VIII. Market

11.4K 918 229
                                    

DONT FORGET TO VOMENTS!!!

WARNING!
Ratenya.. M lagi ._.

Btw
Nih suara raspynya Yoongi

~~~~~~~~~

Aku akhirnya menghela nafas panjang

"Baiklah"

Dia tersenyum cerah menunjukkan gummy smilenya. Lagi lagi ekspresi yang jarang ia tunjukkan. Betapa beruntungnya hidupku ini dapat melihatnya.

Yoongi mengecup puncak kepalaku.

"Tidurlah, Chagiya.."

Oh tuhan

Bolehkah sekali ini aku bahagia?

===

Chapter 8: Market

===

"Chagiya, pijetin hyung yuk. Pegal sekali"

"Yeobooo.. tolong buatkan jus"

"Jiminnie chagiyaaaaa"

Entah mengapa setelah kejadian dia memanggilku chagiya, dia terus menambahkan kata sayang lainnya. Lalu dia membiarkanku tidur si sisinya, memindahkan isi koperku ke sisi kosong ruang pakaiannya, membelikanku barang barang yang ku mau asal pergi dengannya.

Tapi Sebenarnya...

Aku siapanya dia?

Dia kan tak menyatakanku sebagai pacar

Mau tanya sih, tapi.. takut kenyataan mengecewakan

Jadi yah.. biarkan waktu berjalan deh.

Hari ini, entah kenapa dia ingin ikut aku belanja bahan masakan. Agak mengagetkanku karena selama ini dia secuek itu. Dia akan menghabiskan banyak waktu di studio bahkan ketiduran disana, ke ruang tengah untuk makan besar, mandi, lalu ke kamar, atau pergi untuk menyelesaikan projek musiknya. Hanya saja jika ia 'meminta', aku kadang.. eh.. entah mengapa.. aku selalu menyanggupinya. Entahlah, dia memang bisa membangkitkan gairahku dengan sihir yang ia punya.

Dia mendorong troli dan aku yang memilihkan. Aku sangat gugup karena dia melihatku lekat lekat, lebih lekat dari selama ini yang dia lakukan saat menatapku di ruang tengah, menonton kegiatanku. Sebenarnya, aku tak pintar dalam memilih bahan makanan, tapi dia gak pernah komentar sih selama ini.

Aku sedang mengamati brokoli yang sedaritadi masih ku amati. Toh, didepan orang yang kusukai, aku tak mau ketahuan kalau aku tak bisa memilih sayuran.

"Dilihatin terus. Ambil aja itu, bagus"

Aku mendesis kearahnya tak suka. Memang dari dulu aku hanya bisa berusaha. Tak seperti dia yang terlahir jenius. Kadang kenyataan yang seperti itu membuatku frustasi. Tidak adil kan?

"Okay" masih dengan wajah cemberut, aku memasukkan brokoli itu ke plastik dan meletakkannya di troli.

Dan dia tertawa kecil melihatku memilih bahan makanan lainnya.

Gak ada yang lucu, tahu!

"Ambil sebelahnya, chagiya.. sebelahnya lebih segar dan besar

Seperti milikku"

Emotionless ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang