Maaf Ratna, betapa roti itu menguap
Berkali-kali lilin itu menggerutu
Menunggu doa yang tak dapat terucap
Bahkan sekedar kado gumpalan kertas tak berisi
Ingin rasanya menjadi seperti yang lain-lain
Tapi aku bukan terompet yang menyuarakan rindu
Bukan juga kertas-kertas dinding yang mengucapkanmu
Atau badut lucu yang tahu cara menyenangkanmu
Aku hanya secarik sajak
Dalam kartu ucapan
Yang entah akan ditulis apa
Dan bertemu lalat dalam tong sampah
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Ratna
PoetryRatna, ikut aku berkelana pada beberapa sajakku yang sayup-sayup menyingkap masuk kedalam rindu kita.