6

8.9K 1.1K 157
                                    

Jisung panik. Felix tampak sudah memejamkan matanya dan sedikit memajukan bibirnya. Suara lirih sesenggukan menandakan bahwa Felix masih menangis, walaupun Jisung tidak terlalu jelas melihat air matanya karena suasana bioskop yang gelap.

AC di gedung bioskop itu cukup tinggi, ditambah film horror yang harusnya membuat suasana semakin mencekam, namun Jisung malah berkeringat.

GLEG

Jisung menelan ludahnya kasar. Akhirnya ia memajukan wajahnya mendekati wajah Felix, dan menahan tengkuk pemuda manis di sampingnya itu.

HUWAAAA!!!

CUP

Suasana bioskop itu riuh saat sosok setan memunculkan dirinya di film, dan entah karena terkejut oleh teriakan penonton atau bagaimana, Jisung kini benar-benar menempelkan bibirnya di bibir Felix.

Hening.

Bioskop itu kembali tenang.

Jisung? Matanya membulat sempurna sementara mata Felix masih setia terpejam. Bibir mereka masih setia menempel.

DEG

DEG

DEG

DEG

Jisung yakin jika jantungnya terus berdetak secepat itu, ia bisa jantungan saat itu juga.

Sebelum kesadarannya makin hilang, Jisung melepas ciuman itu tiba-tiba. Ia kembali duduk dan bersandar di kursinya. Seluruh tubuhnya menegang. Semoga Jisung tidak lupa bernafas.

Sementara Felix?

"Terima kasih Jisungie." Felix sudah tidak menangis, kini ia tersenyum ceria dan menyandarkan kepalanya di pundak Jisung.

Sungguh polos.

Jisung butuh sekitar satu jam untuk menetralkan suasana hatinya dan juga detak jantungnya.

Satu jam? Ya.

Sampai filmnya berakhir, Jisung masih sangat gugup. Bahkan ia tidak tahu bagaimana film tadi berakhir, atau bahkan bagaimana cerita film tadi.

Lampu di gedung bioskop itu kembali menyala, kini layar besar di hadapannya tinggal menayangkan credit film.

Jisung tidak merasakan pergerakan di sampingnya, ia masih belum berani bergerak karena kepala Felix masih setia bersandar di pundaknya.

Akhirnya ia memberanikan diri menatap ke samping,

Rupanya Felix tertidur.

Jisung bernafas lega. Ia tersenyum tipis melihat keimutan sahabatnya itu saat sedang tertidur.

"Hei, bangunlah. Ayo pulang." Jisung mengusap rambut Felix.

"Ung? Sudah selesai?" Suara khas bangun tidur Felix menyapa pendengaran Jisung.

"Sudah. Baru saja." Jawab Jisung lembut.

"Setannya sudah tidak ada?" Tanya Felix pelan.

"Haha, sudah tidak ada. Aku sudah menyuruh semua setannya pergi." Gurau Jisung.

Felix terkekeh pelan. Akhirnya ia kembali ke posisinya sendiri dan mengambil tasnya, diikuti Jisung.

"Langsung pulang?" Tanya Jisung saat mereka sudah berdiri dan bersiap keluar dari gedung itu.

"Iya. Aku mengantuk." Felix mengucek pelan matanya.

"Oke, ayo." Jisung mengulurkan sebelah tangannya yang langsung digandeng Felix.

CLEVER DEVIL || changlix (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang