5. The Plan

5.1K 783 14
                                    

First base mereka berakhir setengah jam kemudian. Jungkook membenarkan bajunya yang terangkat serta rambut acak-acakannya. Ia puas setelah mendapat ciuman dari Detektif panas yang disukainya. Oh, lehernya juga terdapat bercak merah keunguan karena ulah Taehyung, tentu saja.

Sang Detektif ikut membenarkan pakaiannya yang berantakan akibat ulah liar bedebah kecil di depannya. Pemuda manis itu mendekat, mencuri kecupan di bibirnya sekali sebelum memeluknya manja. Taehyung hanya berdoa, semoga setelah ini ia tidak di depak dari kantornya karena make out dengan buronan divisi nya.

"Berkunjunglah ke markas kami dua hari lagi. Ada pesta penyambutan anggota baru." Tangan Jungkook membelai tengkuk hingga bagian punggung bawah milik sang Detektif dengan seduktif, jelas memancarkan ketertarikan secara seksual dengan pria tiga puluh tahun di pelukannya.

"Syaratnya, kau harus datang sendiri, atau jika ingin mengajak seseorang, rekan pendek mu itu bisa menjadi opsi. Tapi ingat, jangan bawa semua kawan satu divisi mu. Karena jika itu terjadi, aku akan ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara." Bisiknya pelan dengan sedikit memberikan jilatan sensual di bagian belakang telinga Taehyung.

"Apa yang akan kau berikan jika datang kesana?" Ucapnya sedikit pongah. Bermain dengan si manis ini terlebih dahulu, tak salah kan?

"Apapun yang kau mau, Detektif."

"Termasuk dirimu?" Senyum licik terukir jelas di wajah Taehyung. Tidak, ia tidak sungguhan. Hanya sekedar bermain saja.

"Mungkin bisa. Nah, aku harus pergi, Detektif. Selamat malam dan jangan lupa menidurkan kembali milikmu." Jungkook menunjuk gundukan di celana sang Detektif.

Oh, bajingan kecil kurang ajar.

Sudah berani membuatnya bangun, tapi tidak kembali menidurkan.

Wah, semoga saja kamar mandi kosong karena dirinya perlu bermain sendiri sehabis ini.

------

Jalanan Gangnam-gu selalu ramai pada malam hari. Ribuan sorot lampu dari kendaraan yang melintas terkadang membuat mata sakit karena silaunya mengalahkan berlian. Pemuda manis itu menenggak cola di tangannya dengan santai sembari mengamati orang-orang yang berjalan kesana kemari di trotoar.

Sebenarnya, Jungkook tak pernal memilih untuk hidup sebagai seorang kriminal yang notabenenya selalu diburu polisi. Terlebih dengan banyaknya jumlah catatan kriminal yang dilakukan kadang tidak bisa membuatnya untuk bebas dari kejaran aparat penegak hukum. Dirinya dapat hidup hingga usia segini karena bantuan Min Yoongi, sosok manis nan dewasa yang dianggapnya sebagai hyung nya sendiri.

Di usia delapan belas, kedua orangtuanya meninggal karena dibunuh oleh rekan kerjanya sendiri. Jungkook ditinggalkan seorang diri sebagai penerus perusahaan real estate yang juga memiliki bisnis gelap dibelakangnya sebagai penyokong. Sebut saja, narkoba, perdagangan organ hingga human trafficking yang masing-masing dipegang oleh Jung Hoseok, Kim Seokjin serta Kim Namjoon. Tiga orang itulah yang dipercayai oleh Jeon Sang Min- ayahnya Jungkook, untuk menjaga bisnis gelapnya.

Jungkook awalnya hanya bocah polos yang tidak mengetahui seluk beluk bisnis ayahnya karena selama ini ibunya selalu melarang untuk menginjakkan kaki di perusahaan ayahnya sendiri. Ternyata alasannya karena dibalik usaha real estate yang dibangun ayahnya dari nol juga karena ada penyokong besar yaitu perdagangan illegal di belakangnya.

Pada akhirnya, keadaan lah yang membuat dirinya mengambil alih semua properti serta saham perusahaan ayahnya dan bekerja keras untuk terus mengembangkan apa yang telah ayahnya bangun agar dapat lebih besar dari sebelumnya. Persetan dengan hukum dan dosa. Jungkook hanya harus melakukannya demi sang ayah.

TING

Bunyi dentingan lift membangunkan dirinya dari lamunan panjang tentang perjalanan hidupnya. Ia melihat Yoongi masih sibuk dengan aktivitas hacking dan memakan camilannya.

"Oi, kenapa lama sekali disana?"

"Aku menikmati berada disana. Habis melakukan sesuatu dengan Detektif panas yang menangkapku."

"Yang galak dan pendek?"

"Bukan. Kawannya si pendek. Aku tidak berhasrat dengan dia, pasti tidak memuaskan saat bermain- AH SAKIT HYUNG!" Protesnya keras. Yoongi baru saja melempar kepalanya dengan kaleng pepsi.

"Kau bocah kecil, tahu apa soal hasrat?" Yoongi berujar pongah dan Jungkook menanggapi dengan santai sembari merebahkan tubuh di sofa panjang. "Ya, hyung! Usiaku dua puluh lima. Dan aku pernah melakukan sex, tahu."

"Cih, bangga begitu karena sudah melakukan sex?"

"Tentu saja. Tandanya aku sudah dewasa."

"Kalau patokan seseorang dinilai dewasa dengan sex, mungkin dunia sudah hancur." Hyungnya tertawa singkat, seperti dipaksakan.

"Aish, terserahlah."

"Jangan marah, bodoh. Maaf ya karena tindakan konyolku, jadi kau yang kena tangkap." Jungkook mengangguk sembaru memejamkan mata. "Tidak apa-apa kok. Karena hyung, aku bertemu dengan seseorang yang ku sukai."

"Siapa yang kau sukai?"

"Detektif Kim Taehyung, tentu saja."

Yoongi menaikkan alisnya mendengar ungkapan adik kecilnya itu. Cih, sejak kapan player macam Jeon Jungkook menyukai seseorang?

"Kau sungguh menyukainya?" Jungkook menggeleng kemudian tertawa terbahak-bahak. "Oh, yang benar saja aku menyukai Detektif seperti dia. Aku sudah gila kalau sampai melibatkan perasaan." Pemuda berkulit pucat itu memutarkan kedua bola matanya kesal. Jungkook selalu seperti itu.

"Jadi, kenapa kau bilang kalau menyukai Detektif itu, gendut?"

"AP- APA KATAMU, HYUNG?! GENDUT?!"

"Iya, kau gendut. Kelinci tua gendut yang hobi bermain."

PRAK

"Jungkook bangsat!" Umpat Yoongi keras-keras. Ia benci setengah mampus dengan pemuda itu. Disini ia yang lebih tua, tapi Jungkook sama sekali tak melihat usianya.

"Apa?! Kau mengatai gendut. Dasar Yoongi pendek."

Bajingan kecil.

Rasanya ia ingin menarik tubuh gemuk itu ke dalam kandang berisi buaya agar dimakan hingga tak tersisa.

"Setidaknya aku lebih pintar darimu."

Wah, ingin adu otak rupanya.

"IQ kita hanya beda dua digit, jadi jangan sombong."

"Berisik. Sana kembali ke kandang mu dan jangan lupa minum susu."

"Kau sama berisiknya, hyung. Dan aku bukan anak kecil yang masih meminum cairan putih itu. Lebih baik aku menelan milik Taehyung daripada itu."

"Hoo, kau menyukainya ya?" Goda Yoongi dengan menaik turunkan dua alisnya. "Tidak. Aku kan hanya ingin bermain dengan Detektif itu."

"Nah, bermainlah. Jangan melibatkan perasaan atau rencana kita akan hancur."

Iya, memang ada rencana besar yang akan mereka lakukan.

Sebuah penyelundupan narkoba besar-besaran dengan kartel Guatemala akhir bulan ini.

-------

Hola, fast up gue!
Komen yang banyak jan lupa biar fast up lageee :)

Thief +taekook Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang