1

355 20 8
                                    

"GERRY ZALRE!" Suara bariton seorang pria paruh baya menggelegar ke seantero ruangan keluarga. Dialah DIMAS ZALRE, ayah dari Gerry Zalre.

"Apa kau tidak mendengarkan saya berbicara?" Ucap Dimas membentak.

"Saya dengar!" Jawab Gerry datar.

"Lalu apa permasalahannya sekarang? Apa kau tidak mengerti dengan ucapan saya?" Emosi Dimas sedang tidak terkontrol sekarang terhadap putra sulungnya itu.
Pasalnya sudah berapa kali Dimas memperingatkan Gerry agar segera menikah, tapi Gerry tidak pernah mengindahkan ucapan ayahnya itu.

Dan sekarang sudah kali kesekian nya mereka mengadakan rapat keluarga, dengan topik yang masih sama, mendesak Gerry agar segera menikah.

Di ruangan ini sudah berkumpul semua keluarga, Dimas a.k.a ayah Gerry, Rahmi a.k.a ibu Gerry, Tania adik Gerry, dan dua orang bocah kembar yang berumur 6 tahun laki laki dan perempuan, Alka dan Angel.

"Gerry!" Kali ini Rahmi Zalre yang berbicara, ibu Gerry.
Gerry menatap ibunya.

"Apa segitu sulitnya memenuhi permintaan ibu dan ayah? Hanya menikah Gerry, tidak lebih. Umurmu sudah tiga puluh sekarang, apa kau tidak memikirkan anak anak mu itu? Mereka sangat membutuhkan kasih sayang orang tua." Ucap Rahmi menunjuk ke arah dua bocah kembar yang sekarang ada di pelukan Tania.

Gerry menatap kedua anak itu dengan benci, karena kedua anak itu Tamara pergi meninggalkannya.

"jangan pernah berpikir karena kedua anakmu itu Tamara pergi, mereka tidak ada hubungannya dengan kepergian Tamara. Kekasihmu itu tidak ingin hidup terikat dalam sebuah ikatan pernikahan. Lupakan Tamara, Gerry! Pikirkan tentang anak anakmu! mereka juga hasil dari perbuatan mu dengan Tamara." Ucap mama mengingatkan Gerry tentang kekhilafannya di masa lalu bersama pacarnya Tamara.
Tania adik Gerry berdiri dari duduknya, merangkul kedua bocah kembar itu untuk segera menjauh dari ruangan keluarga, karena Tania tahu pembicaraan yang mereka bicarakan tidak baik untuk didengar oleh anak yang berumur enam tahun.

"Saya sudah muak berbicara denganmu Gerry. Saya beri kau waktu tiga hari, dan setelah tiga hari kau sudah berdiri di ruangan ini dengan seorang wanita yang akan menjadi calon istrimu. Jika tidak, saya tidak punya pilihan lain selain kau tidak akan pernah bisa memegang semua perusahaan keluarga." Ucap Dimas yang lebih bersifat mengancam, memberikan penekanan pada kalimat terakhir nya.

Gerry mendengus kesal, Dimas sangat tahu apa kelemahan Gerry. Gerry sangat gila dengan harta dan tahta. Kecuali wanita, Gerry sangat membenci wanita, kepergian Tamara masih meninggalkan luka menganga di hatinya. Itu sebabnya Gerry sering melampiaskan kekesalannya kepada para wanita yang telah menjadi korban omong kosongnya.

Dan sekarang, Gerry harus membeli wanita untuk dijadikan calon istri di depan keluarganya.
Garis bawahi, HANYA DI DEPAN KELUARGANYA.

...

"Sialan! Buka pintunya!" Teriak Tari sambil menggedor gedor pintu kamar Inara

Inara berusaha untuk menulikan telinganya dengan menutup telinganya dengan bantal.
Tapi suara teriakan dan gedoran Tari di pintu semakin berisik.
Dengan kesal Inara keluar dari dalam kamarnya.

"Ada apa sih__aaww!" Pekik Inara sesaat setelah Tari menjambak rambut Inara dengan kasar.

"Lepaskan tanganmu dari rambutku!" Pekik Inara mencoba melepaskan tangan Tari yang menggenggam rambut Inara dengan kasar.

"Diam kau!" Bentak Tari dan semakin kuat menarik rambut Inara.

"Ada apa ini?" Tanya seseorang yang baru keluar dari dalam kamarnya. Dia adalah kakak tertua Inara, yaitu Rosi.
Rosi keluar dari dalam kamarnya dengan keadaan yang berantakan, seperti habis melakukan sesuatu.

Dark MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang