Akatsuki

287 44 0
                                    

 
Akatsuki 暁

"sorry..."

Si manis yang tubuhnya lebih pendek itu hanya bisa tertunduk dalam, menyembunyikan air mata nya yang sudah jatuh.

"Hiks..."

Isak tangis berhasil lolos dari bibir mungilnya, tanpa berkata sembari masih berusaha menyembunyikan wajahnya, ia berbalik dan berlari sekuat tenaga meninggalkan sosok yang dengan dinginnya mengatakan 'sorry' tersebut.

Tanpa merasa bersalah sedikitpun pemuda bernama guanlin itu ingin kembali ke kelas bersama teman temannya yang sempat ditinggalnya begitu saja.

"Woy lin, gila lu sampe nangis begitu dia kasian kali"

"Terus gua harus apa? Harus nerima gitu? Lah gua ga salah.. hati mana bisa dipaksa, daripada dia gua mainin lebih sakit ntar tuh anak" jelas pemuda dari taiwan yang bermarga lai itu.

"Ya kan bisa baik-baik ngomongnya cina, anjir malah anaknya manis lagi"

"Aelah gua udah baik tadi kali, emang tuh anak aja yang bangsa mewekan" Bela guanlin masih tak terima.

"Ngapa? lu demen? Sikat ae nik ga masalah gua" lanjut guanlin lagi.
Sahabat nya yang berbadan bongsor  atau kerap dipanggil danik itu hanya bisa geleng geleng kepala aja melihat sikap guanlin yang gak pernah berubah dari dulu..

"Hati hati lu.. nanti disantet tau rasa"
Itu bukan danik yang ngomong barusan, melainkan sahabatnya yang daritadi hanya terdiam, jinyoung namanya.

Guanlin mengerlingkan bola matanya malas,
"Emang masih jaman main begituan?"

"Dih.. pengen ngerasain lu?" -danik

"Saran gua ya lin sebagai sahabat yang baik dan benar, lu jangan banyak nyakitin perasaan anak orang selain karma bakal terjadi, lu juga bisa kena jampi-jampi atau guna-guna, ngerti lu?" -jinyoung

"Ya ya ya lu uda seratus satu kali ngomong gitu jinyoung, udah ah gua mau ke kelas, bye!"

Setelah ngomong gitu guanlin langsung pergi gitu aja menyisakkan kedua temannya yang cuma bisa geleng geleng aja, berharap semoga hal buruk gak akan menimpa guanlin.

.

"Gua ga bakal nyerah gitu aja, pokoknya gua harus milikin dia titik."

"Pake cara normal kan bisa hoon"

"Mau nunggu berapa lama lagi gua hah?!, dia ga pernah liat ke arah gua seob hiks.. gua cape..hiks.. tapi gua cinta banget sama dia.."

Belum selesai si kawan bicara tapi udah dipotong duluan sama pria manis yang mendapat penolakan tadi, jihoon.

Jihoon kembali menangis, nah kan kalau udah begini si kawan a.k.a hyungseob mana tega, daripada jihoon bunuh diri karena patah hati bisa berabe kan.

"Yaudah terserah lu, tapi jangan kelewatan ya paham lu?"

Tanya hyungseob akhirnya dan dijawab anggukan oleh jihoon. 

.

5.30 KST

Jihoon sudah berada disekolah, lebih tepatnya dikelas guanlin dan benar saja belum ada satupun murid yang terlihat bahkan keadaan kelasnya masih gelap.

Dengan cepat jihoon mulai melaksanakan aksinya dimeja guanlin, gak memakan waktu lama, begitu selesai jihoon kembali bergegas pergi sebelum ada yang melihat keberadaannya.

.

"Baiklah, pelajarannya cukup sampai disini dulu, sampai jumpa di pertemuan berikutnya anak anak"
Ucap ibu guru untuk mengakhiri kelasnya, karena bel sudah berbunyi.

DERNTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang