Chapter 2.A
-Bertemu lagi-
Lagu itu teralun begitu merdu, padahal tak ada sebuah musikpun yang mengirinya. Hanya suara si penyanyi yang menggema, membuat siapapun merinding saat mendengarnya. Bianca mampu melihat dengan jelas, bagaimana si penyanyi meresapi setiap lirik dari lagu yang ia nyanyikan, seakan-akan, si penyanyi tersebut terluka seperti lirik yang dinyanyikannya.
Kemudian, semua terjadi begitu cepat, ketika si penyanyi menyelesaikan lagu pertamanya. Lampu-lampu di pangung kembali di padamkan seketika, lalu menyala kembali bersamaan dengan suara musik dan juga teriakan para penonton.
Bianca menatap ke sekelilingnya, semuanya bersorak senang, bahagia, saat sang idola menyanyikan lagu yang sangat, sangat, dan sangat berbeda dengan lagu pertama.
Mata Bianca lalu mencari penyanyi tadi, rupanya penyanyi itu masih penyanyi yang sama, hanya saja, penyanyi itu kini sudah menampilkan raut wajah cerianya, ekspresi bahagianya, sangat berbeda dengan ekspresi pada lagu pertama yang sarat akan kesakitan.
"Jasee... Jasee..." penonton di sekitanya mengelu-eluhkan nama sang vokalis. Tak terkecuali Sienna, kakak iparnya yang kini bagi Bianca seperti orang gila.
"Si, bisa nggak sih, kamu nggak berlebihan?" lagi, Bianca menegur kakak iparnya.
"Berlebihan apaan sih? Di konser itu sudah wajar teriak-teriak seperti ini." Bantah Sienna.
Bianca memutar bola matanya jengah. Ahh, tidak ada gunanya juga menegur Sienna. Tapi kemudian ia kembali mencari sosok vokalis yang tadi sempat membuatnya terpana.
Sang vokalis rupanya sudah melepas jaketnya, hingga ia hanya mengenakan kaus tanpa lengannya. Penampilannya benar-benar nyertik bagi Bianca, Celananya sobek-sobek, belum lagi tato di sepanjang lengan kirinya. Vokalis itu berlari kesana kemari dengan lincah, menghampiri penggemar-penggemarnya yang berteriak histeris karenanya. Ia juga masih bernyanyi dengan suara emasnya. Keringatnya tampak bercucuran,membuatnya tampak begitu panas dan menggoda.
Wajahnya sangat tampan, tegas dengan tubuh kokoh berototnya. Rahangnya berbulu tipis, rambutnya setengah pelontos, benar-benar mirip seorang rocker sejati.
Jantung Bianca kembali berdebar kencang mana kala si vokalis mentap ke arah tempatnya berdiri, lalu berjalan menuju ke arahnya.
"Kak... kak....." sedikit terkejut saat tiba-tiba Sienna memanggil-manggil vokalis tersebut sembari mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya. Kemudian melemparkannya ke atas panggung, tepat di bawah kaki sang vokalis.
Bianca membulatkan matanya seketika saat tahu apa yang dilempar kakak iparnya tersebut.
"Si, apa kamu gila?" tanyanya sedikit kesal.
"Enggak, aku nggak gila." Jawab Sienna santai. "Kyaaaa, lihat, dia ambil BH kamu."
Mata Bianca membulat seketika ke arah Sienna. "Apa kamu bilang? BH aku?"
Sienna tertawa lebar. "Hahaha iya, kemaren aku sengaja mencurinya di kamar kamu yang ada di apartemenku." Ya, selama ini, sesekali Bianca memang menginap di apartemen kakaknya saat kakaknya ada tugas ke luar kota. Untuk menemani Sienna tentunya. Tapi Bianca masih tidak menyangka jika Sienna akan melakukan hal segila itu.
"Kamu benar-benar keterlaluan, Si!" seru Bianca dengan kesal.
Matanya lalu menatap ke arah panggung. Jason, si vokalis itu tampak menghirup aroma BHnya sambil menyanyi, dengan melemparkan sebuah senyuman dan sebuah kerlingan matanya ke arah Sienna, Jason menyimpan kembali BH tersebut di saku belakang celana jeans yang ia kenakan.
Oh sial!
Jantung Bianca tak berhenti berdebar kencang. Pipinya terasa memanas saat melihat kejadian tersebut. Apa Jason tahu jika itu BH itu miliknya? Astaga, apa yang sedang kau pikirkan, Bee?
***
Konser itu akhirnya berakhir juga. Sienna dan Bianca pulang ketika jam sudah menunjukkan pukul dua dini hari. Sienna tak berhenti tertawa gembira, sedangkan Bianca hanya bisa diam mengendalikan debaran jantungnya yang hingga kini tak mau berhenti berdebar kencang.
"Kamu banyak diam, Bee. Kenapa? Kaget yaa sama penampilan Jason dan teman-temannya?"
Bianca mendengus sebal. Ia masih kesal dengan Sienna yang mencuri BHnya dan melemparkannya ke atas panggung. "Enggak, biasa aja." Bianca mengelak.
"Ahhh coba aja aku belum nikah, mungkin aku akan tergila-gila sama Jason. Beneran deh, dulu dia nggak sekeren itu, tapi sekarang, kamu bisa lihat sendiri kalau Jason berubah menjadi pria terpanas di negeri ini."
"Lebay." Meski mengucapkan kata tersebut, tapi nyatanya bagi Bianca apa yang dikatakan Sienna memang benar. Bianca memang tak menyangka jika ada sebuah Band yang mampu membuatnya terpesona seperti saat ini. Tapi tentu saja ia tidak akan mengucapkan keterpesonaannya pada Sienna. Yang benar saja, Sienna pasti akan mengoloknya habis-habisan.
"Ahhh, sepertinya malam ini aku akan tidur nyenyak dan bermimpi tentang kak Jason."
"Hei, ingat, kamu sudah bersuami."
"Dan suamiku sedang keluar kota. Jadi tidak salah bukan jika aku memimpikan pria lain?"
"Benar-benar gila kamu Si." Bianca masih saja menggerutu hingga mobil yang ia tumpangi dan juga Sienna masuk ke area apartemen Sienna dan kakaknya. Malam ini, ia akan kembali tidur di apartemen Sienna, semoga saja ia bisa tertidur nyenyak dan tidak lagi terbayang tentang si vokalis panas yang sejak tadi tak mau meninggalkan kepalanya.
-TBC-
KAMU SEDANG MEMBACA
Bianca NEW!!!
RomanceKisah cinta antara Bianca Handerson dengan seorang anak Band papan atas bernama Jason Febrian. Bianca yang polos, menggemaskan, tapi cukup agresif, sedangkan Jason yang panas, menggoda, dan menggairahkan. bagaimana kisah cinta keduanya?