20

5.2K 769 118
                                    

NO VOMENT = NO LANJUT

Felix sangat gugup di sofa apartemennya. Midam sedari tadi duduk di sebelahnya sembari terdiam dan memasang wajah sangat dingin.

Penyebab Midam kesal karena ada salah satu akun Instagram yang mengunggah fotonya saat tengah mencium kening Felix di sekolah tadi, bahkan akun itu mengetag dirinya, Felix dan bahkan Changbin. Seperti sengaja mengadu domba ketiganya.

Midam seharusnya santai saja, karena ia sudah terbiasa mencium kening Felix sejak mereka masih kecil, namun Midam merasa tidak enak karena notabene Felix adalah kekasih Changbin.

Midam hanya khawatir hal itu akan berdampak pada Felix, karena Felix dan Changbin baru saja berpacaran sekitar dua minggu. Felix sangat mencintai Changbin, begitupun Changbin sangat mencintai Felix. Midam tidak ingin Changbin salah paham pada Felix dan memarahi pemuda manis itu. Bagaimanapun, Midam tidak akan membiarkan seorangpun berani menyakiti hati sepupu terbaiknya itu.

"Midam, kok Changbin tidak datang-datang ya? Tidak mengirim chat padaku juga." Felix mulai merasa tidak karuan.

Pasalnya, Changbin tadi sudah bilang mau mengunjungi apartemennya setelah kerja kelompok, namun kini sudah pukul 20.00 dan Changbin tidak juga mengirimi chat satupun. Bahkan Felix benar-benar takut Changbin marah padanya karena insiden foto di Instagram tadi.

Sungguh Felix sangat kesal dan ingin mengomeli pemilik akun itu habis-habisan jika ia tahu orangnya.

"Coba beri nomornya, biar kuhubungi." Pinta Midam. Bagaimanapun ia merasa harus bertanggungjawab atas foto itu.

Felix menurut, ia memberikan nomor telepon Changbin pada Midam. Midam langsung berusaha menghubungi Changbin.

"Aish, tidak diangkat. Nomornya tidak aktif." Midam mendesah kecewa.

"Tuh kan, apa Changbin marah padaku?" Felix mulai berkaca-kaca. Ia duduk menempel pada Midam.

"Tenanglah, aku akan bantu menjelaskan jika Changbin marah." Midam berusaha menenangkan sepupunya, walaupun ia sendiri khawatir.

TING TONG

Bel apartemen Felix berbunyi.

Midam dan Felix saling bertatapan, seakan menebak siapa yang datang.

"Eum, aku buka pintu dulu." Felix hendak berdiri, namun Midam menahan lengannya sehingga ia kembali jatuh terduduk di sofa.

"Biar aku saja." Ujar Midam.

Akhirnya Felix mengangguk, Midam mulai berjalan ke arah pintu.

CKLEK

Nah, Changbin datang.

"Eh Midam, dimana Felix?" Tanya Changbin langsung. Raut wajahnya sulit dibaca, seperti kesal bercampur panik.

"Ada di dalam, masuklah." Midam mempersilakan.

Changbin berjalan melewati Midam dan menuju ruang tamu apartemen itu. Sementara Midam memperhatikan Changbin dengan jantung yang mulai berdebar, takut Changbin akan memarahi Felix.

"Changbin? Kok baru datang?" Felix berdiri dan menyambut kekasihnya itu.

"Nah, itu masalahnya. Maafkan aku tidak bisa menghubungimu, ponselku mati kehabisan baterai dan tadi ban motorku bocor di jalan, jadi harus kutambal dulu." Changbin mendekati Felix dan memeluk erat tubuh mungil kekasihnya, menenggelamkan wajah Felix dalam dada bidangnya.

Midam baru saja memasuki ruang tamu, ia sengaja berjalan menjauhi pasangan yang sedang berpelukan itu. Ia hendak ke dapur saja mencari camilan.

"Ah Midam!" Changbin memanggil Midam sebelum pemuda itu sampai ke pintu dapur.

CLEVER DEVIL || changlix (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang