ONE STEP FORWARD

31 0 0
                                    


"Kriiiingg!!!! " Sang weker dah teriak-teriak ngasih tau.

 " Hoii...!!! pagi ini udah jam 7 , cepetan bangun malah masih molor!! ..apa gunanya gue lo kasih tugas??! " mungkin kalo bisa bicara sampe serak dia bangunin aku kali. Dengan sedikit mata masih loyo dan iler dimana-mana ( kali yaa...??) .

Akhirnya raga ini mau digerakkan juga ke kamar mandi, setelah berterima kasih dengan sang Khalik dan tak lupa merapikan tempat tidur, sambil menyambar handuk yang bertengger di hanger di belakang pintu menuju kamar mandi. Untung hari ini hanya aku yang kesiangan coba kalo banyak anak-anak kos lainnya juga pada janjian kesiangan, byuuh bakalan sibuk ambil antrian dan berisik dah! pasti kalo bukan kata "buruan" ya ketok2 pintu tandanya musti harus out segera dr kamar mandi.

"WAKKKKK!!!....Tiba-tiba, kesadaran langsung full 1000% waktu inget hari ini laporan praktikum Proses Produksi musti di kumpulin jam 10 pagi dan masih ada satu yang ketinggalan belum dianalisa, udah gitu dosennya terkenal shoot killer, biarpun asisten dosennya cenderung baik dan friendly.  Alhasil mandi 3 menit jadi, dan langsung cuuuzzz ke perpustakaan kampus untuk cari referensi.

Sebelum ke perpustakaan mampir di kafetaria, buat cari sekedar penenang cacing dalam perut dan segelas air hangat, sambil menulis dulu daftar buku yang musti dipinjam. 

"Roti bakar dan teh manis hangat ya mbak? " tanya Kardi memastikan pesananku yang baru saja datang.

" Yup! leres mas..suwun nggih! " jawabku sambil tersenyum dan merapikan sedikit buku ke samping meja sebelah kiri, dan siap menyantap sarapan kecil yang sudah disiapkan di depanku.

Aku memang termasuk salah satu orang dari sekian banyak cewek yang tidak suka kemana-mana bareng-bareng teman. Menurutku dimana aku perlu dan butuh, biarpun teman tidak ada yang menemani, pergi sendiri ngga masalah..aku cukup cuek. Oleh karena itu memang aku hanya punya teman dekat 1-3 orang saja tapi mainnya bareng anak-anak lain, ngga ekslusif hanya bertiga terus kemanapun berada. i'm absolutly NOT like that common girl. {cieee...}

"Sendirian Dit! " tanya suara yang tiba-tiba menyapaku dari arah samping, spontan aku menoleh.. " Eh, Elo Ka! iyaa, sendiri nih .." jawabku melihat Arka dan teman-temannya datang menghampiriku.

" Nah lo, ada kelas juga pagi ini? " tanyaku kemudian sambil melanjutkan menikmati sarapan rotiku  .

" Iya, nanti jam 9..cuma ini mau ke perpustakaan dulu " jawab Arka sambil menggeser tempat duduk disebelahku dan ikutan duduk sedangkan teman-temannya duduk dihadapan kami. 

Arka langsung tanya teman-temannya mau pesen apa buat sarapan. "Eh iya dit, kenalin nih temen-temen gue" kata Arka memperkenalkan teman-temannya.

"Lucky " kata seorang  temannya memperkenalkan diri. Lucky ini kesan pertama buatku orangnya  kalem, lebih pemalu dibanding yang lain. Gaya pakaiannya sederhana, dan rambutnya sedikit gondrong yang diikat ke belakang. Kesan pertama sih secara garis besar tak banyak omong, hanya sesekali saja ikut menimpali. Dari sorot matanya kelihatan dia orangnya stay cool /tenang gitu pembawaannya. Lucky asalnya dari Semarang, tapi punya rumah juga di Jogja yang ditinggali bareng sama kakaknya yang sudah bekerja dibidang hukum. 

"Pontas " lanjut temannya yang duduk disamping Lucky. Pontas memiliki postur tubuh tinggi, sedang ngga terlalu kurus. Kalau dilihat dari tampangnya kesan pertama anaknya super cuek dan ga jaim. Belakangan dengar sih dia asalnya Tarakan, Kalimantan, keturunan suku Dayak n Chinese gitu deh. Pantesan aja  kulitnya putih dan tampang Chinesenya akut.. kayak orang Korea.

Dan yang terakhir sambil mengulurkan tangannya "Halo, gue Martin" sapanya sopan dan sambil tersenyum adem. Badannya hampir sama tingginya dengan Arka dan Lucky. Anaknya cenderung kalem juga tapi juga seru dan kalau tertawa punya ciri khas giginya kelihatan dan matanya merem..pipi sedikit lebih chubby, kulitnya termasuk putih juga sih, dia asalnya dari Jakarta. [Hemm..anak metropolitan ternyata]

Jadi kalau di bikin kartun kaya F4 Meteor Garden  th 2000-an gitu dwehh..dan itu hanya tercipta  dalam khayalanku saja, of course.

Akhirnya kita duduk berlima, sambil asyik ngobrol dan menikmati sarapan masing-masing. 

"Dita, lo di panitia  jadinya seksi apa? "  tanya Arka.

"Belum tau tuh..belum gue liat pengumumannya, emang dah keluar ya? "jawabku.

"Udah, barusan kita sempet lewat mading  ngga sengaja lihat di tempel pengumumannya.." Arka menjelaskan.

Pontas menambahi " ni kita semua juga ikut panitia juga kok..eh kecuali Martin tuh, ga mau dia...payah ah ngga seru!" 

Lucky ikutan komentar "takut polpuler kali ya..hahha " candanya dibarengi dengan tawa yang lain.

Orang yang dibicarakan cuma-senyum-senyum adem saja.

Aku berdiri sambil menenteng tas pamitan sama mereka " Eh, teman-teman sori nih..gue duluan ya...musti buru-nih , bye.." pamitku tanpa menunggu reaksi mereka sambil menuju ke kasir bayar sarapan.

" Bye...Dita" mereka menjawab akur sambil senyum juga. 

Tiba-tiba Arka teriak " Yaah..kok ditinggal sih, kan bisa bareng kita" jawabnya sambil senyum ga jelas gitu ke teman-temannya, trus mereka ketawa-ketawa sambil sikut-sikutan kasih kode gitu deh. 

Aku cuma balas dengan senyum saja, " telat amat responnya "  pikirku sambil meninggalkan kantin. 



Episode Cinta SemusimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang