8

7.4K 1.1K 64
                                    

Saat bel pulang sekolah berbunyi, Felix buru-buru berlari menuju kelas Midam. Ia tidak memperdulikan Seungmin dan Jeongin yang memanggil namanya dari kelas.

"Ya Lee Felix! Kenapa buru-buru sekali!" Seungmin meneriaki Felix.

"Felixie! Kau masih marah pada Jisung?!" Jeongin ikut berteriak.

"Tidak, aku ada urusan. Maaf harus duluan!" Felix membalikkan badannya sejenak demi menjawab Seungmin dan Jeongin, kemudian kembali melanjutkan larinya.

Sampai di depan kelas Midam, sepupunya itu tengah bergurau dengan teman-teman satu gengnya.

"Sstt, majikanmu datang." Yedam menyindir Midam saat melihat Felix mendekati mereka.

"Ah, sepupu kesayangannya Lee Midam yang sangat manis." Raesung dengan iseng mencubit gemas kedua pipi Felix.

"Uugh sakiit tahu." Felix mempoutkan bibirnya sembari mengusap pipinya yang baru saja dicubit.

"Astaga Midam, ternyata imanmu kuat juga memiliki sepupu seperti ini." Jeonwoong ganti menyindir Midam sembari menjilat bibirnya.

"Yak! Apa-apaan sih kalian ini. Sudah-sudah aku dan Felix mau pulang." Midam segera mendekati Felix dan 'menyelamatkannya' dari teman-temannya sendiri.

Namun Felix malah menghentikan langkahnya dan Midam, dan kini menatap Midam dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Midam..."

"Eh?" Midam bingung melihat Felix memasang puppy eyesnya. Biasanya Felix melakukan ini hanya jika ingin meminta sesuatu.

"Izinkan aku pulang bersama Changbin ya?"

"HAH?!" Bukan hanya Midam, namun ketiga sahabat Midam yang lain juga ikut terkejut.

Yang benar saja, Felix tiba-tiba mau pulang dengan Changbin, kapten basket sekolah sebelah yang jelas-jelas musuh mereka.

"Ya! Aku bilang kan tidak boleh!" Midam memasang raut tegas.

"Tapi kan hampir setiap hari aku pulang bersamamu, apa salahnya izinkan aku pulang bersama temanku sesekali?" Felix masih kukuh.

Midam menarik nafas kasar.

"Lee Felix, jika kau mau pulang dengan Jisung, Seungmin, atau Jeongin tidak masalah. Tapi mengapa juga kau mau pulang bersama Seo Changbin?!"

"Karena Changbin tadi mengirim pesan mau menjemputku! Nih lihat." Felix malah membuka roomchatnya dengan Changbin dan menunjukkannya pada Midam.

Jika kalian tahu, mata Felix mulai berkaca-kaca.

Dan ini merupakan tanda bahaya bagi Midam, Felix tidak boleh sampai menangis.

"Ada hubungan apa kalian sampai dia mau menjemputmu?" Midam makin mempertegas suaranya. Membuat Yedam harus mendekat dan menepuk pundak kapten basketnya tersebut, berusaha menenangkan emosinya.

"Ih kan aku sudah bilang teman! Lagian kau tinggal pulang dan bilang pada ummaku kalau aku nanti diantar pulang temanku apa susahnya sih!" Mata Felix terlihat makin berair.

Midam bingung, ia membalikkan badannya menatap ke arah sahabat-sahabatnya, berusaha meminta penyelesaian masalah.

"Sudah, izinkan saja." Jeonwoong menyarankan.

"Kalau Changbin macam-macam, langsung suruh Felix menelponmu." Tambah Raesung.

Midam memejamkan matanya sejenak, berusaha memikirkan keputusan terbaik.

"Ck, ya sudah. Sana pulang dengan Changbin. Tapi ingat! Kau harus langsung telpon aku jika dia macam-macam. Ini tidak boleh kau langgar. Paham?" Midam menahan kedua pundak Felix dan menatap tajam kedua manik sepupunya itu.

CLEVER DEVIL || changlix (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang