9

7.3K 1.1K 68
                                    

NO VOMENT = NO LANJUT 🌚

"Terima kasih sudah mengantarku pulang." Felix turun dari boncengan motor Changbin, lagi-lagi bertumpu pada pundak pemuda cuek itu.

"Tidak masalah. Aku senang bisa mengantar pemuda cantik sepertimu." Jawab Changbin.

"Aku tampan bukan cantik!" Omel Felix dengan wajah kesal, namun malah membuatnya terlihat menggemaskan.

Changbin hanya tertawa renyah.

"Suatu saat kau akan mengakui kalau kau cantik jika sudah didandani dengan pakaian pengantin." Ujar Changbin.

Namun sayang ujarannya tidak terdengar jelas oleh Felix, karena tiba-tiba saja ada motor berknalpot berisik melewati mereka.

"Hah? Kau bilang apa?" Felix meminta Changbin mengulang.

"Tidak, lupakan. Sana cepat masuk. Apartemenmu nomor berapa?" Tanya Changbin.

"Nomor 435. Mampirlah kapan-kapan." Tawar Felix.

"Bolehkah?" Changbin terkejut. Mereka bahkan baru resmi berteman hari itu.

"Boleh saja, mengapa tidak? Kau kan temanku." Felix tersenyum cerah.

"Baik. Mungkin aku akan rajin mampir, sebelum datang dengan orang tuaku."

"Eh?" Felix merasa wajahnya memanas. Ia mengerti maksud Changbin.

"Haha, tidak perlu dipikirkan. Sana cepat masuk."

"Baiklah, kau hati-hati di jalan ya!" Felix melambaikan tangannya pada Changbin sebelum memasuki gedung apartemennya.

Changbin balas melambai dan segera melajukan motornya beranjak dari sana.

Felix segera masuk ke gedung apartemennya dan menuju lift. Begitu sampai di depan pintu apartemennya, pintu itu tiba-tiba terbuka dari dalam.

"Kau lama sekali! Apa kau baik-baik saja? Seo brengsek itu tidak macam-macam kan?" Midam menariknya masuk dan mengecek seluruh bagian tubuh Felix, dari atas sampai ke bawah. Bahkan ia membuka jas almamater Felix serta beberapa kancing atas kemeja Felix demi mengecek bagian dada dan seluruh bagian leher Felix.

PLAK

"Ya! Kau ini apa-apaan sih!" Felix menggeplak kepala Midam, kemudian mengancingkan kembali kemejanya yang dibuka paksa.

"Memangnya kau pikir aku dan Changbin melakukan apa? Dasar mengesalkan." Felix naik darah.

"Ya siapa tahu saja Seo brengsek itu macam-macam padamu kan?!" Midam mengelus bagian kepalanya yang sakit sehabis digeplak Felix.

"Namanya SEO CHANGBIN, bukan Seo brengsek." Felix menekankan nama lengkap Changbin.

"Aku tidak peduli, bagiku dia brengsek. Kemana saja kalian? Mengapa lama sekali?" Selidik Midam.

"Kami makan dulu, lapar tahu." Felix berjalan ke arah sofa dan menyamankan dirinya disana. Diikuti Midam yang duduk di sampingnya.

"Makan dimana?"

"Di restoran."

"Apa makanannya enak? Dia tidak memberimu aneh-aneh kan? Kau tidak minum alkohol kan?"

Felix menatap Midam jengah. Tumben sepupunya ini menjadi benar-benar cerewet dan mengesalkan.

Felix akhirnya menarik nafas panjang, sebelum berpindah duduk di atas pangkuan Midam.

"Midamku sayang, sepupu terkasihku, aku dan Changbin hanya MAKAN SIANG bersama karena kami LAPAR. Sesudah itu, SEO CHANGBIN langsung mengantarkanku pulang, dan ia TIDAK melakukan apa-apa." Felix menekankan beberapa kata dalam kalimatnya, agar Midam benar-benar mendengar dan memahaminya dengan jelas.

CLEVER DEVIL || changlix (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang