GGS [Ganteng-Ganteng Seringibul]

2.6K 236 9
                                    

Pada suatu sore, di sebuah halte tampak seorang gadis tengah mendumal tiada henti.

"Si Ino kemana sih?! Dia yang gak mau telat, eh dia yang ngaret." Gerutu gadis berkerudung merah marun itu untuk kesekian kalinya. Mereka memang janjian untuk buka bersama setelah keduanya selesai dengan pekerjaan mereka.

Nama gadis yang tengah kesal itu sejenis dengan bunga. Bukan, bukan mawar apalagi kamboja. Nama gadis itu adalah Sakura, Sakura Azzahra lebih tepatnya. Gadis yang memiliki helaian merah muda di balik kerudungnya, serta warna hijau dimatanya. Hijau bukan karena mata duitan, walaupun Sakura masih doyan juga sama yang namanya fulus namun gadis itu bukan cewek matre. Sakura anak baik, itu kata Tobi anak tetangganya.

Mata hijau Sakura hanya akan bersinar jika di hadapkan dengan dua hal. Pertama adalah do it (itu bahasa inggris nya fuluss) dan kedua adalah cogan alias cowok ganteng.

Seperti saat ini. Sakura berbinar kala netra hijaunya menangkap radar orang ganteng yang baru saja mendudukkan diri disampingnya. Pantesan aja Sakura ngerasa kayak ada angin semliwir gitu, ternyata ada cogan nyangkut disini.

Netra hijau Sakura masih terpaku pada sang cogan kala kepala raven pemuda itu menoleh kearahnya.

Sakura tertegun. 
'dari samping aja ganteng,dari depan malah tambah ganteng' Inner Sakura nosebled seketika.

Sakura tersenyum cangung karena tertangkap basah memperhatikan sosok disampingnya.

"Pulang kerja ya, mas?" Sakura SKSD. Kepalang basah deh, nyebur aja sekalian. 

Cogan itu mengangguk sebagai jawaban.

Sakura ber'oh' ria, kemudian terdiam. Niatnya sih mau kenalan, tapi liat respon si cogan kayak gitu jadi takut juga. Iya takut, takut di kacangin. Sakura kan gak suka kacang, sukanya pilus.

Hening beberapa saat.

"Mba, namanya Sakura ya?" Pertanyaaan sang cogan memecah keheningan dan membuat Sakura kembali menoleh.

"Kok tau?" Tanya Sakura heran. Sepintas gadis itu berpikir, apakah si ganteng ini mau merayunya? Kayak Andre Tauladan di acara lenong yang sering di tonton Sasori itu. Seketika innernya pun cengengesan tidak jelas.

'rayu aku bang, rayu!'

"Karena namamu tertulis di buku itu." Cogan itu menunjuk buku di pangkuan Sakura yang memang terdapat nama gadis itu disana.

Sakura terkekeh akward, sedikit merutuki innernya yang Ge-eR tingkat akud. Tapi kenapa bukan kalimat "Karena namamu tertulis di hatiku" saja yang keluar dari bibir si cogan?

"Kerja di mana mas?" Sakura kembali bertanya. Mengabaikan innernya yang tengah menangis bombay karena tidak jadi di gombalin.

"Saya cuman karyawan biasa, mba." Jawab si cogan kalem.

"Karyawan ya? ngomong-ngomong kalo karyawan gajinya berapa mas?" Sakura kepo, maklum dia kan seorang dokter anak.

"Gaji cuma 50jt, tunjangan paling 10jt/minggu."

Jawaban sang cogan membuat mata hijau Sakura melotot karena takjub. 'widiih tajir tjuy' batinnya.

"Tinggalnya dimana mas?" tanya Sakura lagi.

"Di kemang, mba."

"Pasti rumahnya gede ya Mas?" Sakura bertanya karena setaunya daerah itu adalah kawasan elit.

"Nggak juga Mbak, cuma sanggup ambil yang 20rb m2, dan cuma ditingkat 3. Sebetulnya masih kurang sih, soalnya masih banyak mahasiswa yang pengen ngekost di rumah saya juga"

Tambah berbinarlah mata hijau Sakura.  'kereeeeeen! jiwa bisnisnya okeeeee'

"Mobilnya berderet dong Mas"

"Mobil mah sesuai kebutuhan aja sih Mbak"

Sakura mengernyit. "Maksudnya?"

"Ya, kalau lagi sendiri, pake Lamborghini, kalau lagi bawa temen banyak pake Alphard, kalau pulang kampung pake Pajero soalnya kampung saya di kaki gunung." Jelas si cogan berambut pantat ayam itu.

"Tapi kok sekarang Mas nya naek bus?" Tanya Sakura bingung. 

"Saya cuman pengen ngerasain naek kendaran umum aja, Mba." 

Sakura ber 'oh' ria.
"Kalau istrinya pake mobil apa Mas?" tanya Sakura kalem, padahal dalam hati was-was tingkat dewa. 'semoga aja belum punya waifu, alias jomblo kayak gue' doa Sakura si anak sholeh(ah).

Si cogan tersenyum malu. "Saya belum punya Istri, Mbak."

'ya ampun, lampu ijoooooo' inner Sakura berteriak girang.

"Mas suka ngerokok ngga?"

"Nggak Mbak, saya nyium asepnya aja nggak kuat."

'waah sehat dompet, sehat fisiknya juga' batin Sakura senang.

"Mmhh.. kalau minuman keras?"

"Haram lah Mbak"

'beragama juga' tambah senang lah Sakura.

"Emang Mas nggak suka dugem?"

"Nggak lah Mbak, takut kesiangan bangun buat tahajud."

Sakura makin klepek-klepek 'aiiihhh laki-laki sholeehhh, cocok niihhh buat dijadiin suami' batinya.

Padahal belum tentu juga si cogan mau jadi laki Sakura. Mengabaikan bisikan ghaib yang menurutnya menyebalkan itu, Sakura kembali bertanya. "Mas udah haji ya?"

"Alhamdulillah sudah Mbak, kemarin terakhir sama keluarga besar, umroh juga alhamdulillah tiap tahun."

'waaahhh kalo gue jadi istrinya, bakal umroh tiap tahun juga' Sakura kembali membatin.

"Hmm... Mas keren ya, banyak duit tapi low profile. Ngomong-ngomong, mas namanya siapa? daritadi kita ngobrol panjang lebar, tapi saya belum tau nama Mas siapa."

"Nama saya Sasuke, Mba."

"Owh, kalo boleh tau Mas Sasuke hobinya apa?" tanya Sakura untuk kesekian kalinya. Ia tidak peduli dianggap kepo atau apa, yang penting Sakura tau banyak tentang calon imam masa depannya ini.

"Hobi saya ngelantur Mbak, kayak sekarang ini." Jawab Sasuke si cogan tanpa dosa. Pemuda tampan itu pun bangkit dari duduknya dan melangkah memasuki bus yang entah sejak kapan sudah nangkring di hadapan mereka, meninggalkan Sakura yang melongo pol-polan di belakangnya.

Sakura masih shock dengan kenyataan ternyata si cogan itu GGS, alias Ganteng Ganteng Seringibul. Jadi semua kata yang keluar dari bibir seksi si cogan itu dusta? hanya bohong belaka? kalo gitu, percuma dong Sakura baper.

Sedangkan di dalam bus, Sasuke terkekeh melihat wajah ngenes gadis bermata hijau yang masih terdiam di bangku halte dari balik kaca jendela mobil persegi panjang yang bisa mengeluarkan bunyi telolet itu. 

Selesai

Oneshoot SasuSaku FF [Islami-Content] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang