Gerry melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi.Pikirannya berkecamuk tentang ucapan ayahnya. Dia harus bisa mendapatkan seorang wanita dalam waktu tiga hari.Sebenarnya bukan hal yang sulit bagi Gerry untuk mendapatkan seorang wanita. Tapi, apakah ada wanita yang mau terikat dalam hubungan pernikahan, walaupun Gerry membayar mahal untuk itu. Gerry meraih ponselnya yang tergeletak di dashboard, Gerry sedikit memelankan laju kecepatan mobilnya. Gerry berusaha menelepon seseorang, Bara, sahabatnya.
Lima detik, sambungan telepon di angkat."Ada apa?" Suara Bara terdengar kesal diseberang.
"Dimana kau sekarang?" Tanya Gerry mendesak.
"Di apartemenku, kau mengganggu kemesraanku dengan istriku saja Gerry." Gerutu Bara.
"Tunggu aku! Aku akan ke apartemenmu sekarang." Ucap Gerry.
"Mau apa kau ke sini? Aku dan istriku sedang tidak ingin diganggu sekarang." Ucap Bara
"Diam kau Bara! Aku sudah menuju ke apartemenmu sekarang." Tegas Gerry.
"Oya satu lagi, pakai pakaianmu! Aku tidak ingin melihat sisa sisa percintaanmu dengan istrimu." Ucap Gerry memutuskan sambungan telepon sepihak.
Bara menatap ponselnya terheran setelah Gerry memutuskan sambungan telepon sepihak.
"Ada apa lagi dengan anak itu?" Tanya Bara entah kepada siapa.
"Ada apa?" Tanya seorang wanita yang baru keluar dari dalam kamar mandi. Dia adalah Sarah. Istri Bara.
"Gerry." Jawab Bara pendek.
"Kenapa dengan dia?" Tanya Sarah.
"Dia mau kesini, aku tidak tau ada urusan apa dia kesini." Ucap Bara.
"Temanmu yang satu itu memang aneh." Ucap Sarah.
"Oya, kalau dia sudah kesini jangan terlalu berisik! Putrimu baru saja tertidur, jangan sampai kau mengganggu tidurnya." Ucap Sarah yang dibalas anggukan oleh Bara. Sarah berlalu meninggalkan Bara dan berjalan menuju kamarnya....
Gerry langsung nyelonong masuk ke dalam apartemen Bara yang tidak dikunci. Tanpa merasa perlu meminta izin terlebih dahulu kepada sang pemilik rumah. Gerry melihat Bara yang sedang duduk santai di sofa ruang tengah di depan televisi.Bara menyadari kehadiran Gerry, langsung menghadiahi Gerry dengan tatapan tajamnya.Gerry menghempaskan bokongnya yang ada di sofa kosong di depan Bara yang dibatasi dengan meja kecil.
Tanpa meminta izin dulu, Gerry langsung mematikan televisi yang menyala."Damn! kenapa kau mematikannya?" Tanya Bara kesal, Gerry tidak menghiraukan ucapan Bara.
"Aku membutuhkan pertolonganmu." Ucap Gerry langsung ke topik masalah yang sedang ia alami. Detik selanjutnya Bara tertawa terbahak bahak mendengar penuturan Gerry.
"hahaha...Sejak kapan seorang Gerry Zalre membutuhkan pertolonganku, lelucon yang bagus sobat...hahaha." Tawa Bara semakin keras, Bara tidak mengingat lagi peringatan Sarah agar tidak berisik.
"Bara! Pelankan suaramu!" Ucap Sarah dari dalam kamarnya.
"Maaf sayang!" Balas Bara.
Bara masih terkekeh pelan."Bisakah kau menghentikan tawa jelekmu itu! Aku sedang serius sekarang" Ucap Gerry sarkastik.
"Oke oke baiklah." Ucap Bara mengatur nafasnya.
"Jadi pertolongan apa yang kau inginkan dariku?" Ucap Bara mencoba serius."Kau kan sering ke club__"
"Kau berbicara seperti itu seakan akan kau tidak pernah ke club saja." Potong Bara cepat.
"Diamlah! Jangan potong ucapan ku. Apa kau tahu sebuah club yang berada di luar kota ini?" Tanya Gerry.
"Kenapa memangnya? Ada banyak club di kota ini, kenapa harus keluar kota?" Tanya Bara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dark Marriage
RomanceINARA PUTRI ANGKASA Seorang gadis yang terlahir dari keluarga yang mempunyai pekerjaan 'memalukan'. Ibunya simpanan para pengusaha kaya raya,dan kedua kakaknya yang bekerja sebagai jalang demi uang. Ya! Semua itu atas nama 'uang'. Bukan keinginan In...