Just a Friend

218 38 9
                                    




Matahari mulai tenggelam di ufuk barat. Lampu-lampu mulai menghiasi kawasan Sangam senja itu. Minhyun terlihat termenung menatap sekeliling Restoran miliknya yang terlihat lengang sepi pengunjung. Tangannya bergerak mencoret-coret kertas putih dengan pena hitam yang ia pegang. Sesekali perhatiannya tertuju kearah pintu seolah tengah menanti kedatangan seseorang. Namun tidak ada satupun yang memasuki Restoran itu.

"Ha Sungwoon? Siapa dia?"

Tanya Jonghyun tiba-tiba dan pemuda itu menyodorkan kepalanya mengintip sebuah tulisan hasil karya coretan Hwang Minhyun, kawannya.

"Wah, jadi nama pemuda it-"

"Kim Jonghyun!!"

Dengan spontan Minhyun melempar penanya kearah Jonghyun yang berlari ke dalam dapur. Minhyun mengumpat kesal ketika terdengar gelak tawa Jonghyun dari balik tirai yang memisahkan ruang dapur dan tempat kasir ia berdiri saat ini.

Hembusan nafas panjang keluar dari sela-sela bibir tipis Minhyun. Hari ini dirinya terlihat murung dan tidak seperti biasanya yang selalu cekatan dalam bekerja. Seharian dibalik mesin kasir ia berharap sosok yang hampir setiap hari mengunjungi Restorannya itu datang berkunjung. Namun hingga senja tiba, tidak ada tanda-tanda sosok yang ia tunggu.

"Apa masih sakit? Separah itu kah?" gumamnya mulai gusar.

Ia melempar arah pandangannya menuju luar jendela dan saat menangkap dua orang berperawakan tinggi yang baru saja keluar dari Daycare. Minhyun pun bergegas keluar Restoran dan menghampiri dua pemuda itu.

"Permisi..." sapa Minhyun dengan sopan dan membungkukkan badannya dengan hormat. "Apa hari ini Ha Sungwoon tidak masuk kerja?" tanyanya.

Kedua pemuda itu saling memandang bingung karena tiba-tiba orang asing mempertanyakan keberadaan Sungwoon.

ㅡㅡㅡ

Sungwoon melangkahkan kakinya keluar dari kamar mandi sembari mengeringkan rambutnya yang basah sehabis keramas. Setelah dua hari penuh ia beristirahat diatas kasur, akhirnya Sungwoon merasa kondisinya segar kembali. Namun beristirahat total selama dua hari tentu membuat Sungwoon merasa sangat jenuh. Biasa menghabisakan hari-harinya di Daycare bersama anak-anak membuat Sungwoon merasa sangat merindukan mereka.

Pemuda itu bergegas menuju pintu depan ketika tiba-tiba terdengar bunyi bel dari arah pintu Apartmentnya. Betapa terkejutnya Sungwoon ketika melihat sosok yang tidak pernah ia sangka akan berkunjung dan bertamu ke tempat tinggalnya yang kecil ini. Beberapa kali ia mengerjapkan mata tidak percaya dengan apa yang ia lihatnya memastikan bahwa itu bukan mimpi.

Hwang Minhyun telah berdiri di depan pintu apartmentnya dan di hadapannya saat ini.

Sementara itu, Minhyun melambaikan tangannya dan menyapa Sungwoon yang masih mematung dihadapannya. Ia menyerahkan sebuah kantong plastik kepada Sungwoon.

"Aku membawakan bubur hangat untukmu," ujarnya lembut sambil memamerkan senyuman andalannya. Senyuman yang mampu membuat hati Sungwoon menjerit-jerit tak karuan.

Dengan kaku Sungwoon mempersilahkan Minhyun untuk masuk ke dalam apartmentnya. Minhyun mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru isi apartment Sungwoon. Ruangan yang serba putih itu terlihat sangat nyaman untuk ditinggali. Dapur, tempat tidur dan ruang tv semua menjadi satu di dalam apartment itu. Letak kasur yang langsung bersebelahan dengan jendela besar yang mengarah kearah barat memberikan pemandangan kota Seoul yang indah serta dapat melihat matahari terbenam dari situ.

Sweet SensationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang