan wajahnya ke sisi gue untuk mengambil gambar.

Gue meringis dalam hati. Lo nggak bisa jauhan dikit apa????

Bukan.

Gue nggak suka Ica terlalu dekat dengan gue bukan karena dia bau.

Bukan juga karena dia menjijikan.

Atau bukan karena dia terlihat mesum.

BUKAN KARENA ITU SEMUA YA GUE PERINGATKAN SEKALI LAGI.

Ini cuma masalah gue yang kurang bisa cepat berbaur dan nggak bisa skinship dengan semua orang.

"HAI!!"

"HAI!!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Jungkir Balik Dunia RiyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang