Apa itu Kompak?

49 10 9
                                        

Kompak; bersatu padu (dalam menanggapi atau menghadapi suatu perkara dan sebagainya).

Itu menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang gue download di Play Store.

Nah, pertanyaan selanjutnya adalah, apakah 10 MIPA 4——kelas gue saat ini——dapat dibilang kompak?

Kemarin, ketika Bu Titan nggak lagi mau mengajar di kelas, gue dan yang lainnya membujuk beliau habis-habisan. Awalnya dia memberi syarat; oke, dia bakal ngajar lagi, ulangan juga akan berjalan lancar, tapi nggak untuk Kalisa, Ribki, Ica, Seliana, Jeno, dan Benedict.

Jelas, anak kelas gue nggak bisa menerima syarat yang diberikan Bu Titan.

"Kalau mereka (r: Kalisa, Ribki, Ica, Seliana, Jeno, dan Benedict) nggak dibolehin ulangan, kita semua juga nggak usah ulangan, Bu," cetus Arkai membuat gue rada terharu. Iya lah coy, meskipun yang nggak dibolehin ulangan itu bukan gue, tapi tetep, gue nggak bisa diem aja ngeliat temen gue nilainya kosong nanti.

Kita masuk sini bareng-bareng, naik kelas juga harus gitu.

Setelah beberapa saat, Bu Titan menghela napas. "Iya deh, ulangan semuanya. Buru. Siapin kertas selembar!"

Bu Titan ini memang dikenal dengan sifat moody. Semua orang tau itu. Dia bisa kembali bercanda ketika sepuluh detik yang lalu marah besar-besaran, begitu juga sebaliknya.

Ulangan nggak begitu berjalan mulus. Karena ulangannya udah kayak tahu bulat yang digoreng dadakan, anak kelas menjadi kelimpungan sendiri——nggak usah tanya bagaimana keadaan gue karena gue punya Aria Johan yang kalau masalah itung-itungan gini otaknya cepet. Mereka mau nyontek ke yang pinter, takut malah bikin kebisingan dan berakhir kena omel Bu Titan lagi.

Sampai,

"Bu, ini soalnya kok rada nggak jelas gitu, sih?" Ribki mengacungkan tangannya, mengumpankan dirinya sendiri kepada macan lapar. Cowok itu memang nggak banyak berkata atau memberi kode, tapi satu kelas yakin bahwa waktu-waktu ketika Ribki bertanya dan Bu Titan sibuk menjelaskan bisa digunakan untuk saling membagikan jawaban.

Bu Titan berdiri di sebelah meja Ribki cukup lama, mendengerkan keluh kesah cowok berotak encer itu tentang soal yang dia terima. Meski yang dibicarakan Ribki sedikit melenceng.

"Apaan deh, Ribki. Pertanyaannya tuh emang begitu. Lagian ini kan ulangan, nggak boleh nanya!" Bu Titan meninggalkan meja Ribki sambil mendengus kecil. "Lima menit lagi. Kalau Ibu bilang kumpulkan, berarti harus dikumpul, ya. Nggak ada yang ntar dulu-ntar dulu. Nanti nggak Ibu terima ulangannya kalau yang kayak gitu."

Beberapa di antara anak kelas gue banyak yang langsung menegakkan punggungnya. Namun nggak sedikit yang masih sibuk melongok ke bawah meja guna melihat secarik kertas yang baru aja didapat.

Gue ingat banget bagaimana ulangan itu berakhir. Nggak ada satupun orang yang dapat nilai diatas KKM, gitu kata Bu Titan setelah memeriksa ulangan kita pada hari itu juga.

Puncaknya adalah besok. Ketika ulangan Kimia, Biologi, PKN, dan B. Jepang bersatu dalam hari yang sama.

Benedict: Ada yg liat hp aku?

Benedict: Kalo ada yg liat

Benedict: Tolong jgn diliatin

Benedict: Dia pemalu

Benedict: Hehe

Benedict: Gabut

Ertama: Ngakak

Ertama: HAHA

Benedict: Ting, ada kerjaan gak?

Jungkir Balik Dunia RiyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang