"Nama saya Deva Aldevansyah"
"Haloooo Deva" Dezia menatap heran pada teman temannya saat mereka dengan kompaknya menyapa Deva disertai tatapan yang begitu centil. Bahkan Reina teman sebangkunya pun juga ikut ikutan. Duhh gustii.
"Ya silahkan Deva duduk dibangku yang kosong, disebelah sana" ucap Pak Ceceng menunjuk ke arah belakang Dezia. Chiko dengan senang hati menerima Deva sebagai teman sebangkunya, karena ia bisa selamat dari julukan 'jomblo setia' nya. Sedangkan para wanita hanya mendesah kecewa karena tidak bisa duduk berdekatan dengan sang idola.
"Astagaaaaaaa, ini demi apa si pangeran duduk di belakang gue? Kenapa gak di depan gue aja biar sekalian jadi imam gue?" desis Reina, terlalu bersemangat sampai teman semeja nya ini risih akan sikapnya.
***
Dezia memutar bola matanya, ia jengah melihat perilaku teman perempuan nya yang terkesan berlebihan hanya karena kedatangan si murid pindahan itu.
Seperti saat ini, setelah melewati jam istirahat pertama ada berbagai macam makanan serta minuman yang berjejer di mejanya. Dennis sendiri bingung, ia pikir ini punya Chiko - teman sebangkunya.
"Bukan punya gue, itu hadiah dari fans lo" ucap Chiko setelah ditanya mengenai makanan dan minuman tersebut."Waaahhhh.. Ini buat kita nih? Thanks bro." Wildan mengambil salah satu makanan dari meja Dennis.
"Selamat Ulang Tahun Dev, yang ke berapa tahun lo?" Wildan membuka bungkus kue lalu memakannya."Yang sering - sering aje ye, ntar gua mao dah jadi temen lo"
"Giliran masalah traktir aja nganggep kita temen" Celetuk Chiko yang juga mengambil minuman serta makanannya.
"Yee lo juga ikutan minta kan?" Ucap Wildan melemparkan sampah makanannya ke arah Chiko.
"Abisin aja, gue gak minat." Ucap Deva tiba-tiba.
Lantas mereka dengan senang hati menerima semuanya, sedangkan para perempuan yang memberikan hadiah tersebut memandang kesal ke arah mereka. Termasuk Reina, ia ikut memberikan satu buah minuman untuk Deva sebagai tanda perkenalannya tapi malah diteguk habis oleh si Dodi.
"Kenapa sih minuman gue malah diminum sama si Dodi, emang Deva gak suka ya?" Reina menunjukkan wajah kesalnya yang memerah.
"Sukanya tea jus kali Rein" Celetuk Dezia.
Reina tampak berfikir sebentar, "masa sih cowok unyu unyu kaya dia sukanya sama tea jus? Ih, kalo gue sih alergi ya terlalu murah soalnya"
"Aelah minum air mineral masih dikunyah aja belagu" Dezia menjitak kepala Reina, yang langsung memajukan bibirnya hingga beberapa centi.
Hari ini dipelajaran terakhir tepatnya pelajaran fisika, Pak Ceceng tidak masuk kelas karena mungkin dia lupa. Tetapi, dia tidak pernah lupa untuk memberikan PR soal-soal fisika yang berbeda dengan contoh soalnya.
Menyebalkan sekali.****
"Dez, apa gue harus bawa tea jus buat Deva biar dia bisa kenal gue?" tanya Reina saat berjalan di koridor beriringan dengan Dezia juga Ghitta.
Bel pulang telah berbunyi beberapa menit yang lalu."Gak usah Rein, cukup lu ajarin dia cara mengunyah air putih aja. Pasti dia tertarik." Jelas Ghitta. Sontak, mereka bertiga tertawa membuat para siswa yang berjalan melewatinya menoleh ke arah mereka sebentar, lalu melanjutkan kembali perjalanannya.
"Udah ah, gue mau ke perpus dulu minjem buku" pamit Dezia.
"Buku apa? Jangan bilang lu mau nyari buku cara mengunyah air putih supaya bisa deket sama Deva?" tanya Reina, ia jadi curiga. Karena seingatnya keperluan Dezia di perpus itu hanya untuk menumpang tidur, bukan meminjam buku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramalan : Lucky or Not ?
Teen FictionDi era modern seperti ini, apakah masih ada yang percaya akan ramalan seseorang? Tentu saja, jawabannya tidak. Iya, kan? Mereka yang mendengarnya akan berfikir itu hanyalah omong kosong belaka atau hoax. Sekedar mencari sensasi demi menambah jumlah...