"Apa misi lo kali ini?" tanya seseorang.
Yang ditanya pun hanya diam, sibuk dengan kertas dan pensilnya.
"Heh, curut. Gue nanya!" kesal karena pertanyaannya tak dijawab.
"Masih menganalisa, gue gak yakin sama feeling gue sendiri" lalu lanjut menggambar lagi.
Disana, ada dua anak remaja yang sedang duduk di depan teras sambil menikmati cemilan beserta minuman dingin berwarna.
"Dev, gue serius. Lu gak mungkin ngotot minta sekelas sama gue kalau bukan karena misi lu itu. Iya, kan?"
Lagi-lagi Deva bungkam, ia enggan menjawab, enggan memberitahu pada seseorang disampingnya ini. Ia pun tetap fokus dengan kertas yang dipegangnya.
"Dev jawab dong! Lu gak mau ngasih tau gue? kok diem aja sih."
Hening..
"Dev.."
Hening...
"DEVA!"
Dengan kesal Deva membanting kertasnya, lalu menatap seseorang disampingnya.
"Lo bisa diem gak sih?"Bukannya menjawab pertanyaan dari Deva, orang tersebut malah mengambil kertas yang dijatuhkan Deva ke lantai. Ada dua gambar disana.
Ia mengernyit, pasalnya gambar kali ini berbeda dengan yang sebelum-sebelumnya. Apa maksud dari gambar ini?
"Misi lu sebenernya apa?"Deva mengambil kertas dari tangan orang tersebut, lalu memintanya untuk pulang lebih awal.
"Yuk, gue anter"Deva berjalan lebih dulu ke motornya.
"Lo belum jawab pertanyaan gue" ucap seseorang tadi masih berada diposisi yang sama meski lawan bicaranya sudah menaiki motor.
Deva menatap perempuan itu lekat lekat, "Nanti gue kasih tau. Ayo, udah sore nih"
Dengan terpaksa ia berjalan ke arah motor Deva, yang siap mengantarnya pulang.
-Mirandaayusalamah
KAMU SEDANG MEMBACA
Ramalan : Lucky or Not ?
Teen FictionDi era modern seperti ini, apakah masih ada yang percaya akan ramalan seseorang? Tentu saja, jawabannya tidak. Iya, kan? Mereka yang mendengarnya akan berfikir itu hanyalah omong kosong belaka atau hoax. Sekedar mencari sensasi demi menambah jumlah...