12

7K 991 132
                                    

NO VOMENT = NO LANJUT

"Hei, kenapa captionnya begini?" Midam menyodorkan ponselnya ke arah Felix yang tengah bersandar pada pundaknya.

"Eum? Kenapa memangnya?"

"Thanks for loving me? Apa Jisung mencintaimu?"

"Haha, jangan sok tahu." Felix memukul pelan pundak sepupunya itu. Ia tidak ingin menceritakan perihal Jisung menyatakan perasaannya pada Felix di rooftop sekolah tadi siang.

"Iya sih, tidak mungkin juga uke menyukai uke." Balas Midam membantah spekulasinya sendiri.

Padahal Midam tidak tahu saja (:

Dan Felix hanya tersenyum tipis di sampingnya.

TING TONG

Bel apartemen Felix berbunyi.

"Felix atau Midam tolong bukakan pintunya!" Ny. Lee berteriak dari dapur.

"Baik umma!" Felix segera beranjak ke arah pintu dan membukanya tanpa memperhatikan siapa yang datang melalui intercom.

CKLEK

"Hai?"

"Eoh, Changbin!" Felix tersenyum cerah melihat Changbin ada di depan pintu apartemennya dengan sebuket bunga.

"Apa aku mengganggu jika bertamu sekarang?"

"Tidak, masuklah." Felix menarik tangan Changbin masuk ke apartemennya.

"Siapa yang... Aish, mengapa dia kemari?!" Midam langsung memasang wajah kesalnya begitu menyusul Felix dan melihat Changbin ada disitu.

"Kenapa sih, Changbin cuma bertamu." Felix mengabaikan Midam dan berjalan melewati sepupunya itu bersama Changbin dalam gandengannya.

"Duduklah." Felix mempersilakan Changbin untuk duduk.

"Terima kasih, ah ini untukmu." Changbin menyerahkan buket bunga yang dibawanya kepada Felix.

"Wow? Cantiknya, terima kasih." Felix menerima buket bunga tersebut dan tersenyum manis.

"Cih, untuk apa memberi bunga nanti juga layu." Midam kini duduk di sofa seberang Changbin, sembari fokus pada ponselnya.

"Aish Midam kau berisik sekali sih!" Felix melempar bantal sofa pada Midam, yang langsung ditangkap oleh pemuda jangkung itu.

"Changbin, kau mau minum apa?" Tanya Felix pada Changbin.

"Terserah kau saja, asal tidak merepotkan." Jawab Changbin dengan senyuman.

Midam jadi terkejut melihatnya, ini pertama kalinya Midam menyaksikan senyuman Changbin.

"Tunggu sebentar ya, Midam jangan macam-macam. Awas kau." Felix mengancam Midam sebelum beranjak ke dapur.

Suasana ruang tamu kini hening dan canggung. Midam fokus pada ponselnya sementara Changbin mengedarkan pandangannya berkeliling.

"Kau serius pada Felix?" Akhirnya Midam yang tidak betah dengan suasana hening mulai buka suara.

"Apa maksudmu?"

"Jangan berlagak bodoh, aku tahu kau pintar."

"Kau siapanya Felix?" Bukannya menjawab, Changbin malah mengajukan pertanyaan lain.

Midam menarik nafas sejenak, tidak langsung menjawab.

"Aku sepupunya. Sepupu terdekat sejak kecil."

Changbin mengangguk-anggukan kepalanya mengerti.

"Mengapa kau bersikap seolah-olah kekasihnya?" Changbin menginterogasi.

CLEVER DEVIL || changlix (coмpleтe ✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang