#17

1.8K 35 13
                                    

Sudah 1 minggu Sammy mengabaikan gue,gue merasa kalau Sammy seakan-akan gak peduli lagi sama gue,gue bingung salah gue terlalu besar apa untuk di maafkan?,hanya karena dia sepupu gue?,gue mencoba untuk minta maaf tapi seakan-akan di tolak olehnya,gue gak tahu harus apa lagi,antara meninggalkan atau menunggu.

"Ra?,tumben cowok lo gak dateng kerumah?,biasanya tiap minggu dateng,ada apa?". Tanya Nathan,gue mendengus kesal karena Nathan pura-pura lupa sama kejadian minggu kemarin.

"Gara-gara lo kali". Kata gue mengambil chiki yang ada di meja.

"Kok gue?,jadi gara-gara gue ngomong kayak gitu dia marahnya seminggu?" Katanya mengelak tawanya.

"Gak lucu ya!,mending lo minta maaf deh". Kata gue kesal. Baru kali ini gue terlalu membela Sammy dari pada Nathan yang dari dulu di samping gue.

"Gak,gue gak salah,buat apa minta maaf". Kata Nathan santai. Gue bangkit dari duduk gue dan meninggalkan Nathan sendirian.

"Dasar cewek kalau lagi kasmaran gitu lah". Gumam Nathan.

Gue mengambil handphone gue dan mencari nama yang ingin gue hubungin.

Eric. Gak tau kenapa gue mau telepon dia.

"Halo?,tumb-"

"Temuin gue di taman deket rumah gue".

"Tap-".

"Sekarang ric".

"Oke".

Gue mematikan teleponnya dan segera pergi ke taman.

Gue keluar dari kamar dan masih melihat Nathan disana,tapi gue tidak menggubris dia dan langsung keluar.

******

"Kenapa lo panggil gue kesini Ra?". Katanya dan gue langsung memeluknya erat tanpa berpikir lagi.

"Gu-u-e ta-a-kut Ric". Kata gue parau karena gue menangis dalam pelukan Eric. Eric masih terdiam."Gue gak mau kehilangan dia Ric". Kata gue lagi,dan Eric mengernyitkan dahinya bingung.

"Maksudnya siapa Ra?,cerita sama gue". Katanya mengangkat gue dan memegang bahu gue,gue terlihat sembab karena menangis.

"Gue gak mau putus sama Sammy Ric". Kata gue membuat hati Eric mencelos,sakit seperti di iris-iris.

"Ra,gue gak bisa bantu apa-apa tapi gue bisa buat lo senyum lagi". Kata Eric mengeluarkan boneka kecil yang lucu,dan gue sedikit mengembangkan senyum gue.

"Makasih ya". Gue mengambilnya dan memeluk boneka itu. Gue menyenderkan kepala gue ke bahunya.

"Maafin gue Ra,gue udah permaluin lo, sia-siain lo dulu,sekarang gue sadar,gue udah sia-siain cinta yang lo beri ke gue dengan tulus". Batin Eric menyesal.

"Ric?,lo kenapa?". Gue menatap Eric bingung.

"Gue memang gak berguna ya Ra?,gue udah sia-siain orang yang dulu cinta banget sama gue,tapi gue buang gitu aja,dan waktu yang mengantar gue lagi untuk ketemu lo". Katanya parau,gue juga masih sakit mendengarnya.

"Ric,cinta itu seperti angin,kadang datang,kadang pergi,terus aja begitu,tapi kalo cinta seperti gembok dan kunci,bisa saja hati mereka menyatu dengan utuh,walau ada masalah apapun itu". Kata gue membuat Eric semakin merasa bersalah.

Queen Rescue & Cool Bad boyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang