3. Alasan

483 32 0
                                    

Hai guysss. Long time no see hehe. Maafin aku ya update nya kelamaan pake banget hehe.



Vote dan coment banyak dong yorobunnn!!!!!!🙈😘😘😘



********

Hari udah hampir malam, dan syifa baru saja sampai dirumahnya. Sepatu adiknya sudah ada itu tandanya dia sudah pulang. Ia harus memikirkan bagaimana caranya bilang ke adiknya itu, ia sungguh hafal akan watak dan sikap adiknya itu. Semoga alasan ini yang tepat sehingga dia percaya padanya.

"Nunna pulang". Ia berteriak dari ruang tamu. Sudah menjadi kebiasaannya ia berteriak seperti ini selaku memberi tahu pada sang adik kalau ia sudah pulang.

"Nunna. Kau habis darimana saja huh?".

"Nunna abis menaruh lamaran kerja. Dan nunna udah bisa mulai berkerja besok". Ia tidak berbohong ia sungguh besok akan berkerja. Iya berkerja menjadi babu. Sungguh nasib yang sial baginya.

"Jinjayo? Kau tidak berbohong?".

"Benar. Aku tidak berbohong".

"Buatkan aku minuman. Nunna ingin berbicara dimeja makan".

"Baiklah. Tunggu sebentar". Walaupun sifat adiknya sangat menjengkelkan tetap saja ia sangat sayang pada nya. Adiknya juga sayang padanya hanya saja dia sangat keras kepala.

"Nih nunna. Minumlah. Aku tau kau pasti sangat lelah hari ini. Maafkan aku tidak bisa membantumu".

"Guanlin. Dengarkan nunna. Aku tidak pernah lelah. Percayalah. Hmn".

"Aku tau. Hanya saja kau seperti ini garagara ku".

"Hey. Tidak ada yang salah. Ini sudah takdir ku sebagai seorang kaka. Kau harus sekolah yang benar dan berjanji padaku jangan pernah nakal dan jangan bergaul pada brandalan. Arraseo?".

"Ne. Mianhae nunna. Aku janji setelah lulus akan membantu mu".

"Baiklah. Belajar yang pintar". Ucapnya sambil mengacak rambutnya itu.

"Kau tadi ingin bicara apa?".

"Jadi gini. Aku diterima disalah satu perusahaan kecil. Tapi aku harus berkerja dibusan. Jadi mau tidak mau aku harus ngekos disana untuk mengirit biaya ongkos".

"Jadi kau ingin meninggalkan ku nunna?".

"Tidak guanlin. Nunna tidak meninggalkan mu. Nunna berkerja gini hanya untuk mu. Percayalah".

"Aku tau. Hanya saja aku tidak terbiasa sendiri. Aku selalu dengan mu".

"Nunna akan pulang kok setiap weekend. Dan weekend kita akan mengabiskan waktu bersama. Ayolah guanlin, kamu sudah besar. Sudah smk. Jadi nunna berharap kau bisa menjaga diri eoh?".

"Aku tau nunna. Lagi kenapa kau mau saja terima perkerjaan itu. Busan seoul jauh. Nanti aku bagaimana".

"Kau manja sekali. Dengarkan nunna. Aku berkerja disana karna gajinya yang lumayan besar. Jangan takut. Aku akan sering mengirim mu uang ke rekening mu. Tapi kau harus berjanji jangan memakai uang itu dengan boros. Dan aku akan menyetok persedian mu selama seminggu sekali. Kau harus janji pada nunna. Kau tidak boleh nakal. Kalau sampai itu terjadi aku tidak segan segan memecatmu sebagai adik. Arraseo?!!".

"Baiklah aku mengerti. Kau juga dirimu. Kalau ada apa apa kabarin aku. Selalu tukar kabar kalau kau ada waktu. Aku pasti akan merindukan mu nunna".

"Nado uri dongsaeng".

"Semangat nunna. Aku janji akan lulus dengan nilai yang membuat mu bangga".

"Semoga. Kau jaga diri baikbaik. Kau boleh mengajak teman mu itu. Asalkan jangan perempuan. Salalu bersihkan rumah".

"Aku tau dan paham nunna".

"Adik yang pintar".

"Yasudah nunna mau merapihkan baju dulu. Kau buatkan makanan untuk makan malam. Kau bisakan?".

"Itu memang tugas ku. Kau sungguh lucu".

"Terimakasih pujiannya adikku".

"Ahiya nunna. Dan daniel hyung bagaimana?".

"Bilang saja aku pergi jauh. Teman mu itu sungguh keras kepala mengejarku. Aku lelah".

"Begitulah dia. Dia sudah sangat cinta padamu nunna". Ucapnya sambil tertawa.

"Tapi aku tidak. Yasudah aku kekamar dulu".

Begitulah guanlin walaupun sifatnya yang keras kepala tapi dia tidak bisan jauh dari nya. Guanlin memang manja padanya, itu sudah kebiasaannya sejak ia kecil. Mempunyai adik laki laki seperti guanlin kebahagiaan tersendiri baginya. Guanlin begitu sayang padanya.

Babu•JeonjungkookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang