Jarak Menghancurkan Hubungan
Oleh : Belinda Safitri @setitik maknaAku tak tahu kenapa pikiranku selalu saja tertuju padanya. Berulang kali kucoba untuk tidak memikirkannya namun tetap saja usahaku selalu gagal, bayang-bayang wajahnya masih saja menghiasi otakku.
"Nay, aku mohon jangan putuskan hubungan ini, bukankah kita sudah berjanji untuk saling setia?, bukankah kamu sendiri yang bilang kalau kita harus saling percaya?, tapi sekarang apa?, kamu sendiri yang menghancurkan janji kita Nay".
Kalimat itu terasa berputar-putar di kepalaku. Aku masih hafal betul kalimat yang diucapkan Gilang pada hari itu. Aku masih ingat betapa kecewa dan marahnya Gilang sesaat setelah aku memutuskan hubungan kami.
Sebenarnya yang dibilang Gilang itu tak sepenuhnya benar. Aku memilih memutuskan hubungan kami bukan karena aku tak percaya padanya, bukan pula karena aku tak setia, jujur sampai detik ini aku masih mencintai Gilang. Namun sungguh, aku hanya berusaha jujur pada perasaanku, aku sudah lelah menjalani hubungan seperti ini. Aku bahagia bisa memiliki kekasih seperti Gilang, dia pria yang baik dan humoris. Namun, aku juga ingin merasakan jalan-jalan berdua bersama kekasihku minimal satu kali seminggu tak apa itu sudah membuatku bahagia. Namun itu sangat mustahil, jarakku dan Gilang sudah terlampau jauh. Beda negara bahkan beda cuaca. Aku masih harus menetap di Indonesia, sedang Gilang juga masih terikat kontrak pekerjaan di Jepang. Waktu kontraknyapun masih terbilang lama, 5 tahun. Yah aku hanya berpikir apakah aku sanggup bertahan menjalani hubungan seperti ini selama 5 tahun lagi?.
Aku memilih mengakhiri hubunganku dengan Gilang sebab aku tahu aku pasti tak akan sanggup bertahan menjalani hubungan jarak jauh selama itu. Alasanku sama sekali bukan karena aku tak percaya padanya atau aku sudah punya kekasih lain, tidak, aku hanya berusaha melepaskan sesuatu yang memang tak bisa kujalani lagi. Aku tak ingin menunda, aku hanya takut kalau aku terus bertahan nanti aku akan semakin sayang pada Gilang, sedang hatiku selalu bersedih dikala harus melihat kenyataan bahwa aku harus menjalani hubungan jarak jauh seperti ini. Sungguh aku tak sanggup.
"Maafkan aku Gilang. Kurasa untuk sekarang ini yang terbaik untuk hubungan kita, kalau memang kita berjodoh pasti kita akan dipertemukan kembali, sekali lagi maafkan aku" (kututup telepon sambil menyeka air mata yang sudah terlanjur tumpah di pipiku).
Percakapan terakhir kami sebulan lalu masih sangat terekam apik di pikiranku. Ah apa kabar kamu Gilang?. Aku masih tak percaya kenyataannya harus berakhir seburuk ini, sungguh jarak benar-benar sudah menghancurkan hubungan kita.
***Quotes : Sesungguhnya jarak bukanlah masalah, memilih mempertahankan hubungan jarak jauh itu baik, namun bila kau tak sanggup, maka melepaskannya mungkin jauh lebih baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jarak
Short Story#Komunitas Sahabat Pena Sebuah Kumpulan fiksi mini dari kami sahabat Pena dengan tema "jarak" selamat membaca... #fiksi mini #KamiSahabatPena #jarak #KOSANA